01 | His Circadian Rhythm

888 179 10
                                    

"Yong-Yong! Ayo ke luar! Ada yang mau kutunjukkan padamu, cepat! Cepat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yong-Yong! Ayo ke luar! Ada yang mau kutunjukkan padamu, cepat! Cepat!"

Lee Taeyong mengumpat pelan. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Neptunus, ia sudah berusaha mengoreksi nama panggilannya, namun terbukti usahanya sia-sia. Menguap, ia membuka selimutnya sebatas dada. Matanya langsung dikejutkan oleh pemandangan seorang gadis berkulit merah muda menatapnya dengan penuh ingin tahu.

Alien, bukan gadis, ia mengoreksi. Meski rupa lawan bicaranya ini serupa dengan manusia berjenis kelamin wanita, tetap saja tidak mengubah fakta bahwa mereka berasal dari planet yang berbeda. Terlebih dengan kulit berwarna pink pucat, rambut merah, iris sewarna samudra, ekor reptil, dan dua sirip raksasa di kepalanya, Joy sama sekali jauh dari definisi manusia.

"Joy, aku sedang mencoba untuk tidur."

"Ah! Salah satu ritme sirkadianmu!" Joy menjentikkan jarinya penuh semangat, kemudian buru-buru memelankan suaranya. "Buku panduan bilang aku seharusnya tidak berisik, betul?"

"Ritme apaku?"

"Ritme sirkadian itu maksudnya proses biologismu, Yong-Yong. Kenapa sih manusia harus tidur? Awalnya kukira kamu mati, tahu nggak," Gadis-alien itu mengerucutkan bibirnya, seolah-olah Taeyong yang tidak mati membuatnya kecewa.

"Untuk mengisi energiku," jawab Taeyong seraya berguling, membelakangi Joy. Mencoba mencari posisi yang lebih nyaman untuk melanjutkan tidur. Semoga saja alien itu cukup peka untuk menyadari Taeyong sedang tidak ingin diganggu. Sudah sebulan di Neptunus dan ia masih jetlag, sehingga setiap detik waktu tidur sangatlah berharga.

"Yong-Yong?"

"Apa?"

Taeyong merasakan kasurnya berderit, ada beban baru yang ia curigai berupa sesosok alien keras kepala.

"Aku boleh ikutan?"

"Nggak."

"Kenapa?"

"Karena kamu bukan manusia, Joy."

"Memangnya kenapa kalau bukan?"

Dari nada bicaranya, Taeyong bisa membayangkan Joy lagi-lagi cemberut.

"Pertama, kau tidak butuh tidur. Kedua, kau tidak bisa menutup matamu karena kau tidak punya kelopak. Buku panduanmu pasti memberikan penjelasan, kan, bagaimana manusia tertidur? Salah satunya adalah dengan menutup mata."

Hening sejenak, tapi Taeyong belum bisa bernapas lega karena beban di sampingnya tak kunjung berpindah.

"Oke."

"Kau akan pergi dan membiarkanku tidur?" tanya Taeyong penuh harap.

"Aku akan di sini menemanimu tidur saja, Yong-Yong. Aku tidak akan berisik, aku janji!"

Kalau ada satu hal yang Taeyong yakini sejak tiba di Neptunus, itu adalah Joy selalu melakukan (dan mendapatkan) apa yang ia mau. Lagipula, tidak ada salahnya tidur berteman aroma petrikor; wangi alami Joy yang senantiasa segar seperti hujan di Bumi.

"Terserah kau saja."

"Selamat tidur Yong-Yong!"

fin

Human Culture Guide BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang