Prolog

249 20 0
                                    

[Seoul 2010]

Bulan sabit di langit terlihat cantik di sebelah tingginya menara Namsan yang menjadi ikon kota Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan sabit di langit terlihat cantik di sebelah tingginya menara Namsan yang menjadi ikon kota Seoul. Masih dapat terdengar suara tawa ringan dari beberapa orang yang berkerumun di sekitar sana, beberapa anak remaja duduk-duduk sambil memakan camilan, dan masih ada juga turis yang berfoto walaupun sudah gelap. 

Musim panas di Seoul membuat siapa pun menjadi tidak betah pulang ke rumah, daripada menghabiskan waktu kepanasan di dalam lebih baik mencari udara segar, lagi pula langit musim panas pun terlalu sayang untuk dilewatkan. Tidak ada awan malam itu, walaupun begitu tidak nampak juga bintang di langit, sulit untuk menemukan bintang di langit kota besar.

Seorang gadis duduk di undakan depan menara sambil memandangi kakinya, ia menghela nafas panjang. Ia dapat merasakan perih di belakang kakinya karena kulit yang terluka. Sehingga ia memutuskan untuk diam di sana terlebih dahulu karena terlalu perih untuk berjalan.

"halo?? Iya, aku masih di atas. Maaf aku akan segera turun. Baik.. tunggu saja jangan ditinggal. Aku akan ke sana" Ia mengakhiri pembicaraan di telpon lalu mencoba berdiri dan berjalan pelan-pelan sambil menjinjing sepatunya, gadis itu berjalan perlahan sambil menggigit bibir bawahnya, rasa sakit seperti ditusuk-tusuk menyerang kakinya. 

"uughhh" ia hanya bisa menggerutu berkali-kali, sayangnya baru beberapa langkah ia pun berhenti. Bagaimana ia bisa mencapai tempat janjian kalau baru berjalan saja sudah membuatnya sakit? teman-temannya pasti sudah kesal menunggunya karena lama. 

Sejeong dari tadi sore terlalu asik menikmati pemandangan dan berburu foto di Namsan Tower, teman-temannya memutuskan untuk meninggalkannya dahulu dan akan janjian di bawah sebelum pulang naik bus bersama-sama. Sayangnya kaki Sejeong lecet akibat ia lupa tidak memakai kaus kaki, hal ini yang menahannya untuk turun dan jalan menuju ke tempat janjian. Ia hanya bisa merasa kesal dan marah pada dirinya sendiri.

"H-hai.." seseorang tiba-tiba menyapa Sejeong yang masih duduk di tangga

"ya?" jawabnya sambil tersenyum

"aku lihat kamu kesakitan, ini.. aku punya plester. semoga membantu" anak lelaki itu mengulurkan tangan dan memberikan dua plester pada Sejeong

"oh.. terima kasih" ucap si gadis, si lelaki tadi hanya mengangguk lalu berjalan pergi

Sejeong hanya terdiam memandangi punggung anak lelaki yang baru saja memberinya plester, sadar ia masih melamun lalu buru-buru ia menempelkan plester tersebut dan menelpon temannya.

"halo.. aku akan ke bawah" 

Sejeong berlari gembira, ia tidak bisa berhenti memikirkan anak lelaki yang ia temui malam itu. Sayangnya ia tidak bisa bertemu lagi karena malam ini juga ia harus kembali ke Incheon.

My Hard Carry GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang