" jangan pergi, jangan tinggalin lala lagi.. jangan.. "ujarnya seraya mengeraskan genggaman tangannya yang saat ini sedang tergenggam oleh tangan seorang pria, dengan mata yang masih terpejam dan suara yang parau.
Keenan menghela nafas gusar sambil menatap iba ke arah gadis yang sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Gadis itu tertidur namun tak henti mengucapkan beberapa kalimat seperti barusan.
Iya, dia mengigau.
"dia pasti sembuh nan" ucap melly sembari mengusap punggung keenan dengan lembut dan tersenyum manis. Keenan hanya menoleh dan tersenyum balik menanggapi ucapan melly kemudian kembali terfokus pada gadis yang sedang menggenggam tangannya saat ini. "gue gaakan pergi lagi la, sembuh la demi gue, lo kuat.." cicit keenan kemudian membawa tangan gadis itu kedalam dekapannya kemudian mengusap pelan rambut gadis itu.
"keenan ?"
Sontak sang pemilik nama mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Disana berdiri sosok gadis yang pernah hadir kedalam hidupnya.
Masih sama, cantik dan anggun.
"..."
"nan, ngapain disini? Kalian saling kenal?" ujarnya sambil mengarahkan matanya menatap bingung ke arah tangan gadis yang berada di dekapan keenan.
"iya" jawabnya dingin kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"nan dia siapa?" tanya melly dengan tampang bingung. Keenan kembali menatap dingin ke arah pintu lebih tepatnya ke arah gadis anggun itu, kemudian rahangnya mengeras dan mengecup punggung tangan yang ada di dekapannya lalu ia bangkit. " ayo kita pergi mel "
"dia. Siapa. Keenan arkananta?!" tanya melly ulang dengan sedikit menekankan nada di setiap katanya.
"nama saya niken" gadis anggun itu menyodorkan tangan untuk bersalaman tanda perkenalan diri ke arah melly sambil tersenyum manis. Keenan mengangkat satu alisnya kemudian tersenyum sinis sambil menatap kearah uluran tangan niken lalu pergi begitu saja melewati keduanya sehingga menabrak tangan niken.
"melly sayang, ayo kita pulang. Gue muak disini" tutur keenan ketika ia telah berdiri di ambang pintu kamar rawat.
Melly mengangkat sebelah alis nya kemudian memasang tampang seperti mengatakan 'apaansi kambing?! Lo pms ha?' ke arah keenan yang masih menunggu dengan tampang santainya.
"nama gue melly, sorry gue duluan ya?" ujar melly yang kemudian di balas anggukan oleh niken.
'nan, masih benci gue ya?' batin niken sambil menatap sendu ke arah punggung keenan yang kian lama semakin menjauh kemudian hilang di balik pintu kaca.
YOU ARE READING
who knows (?)
Teen Fiction"karena gue selalu ngerasa gapernah layak untuk dicintai sama laki-laki lain nan! gue ga sebaik yang lo kira. jadi gue mohon, jangan pernah lo punya perasaan lebih ke gue. karena gue gamau ngerasain kehilangan lagi untuk yang kesekian kalinya nan "...