"Eh Ki, tunggu dong. Jalan cepet banget sih, kayak dikejar burung onta." Teriak seorang cewek yang terlihat tergesa-gesa berusaha menyamai langkahnya dengan seorang cewek yang beberapa meter didepannya.
"Sayangnya disini ngga ada burung onta Ren, yang ada gue dikejar sama temennya dugong." Ujar cewek yang dipanggil tadi, yang bernama Kiki Raniasti.
Seorang siswi kelas XI IPS 1, SMA Nusa Harapan. Memiliki tubuh yang langsing, tinggi yang cukup untuk ukuran badannya, rambut nya ikal bawah yang sengaja dibuat seperti itu, panjang tidak sampai sepinggang. Kulitnya tidak terlalu putih.
Mempunyai lesung di pipi kanannya, membuatnya terlihat cantik bahkan lebih menjurus ke kata manis. Kadang ramah, tapi kadang galak, kadang jutek. Dan kadang cuek. Aneh kan?
Kiki itu moodyan.
Apalagi sama cowok yang suka tp-tp alias tebar pesona sekalipun cowok itu punya tampang di atas rata-rata.
Melihat Kiki yang bingung akibat ulahnya , membuat Reni Farida tertawa sendiri.
"Ngapa lo ketawa?" Ucap Kiki seraya menyipitkan matanya melihat Reni yang terlihat tertawa.
"Lo ngga ngeh ya sama yang lo bilang tadi?" Reni mengucapkannya sambil terkekeh dan menyamai langkahnya dengan Kiki.
"Apa?" Ucapnya dengan nada sedikit penasaran tapi juga tidak perduli.
"Cieee yang ngaku dugong." Ucap Reni yang langsung berlari menjauhi sahabatnya sambil tertawa, menuju kelasnya.
Kiki berdecak saat mendengar temannya berbicara, dia masih belum mengerti. Hanya melihat sahabatnya berlari didepannya.
"Tadi lo bilang lo dikejar sama temennya dugong, berarti lo itu...." Reni berhenti sebentar lalu melanjutkan perkataannya yang memang sengaja ia potong, membuat Reni tertawa lagi.
Kiki terdiam sesaat. "Ih kampret Lo Ren, tunggu pembalasan gue lo." Berlari menyusul Reni yang sudah cukup jauh dari tempatnya berdiri.
Mereka kejar-kejaran seperti anak kecil di koridor sekolah, dari toilet ke kelas mereka. Mereka berdua leluasa berlarian sepanjang koridor karena memang koridor sedang sepi mengingat ini masih jam belajar berlangsung.
Kenapa mereka diluar? Sama seperti siswa kebanyakan, izin ke toilet untuk buang air kecil atau sengaja keluar hanya untuk menghilangkan rasa bosan saat mendengar guru menjelaskan materi.
**
"Ren, jam berapa sekarang?" Kiki merasa gelisah sedari tadi, pasalnya dia merasakan bahwa hari ini adalah hari pertama jadwal bulanannya.
"Nih liat sendiri." Reni mengangkat tangannya yang memakai jam tangan ke depan wajah Kiki. Fokus dengan buku didepannya, mengerjakan tugas.
"Kenapa?" Reni melirik sekilas kesamping setelah menurunkan tangannya untuk melihat Kiki yang terlihat gelisah.
"Kayaknya gue tembus deh." Ucapnya pelan seraya melirik guru yang sedang duduk dimeja pojok dekat jendela, mereka sedari tadi mengerjakan tugas yang diberikan oleh Ibu Vina, guru Bahasa Indonesia.
Reni menoleh ke arah Kiki dengan tampang yang terkejut. Menurut Kiki sendiri itu malah terlihat lebay.
"Biasa aja kali muka lo ngeliatnya." Kiki mengalihkan tatapannya kembali ke depan.
"Gimana gue biasa, lo tau sendiri hal itu tuh sensitif buat cewek kayak kita-kita. Bentar lagi juga pulang, gue temenin lo sampe ke parkiran tapi nunggu sepi ya." Ujar Reni sambil tersenyum yang sedikit meledek.

KAMU SEDANG MEMBACA
K I K I
Novela JuvenilMempunyai nama yang sama dengan seseorang mungkin menjadi hal biasa bagi sebagian orang bahkan tidak memperdulikan hal tersebut, hanya menganggap suatu yang disebut kebetulan. Tapi akan menjadi rumit jika seseorang tersebut selalu mencari masalah de...