Part 2 : Yeah I Wish!

14 0 0
                                    

Benar kata si wanita gemuk itu. 15 menit setelah dia pergi ada panggilan yang memanggil namaku kesebuah ruangan dari sebuah speaker. Ruangan yang dituju terletak tidak jauh dari tempat kubikel pekerja ini. Aku langsung pergi keruangan itu dan masuk. Ruangannya cukup sama seperti ruangan petinggi divisi yang ada di kantorku dulu, tak ada yang beda. Aku menatap seorang lelaki yang sedang duduk kursi putar dengan santai. Dia berdeham
"Silahkan. Manda Sophia Darwis. Duduk" ucapnya sambil membaca Formulir.
Aku menuruti apa kata pak bos baruku ini. Aku duduk di kursi yang ada dihadapannya. Bos baruku ini lebih muda dari bosku yang dulu, tapi perbedaan yang paling kontras adalah bos baruku ini tidak segemuk bos lamaku. Pak Hendar. Dan dia masih muda.
"perkanalkan. Nama saya Marco. Bos baru kamu. Senang bertemu denganmu Manda" Aku membalasa senyum dari pak Marco ini.
Kalau dilihat-lihat sepertinya dia adalah orang yang baik. Sama seperti pak Hendar. "Maaf. Apa yang membuatmu dipindahkan ke kantor ini.." Pak Marco membalik kertas yang sudah ada ditangannya sejak aku masuk.
"Mmm... Sebuah kecerobohan. Aku salah memfilter kebutuhan client, sehingga terjadi mis komunikasi dan aku meninggalkan client begitu saja saat meeting. Begitulah Pak" jelasku jujur.  "mmm.. ya..begitu..." ulangku sambil mengagguk. Pak Marco menatapku heran sambil terkejut.
"Beruntung sekali Pak Hendar tidak memecatmu saat itu juga"
"ya. Lucky Me" jawabku. Bos tidak akan berani memecatku karena aku tahu bos sangat membutuhkan pekerja yang rajin seperti aku.
"Tapi bagaimana bisa pekerja sepertimu melakukan kecerobohan. Melihat riwayat kerjamu semuanya hampir perfect. Dan klien yang kamu hadapi itu bukan main-main loh. Tapi aku tidak mau tahu jawabannya sekarang karena aku memanggilmu hanya untuk memberi tahu jobdeskmu seperti apa" jelas Pak Marco
"Ya.. "
"Pekerjanmu tidak jauh beda dengan pekerjaanmu sebelumnya" Ucapnya sambil berdiri dari kursi "hanya saja client yang kau urus tidak selevel dengan pekerjaanmu yang sebelumnya, karena levelnya lebih rendah maka akan terasa sulit untuk mengerjakannya. Jadi semangatlah"
Aku menjawabnya hanya dengan sebuah anggukan. Catatakan kerjaku dalam mengurus sebuah client selalu baik sebelum hari itu. Dan akupun sudah banyak betemu dengan berbagai client jadi aku optimistis saja bahwa aku akan mengerjakan pererjaan ini dengan baik.
"Ada pertanyaan? " tanya Pak Marco. Aku menggeleng.
"Bagus" ucapnya sambil berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Silahkan menuju meja kerjamu dan selamat bekerja"
Aku bangkit dari tempat duduk dan berjalan keluar melawati pintu itu sambil mengucapkan terima kasih pada pak Marco. The Job begin!
***
Sudah masuk jam istirahat, tapi kerjaanku belum beres. Sedikit lagi. Aku memutuskan untuk membereskan kerjaanku lalu setelah itu makan siang. 5 menit kemudian it's done. Aku bangkit dari kursiku dan melihat sekitar. Kosong. Semuanya sudah pergi istirahat sepertinya. Aku menggelengkan kepalaku pelan. Aku belum hapal daerah sini, aku belum tahu dimana letak Toiletnya, aku belum hapal dimana letak pantrynya, juga kantin.
Aku berjalan pelan sambil mengitari dan mengahapal-hapal jalan diruangan ini, cukup mirip dengan kantorku sebelumnya tapi disini lebih sempit dan terlalu banyak ruangan. Aku berjalan sampai ujung lorong ini dan sekilas wangi masakan disebelah kanan. Aku berbelok kesebelah kanan, dan akhirnya diujung koridor itu adalah kantin. Aku langsung bergegas masuk kedalamnya. Langsung suara berisik menyambutku di kantin itu. Luar biasa banyak sekali orang disini. Harusnya bos membuat tempat ini lebih luas. Aku berjalan dan memutuskan untuk makan sesuatu yang cepat. Karena aku sangat lapar. Setelah aku membawa makanan yang aku pilih dengan nampan. Aku berjalan mencari tempat, aku menemukan dua tempat yang kosong, aku memilih tempat yang dekat dengan jendela.
Aku mulai menyantap makann siangku. Sedeharna saja, hanya nasi beserta lauk dan sayur. Lalu satu gelas air putih. Aku mengehla nafas. Rasanya sangat membosankan. Apalagi seorang diri, tidak ada pacar, dimutasi, dan sebatang kara. Sial.
"Boleh join? "
Tiba-tiba sebuah suara menyapaku ketika aku sedang menyuapkan sendok pertamaku. Aku menatap ke sumber suara dan oh my God! Aku ingin teriak saat itu juga. Sendokku yang aku pegangpun terjatuh kembali ke piring. Oh astaga Tuhan! Laki-laki ini...
" Elo? " laki-lali itupun sama terkejutnya denganku.
Aku tidak menjawab. Aku masih terkejut, tidak percaya. ya Tuhan, apalagi ini? Tolong jangan bilang ini serius. Tuhan tolong bangunkan aku sekarang jika ini adalah mimpi.
Laki-laki itu langsung duduk dihadapanku dan mendekat padaku " Elo! Elo yang waktu itu di Bali kan?! " ujarnya dengan nada tak percaya.
aku panik dan langsung menutup mulutnya dengan tanganku dengan spontan. " Aaa! Sst sst sst!"
"Bisa ga sih lo ga ngomong kenceng-kenceng? " ucapku sambil melap tangan kananku dengan tisu. Ya Tuhan, ini nyata. Aku bisa pegang wajahnya.
" sorry... " balasnya pelan " tapi bener kan? Lo cewek yang waktu itu? " celetuk laki-laki itu itu sambil menatapku.
Aduuuh! Apa-apaan sih cowok ini! Ujarku dalam hati.
Aku tak menjawab pertanyaannya. Karena memang itu tidak perlu dijawab. Sudah terlihat dengan jelas kalau… yah …aku adalah wanita yang dia maksud.
Aku benar-benar merinding sekarang. Aku tidak menyangka akan bertemu dia lagi, bahkan yang tidak aku percaya dan baru aku sadari sekarang adalah kami sekantor. Kantor tempatku mencari nafkah! Sekali lagi ku ulangi Tempat mencari nafkah sampai aku mati mungkin! Kenapa Tuhaaaan?!
"Gue ga pernah tau kalo lo kerja disini juga" ujar laki-laki itu masih dengan wajah terkejut. Aku menatapnya heran. Apaan sih cowok ini? Bicara seenteng itu, seakan ga pernah ada yang terjadi. Dasar sialan! Ah sepertinya wanita yang sudah tidur dengannya itu banyak sekali sehingga hal itu seperti biasa saja buat dia?
"Lo anak baru ya?"
Aku menarik nafas. Mencoba mengontrol emosiku.
Ih! Sok tau banget! Gue udah senior! Kembali aku bergumam dalam hati.
"Bisa ga lo ga sksd sama gue? " ucapku sambil menunjuk wajahnya dengan sendok. Aku sudah sangat kesal sekali dengan dia.
Laki-laki itu mengerutkan kedua alisnya sambil tersenyum. Manis. Memang tidak bisa aku hindari, dia adalah laki-laki manis dan tampan yang pernah aku lihat dalam dunia nyata, maksudnya bukan di televisi ataupun di media cetak. He's totally handsome man alive. Badannya yang pas. Kulitnya yang putih bersih. Matanya yang tajam, sedikit sipit. Rambut hitamnya yang pendek selalu tertata rapih. Not my type but he has good looking at all.
Sial Manda! Tapi tetep aja dia brengsek! Dia udah tidur sama lo! Berani-beraninya nge seks sama lo! Lo ga boleh suka sama dia!
"Gue cuman nanya aja kali. Sewot banget. Aslinya galak ya, sayang banget padahal... "
"Eh diem! Diem! Diem! Jangan ngomong lagi!" aku tahu dia mau membicarakan apa. "gue pengen lu.. "
"Dri lo ga gabung disana?" tiba-tiba sebuah suara memotong perkataanku.
Aku dan lelaki itu langsung menatap kesumber suara. Seorang laki-laki juga.
"Tadi disana penuh. Gue disini. Ketemu teman lama" ucapnya sambil nyengir.
Apa? Temen lama? Waw! Aku tercengang!
Aku menatapnya gemas. Sejak kapan aku berteman dengan dia? Ih bener deh ni cowok nyebelin banget! Tapi... Dri? Laki-laki yang sedang mengobrol dengan dia memanggilnya dengan “Dri”.
Aku memang belum tahu namanya siapa. Saat di Bali, aku tidak menanyakan namanya, ya karena untuk apa, toh niatku juga tidak ingin bertemu dengannya lagi. Tapi rasa penasaranku malah muncul. Aku mencoba mengintip name tag yang biasa pegawai pakai, namun sayang name tagnya dia pasang terbalik. Oh sial.
"lo lagi ngapain? " ucap si lelaki itu.
Ternyata mereka sudah selesai mengobrol dan aku ketahuan sedang melakukan sesuatu mengintip name tag nya. aku langsung mengalihkam pandanganku.
"Engga. Eh.. maksud lo apa temen lama?! Kita baru kenal please dan ga mau kenal! " ucapku memgalihkan perhatian.
"ya suka-suka gue dong" lelaki itu melanjutkan makannya.
Aku mendengus kencang dan menghabiskan dengan cepat makan siangku , ingin rasanya pergi dari tempat ini, pria ini sungguh membuatku tidak nyaman. Aku harap dia segera melupakan kejadian saat di Bali itu dan tidak menceritakannya pada siapapun! Yeah I wish!
***

Thank you for read my story, please Comment. I would like to read all of your comments. Thank you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TROUVAILLE : Amanda AdriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang