Chapter 27 | Acara Kelulusan

231 16 0
                                    

"I want to find myself in those eyes, please look at me." -unknown

***

Besok. Hari dimana Nichol dan teman-teman satu angkatannya akan melaksanakan kunjungan terakhir mereka kesekolah yang telah mereka datangi setiap hari, yang telah menjadi rumah kedua mereka selama tiga tahun itu. Hari dimana mereka mungkin bertemu teman mereka untuk terakhir kali sebelum bertemu lagi dengan seragam masing-masing. Besok adalah waktu yang tepat untuk mengucapkan terimakasih kepada guru yang telah membimbingnya selama tiga tahun, yang telah menjadi orang tua kedua yang sabar menghadapi sikapnya yang terkadang tidak menurutinya.

Itu semua adalah kenangan yang patut dia ingat. Karena masa SMA adalah masa dimana orang-orang mengukir masa muda mereka dengan teman-teman. Membuat masa-masa yang tidak akan pernah mereka lupakan, dan akan dijadikan bahan pembicaraan saat mereka bertemu lagi.

Berbeda dengan Nichol yang besok akan melangsungkan acara kelulusannya, Nabila sedang mempersiapkan penampilannya untuk besok pagi. Disaat teman-temannya tengah menikmati libur semester mereka, ia adalah satu-satunya murid dikelasnya yang masuk untuk besok.

Ia sudah siap dengan puisinya. Ia juga sudah siap untuk membacakannya didepan kakak kelasnya yang sudah lulus itu. Apalagi kakak kelasnya yang satu itu. Siapa lagi kalau buka Nichol. Kalian ingat? Setelah dulu Nichol mengajaknya pulang dan makan bareng, ia kembali menganggu Nabila dengan sejuta perbuatan yang tentu saja membuat jantung Nabila tidak normal. Tapi kegiatan itu ia hentikan saat ia harus benar-benar fokus pada Ujian Nasionalnya.

Apa Nabila senang dengan hal itu? Oh iya, tentu saja. Ia sangat senang diperlakukan seperti itu oleh orang yang ia suka. Ia malah lebih senang ketika Nichol menghentikan tindakannya itu, bukan karena ia tidak menyukai Nichol, tapi karena ia bisa memberikan waktu untuk jantungnya berdetak dengan normal. Selain itu, perasaan sedih juga terselip didalam hatinya, bahwa setelah ini, ia mungkin tidak akan bertemu dengan Nichol lagi.

Tapi ia tetap bersemangat untuk besok. Ia akan membacakan puisi yang sudah ia buat berbulan-bulan lalu. Apa kalian tau apa yang sepesial dari puisi itu? Tentu saja itu untuk Nichol, tapi ada yang lebih spesial. Ini pertama kalinya Nabila membuat puisi untuk tampil jauh-jauh hari. Bahkan sudah berbulan-bulan. Biasanya, meskipun akan mengikuti lomba atau semacamnya, ia hanya menyiapkan puisinya seminggu atau dua minggu sebelumnya.

Ia sekarang sedang menyiapkan baju yang akan ia pakai besok. Ia menyiapkan kebaya yang akan ia pakai besok, yaitu kebaya dengan atasan berwarna putih dan rok batik yang biasa disebut jarik atau sewek dalam bahasa jawa. Ia akan mengenakan highheels coklatnya. Itu adalah highheels satu-satunya yang ia punya. Itupun ia membelinya saat SMP karena ada tugas praktek.

Ia sudah menyiapkan semuanya termasuk naskah dan beberapa hal lain yang ia butuhkan untuk besok, dan kemudian ia tidur dan bersiap untuk penampilannya besok.

..........

Nabila's POV

Jam enam pagi, gue udah ada disekolah. Gue kesekolah cuma pake baju biasa sih, tapi masih sopan. Gue baru masih dirias dulu. Tenang aja, riasnya natural kok. Jadi gue baru pake kebaya ya pas disekolah. Jam tujuh, gue udah selesai dirias. Tapi acaranya masih jam delapan, hmmm masih lama. Gue belajar lagi, coba baca puisinya lagi. Biar lebih mendalami gitu.

Sekarang setengah delapan, udah mulai ada yang dateng. Dan OSIS juga lagi sibuk-sibuknya. Banyak yang mondar-mandir. Gue akhirnya nyudahin aktivitas gue. Dan tiba-tiba ada salah satu panitia yaitu anggota OSIS yang nggiring gue kesalah satu ruangan untuk briefing. Setelah briefing, gue disuruh siap-siap keaula. Dan gue pake highheels dengan kenyaman yang low banget. Karena gue sama sekali gak suka pake highheels, karena gue anaknya rada-rada tomboy.

Eyes Contact [Jefri Nichol]Where stories live. Discover now