Rais(si Goblok) Kenal Fika

64 2 0
                                    


Akhirnya gue selamat sampai rumah . Ternyata gue jalan kaki itu merupakan rangka ujian keluarga Buat nentuin gue layak dipertahanin ato ga . Kalo bisa pulang sampai rumah gue lolos tapi kalo udah jam 5 belum juga pulang terpaksa nunggu Koran pagi tentang kereta yang terguling akibat menabrak seonggok lemak tak berguna di perlintasan kereta api. Semenjak hari itu gue pulang jalan kaki terus.

Gue sering ketawa bagaimana bisa seekor gajah Persia berkenalan dengan cewek secantik Fika. Tapi cuman kenalan sih ga lebih.

Pertama gue kenalan sama Fika karena pulpen gue habis. Tololnya pulpen itu habis pas nyatet matematika. Gue tuh ga bisa diginiin. Gue harus apa? dan gimana caranya agar gue bisa nyatet materi itu?. gue tertegun lama dengan keringat dingin mengucur deras membasahi kening, sesekali gue lihat orang-orang yang tak berguna disekeliling gue lagi nyatet x dan y. Gue ingin bertanya sama guru gue kenapa sih harus x dan y? tapi gue mulai berpikir mungkin dulunya itu a dan b tapi karena ada murid yang tanya seperti ini jadinya diganti c dan d, setelah diganti c dan d masih ada lagi yang nanya sama, jadinya diganti c dan d, dan setelah diganti c dan d masih ada yang nanya, akhirnya murid ini dikubur hidup-hidup. Entah berapa murid yang tertanam, hingga sekarang menjadi x dan y.

1 menit berlalu, 2 menit berlalu sampai hampir 8 menit gue belum bisa nulis lagi. Gue mulai khawatir dunia ini akan memperdayaku untuk setiap langkahku dan detik jam yang menghantuiku. Aku hancur! Aku hancur.

Gue bersimpu dibawah kolong meja, meja yang penuh coretan tipex maksiat, waspada melihat kanan kiri dengan mata yang was-was, mulut berbusa, pupil mengecil resah. Dalam keadaan seperti ini yang ada di otak cuman bokap gue lagi narik samurainya dan berkata " Larilah nak selagi kau bisa ".

Gue terus khayal kalo gue ga bisa matematika ini gue pasti dibenci sama guru gue dan guru gue ini bakal gosip ke guru-guru lain dan guru-guru lain akan gossip ke karyawan-karyawan lain dan karyawan-karyawan lain akan gossip ke tukang kebun dan tukang kebun akan gossip ke keluarganya dan keluarganya akan gossip ke keluarga lain dan akhirnya gossip ini akan sampai ke keluarga gue. Pada akhirnya nanti gue bakal membayar semua ini dengan leher gue di samurai bokap lagi. TIDAK!!!!!. Gue mau bunuh diri aja, gue ga berguna gue ngecewain. Gue mau mati ajaa. Gue mau pinjem samurai bokap. Sambil bilang "PA! PULPEN ANAKMU INI HABISS!!"

Dengan mata kasian bapak gue pasti akan bilang "Anakku sayang,..PEDANGNYA KEBALIK GOBLOK!,.. NIH RASAIN PEDANG PAPA HIYAAAA"

Ribet banget mau bunuh diri, gue tinggal manfaatin aja benda disekitar gue.

Belum sempat gue mau motong nadi pake rautan tiba-tiba terdengar suara dari belakang yang sangat lembut dan manis.

"Ini pake aja pulpen aku" sumpah ini kaya suara malaikat penolong . Lembut banget suaranya.

Gue noleh kebelakang. Perempuan dengan rambut panjang memakai kacamata frame besar, dan banyak bulu di tangan kuning langsatnya, mungkin dia keturunan genderuwo hepatitis. Ternyata Fika perempuan cantik bermata dua. Ada lesung pipi yang agak dalem di pipi kirinya, giginya yang rapih terlihat dari cara ia tersenyum. Rambutnya yang berantakan karena tertiup angin, "woi matiin kipas anginnya, dingin goblok"

Matanya memandang ke gue, membuat gue ingin berkata sejujurnya.

"Yang item ada ga? soalnya itu merah,"

Gue akhirnya bisa nulis lagi.

Sehabis kejadian itu kita jadi saling kenal. Ya kita kenal pas gue mau bunuh diri. Kita kenal cuman tukaran nama (tukaran nama aja gue ga yakin dia tau nama gue siapa), gue ga tau nomer hpnya berapa? rumahnya dimana? Gue ga tau semua. Karena gue kalo udah jam sekolah selesai gue langsung cabut pulang tanpa menghiraukan keberadaan sosial di sekitar. Dan gue selalu dijemput tepat waktu karena gue bilang kalo sekolahnya selesai jam 12.30 padahalkan selesainya jam setengah satu.

Intimidasi & Kegoblokan eps : "FIKA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang