4. Luka pada Lukisan

5 0 0
                                    

"Jadi dia bener pacar lo?" tanya Nero yang masih penasaran akan hubungan Delvia dengan Alkana.

"Kepo!" Kesal Alkana karena Ner yag selau mengangganya.

"Dih, yaudah kalo gamau jawab. Kaya ceeek PMS aja lo" Nero kembali memainkan game di Hp nya. Alkana menatap sengit lelaki disampingnya itu.

Nero merasa jengah, suasana di kelasnya benar-benar membosankan. Ia meletakan Hp kedalam saku bajunya dan bersiap untuk pergi meninggalkan kelas, namun terhenti karena Alkana lebih dulu melenggang pergi.

"Mana lo?" Tanya Nero ketus.

"Bacot Lo!" balas Alkana tak kalah ketus. Nero berjalan menuju pintu kelasnya lalu berbalik " Woy, kalo ada guru bilang gue izin, mau bolos" Teriak Nero.

"Heh lu mau izin apa bolos. Plin Plan banget lu Ro" Ucap Rama yang heran dengan ucapan aneh sahabatnya itu.

"Dua-duanya"

"Gue ga diajak?" tanya Rama.

"Males gue sama orang cerewet" ucapnya sarkas lalu pergi meninggalkan ruang kelas yang penug dengan kebisingan.

"Wanjir tu bocah" Umpatnya, walau Nero telah menghilang dari hadapannya.

Nero berjalan dengan Alkana yang berada di depannya.

"Ngapain lo ngikutin gue?" Tanya Alkana sembari memicingkan matanya menatap Nero dengan penuh rasa curiga.

"Ge'er banget lo" ucapnya lalu berbelok menuju ruang musik berada.

Nero merupakan anak musik di sekolahnya, ia menamai grupnya 'Laskar' bersama Rama dan Fandy. Nero sebagai Vokalis, Rama sebagai gitaris dan Fandy sebagai drummer.

Nero memasuki ruang musik, namun langkahnya terhenti ketika melihat sesosok wanita yang tengah duduk memunggunginya dengan rambut hitam panjang sebahu yang tergerai.

"Waduh kok nyeremin ya?" gumamnya. Nero melihat kearah kaki gadis itu,
"Napak kok kakinya" ucapnya pada dirinya sendiri. Nero berjalan mendekat dengan perlahan-lahan agar tak ketahuan, "Wangi anjir" ucapnya pelan ketika mencium wangi ginseng yang menyeruak masuk kedalam indra penciumannya. "Rambutnya bagus" gumamnya yang tanpa sadar memegangi rambut gadis itu.

Merasa ada yang meraba rambutnya, gadis itu lekas berbalik dan, "Aaaaa" teriak gadis itu lalu dengan sengaja menumpahkan cat air yang ada ditangannya.

Nero terkejut akibat siraman yang dilakukan gadis itu. "Muka ganteng gue?" teriaknya.

"Eh So-Sorry" Ucap gadis itu gelagapan.

"Delvia?" panggil Nero ketika matanya melihat sosok gadis di hadapannya.

"Nero? eh sorry banget ya, tadi gue refleks" ucapnya panik.

"Iya gapapa, untung lo nyiramnya pake cat air doang. Ga sampe mukul pake kanvas" guraunya membuat Delvia menahan senyumnya.

"eum ini" Delvi menyodorkan sebuah tissu basah kepada Nero yang lekas diambil oleh lelaki itu.

"Thanks" ucapnya sembari membersihkan wajah dan bajunya yang kotor.

"gausah makasih karena emang gue yang salah" ucapnya.

"Bukan lo yang salah kok. Ini karena gue ga sadar megang rambut lo. Soalnya gue kira lo hantu" ucapnya jujur.

"Hahaha bisa aja lo" balas Delvia sembari memukul sedikit lengan Nero.

"Dih megang-megang" gurau Nero membuat gadis didepannya langsung mundur seketika.

I AM SWAG 'YOLO'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang