Shandy Valle, desa yang terletak cukup jauh dari perkotaan Hyacinth. Di mana bunga dan pepohonan tumbuh subur, anak-anak berlarian sambil tertawa, para pekerja yang mayoritas sebagai petani pun sudah mulai menanduri sawah. Tidak ada kabahagiaan di dunia ini sang sama seperti Shandy Valle.
Apalagi di tengah kekacauan situasi yang tidak memungkin kan, Shandy Valle berdiri dengan tegak dan tenang. Seolah menganggap bahwa kekacauan yang sedang terjadi bukanlah hal yang seharusnya ikut campur di dalamnya. Mungkin memang benar. Tapi kenyataanya, mereka ketakutan. Setiap detik bisa menjadi saat-saat yang menegangkan jika tidak waspada. Mondshook ada di mana-mana untuk menjaga kredibilitas kekuasaan atasan mereka, sang M.
Maka, dari rasa ketakutan itu, lahirlah sebuah kelompok kecil, kelompok pendiri sebuah sekolah tenama yang mempelajari tentang sihir, pengendalian elemen-elemen tertentu. Sekolah yang sudah berdiri hampir selama sepuluh tahun lamanya. Berdiri kokoh dan tangguh, menyalang bak serigala yang siap menerkam mangsanya, seolah mengatakan bahwa mereka akan tetap berdiri sekali pun Mondshook datang menyerang.
Mentari pagi tampak malu-malu untuk mengerahkan seluruh kekuatan cahaya. Bayangan pohon pinus di hutan menjadi bayangan kegelapan misteri yang tak terpecahkan; jauh di dalam sana, pasti ada bahaya yang siap mengintai. Para orang tua secara turun temurun menceritakan dongeng tentang sang penguasa kegelapan, yang saat ini biasa mereka sebut sebagai si M. Mereka, para anak-anak, pada setiap malam minggu, selalu mendengarkan cerita-cerita tentang bagaimana kejamnya si M, bagaimana mereka membunuh keluarga kerajaan Freesia dengan sihir hitam kuatnya. Membasmi seluruh kerajaan terkuat hanya dengan satu sapuan mantra.
Sosok itu duduk di atas batu. Menengadah menatap generlapnya bintang di langit diantara kesunyian malam. Suara binatang malam terdengar, kunang-kunang datang menghampiri dengan cahaya kuning mungilnya yang menggemaskan. Berputar-putar seolah tengah menerangi kehidupan malam yang kelam,
"Kau di sini," Lelaki itu menahan nafas, terkejut dengan suara yang hampir membuat jantungnya lepas. Menoleh sambil mendengus, ia kembali memalingkan wajahnya, "Jangan ganggu aku, Richard." Orang yang di panggil Richard tertawa, menepuk pundak sang teman sambil ikut duduk di sampingnya.
"Kau menikirkan kembali dongeng murahan itu?" Richard tertawa remeh, "Ayolah, kau tidak menganggap dongeng itu serius kan, Eglementine?" Lelaki berambut ash grey itu tercenung. Memikirkan kembali ucapan teman sebayanya. Dongeng memang hanya penghantar tidur anak-anak kecil yang tidak berguna. Akan tetapi, ada setitik rasa yang mengganjal pada relung hatinya. Ada setitik rasa kepedihan dan kesedihan yang tidak mampu ia gambarkan. Dan itu hal itu, ia sendiri tidak tahu mengapa dan karena apa sebabnya. Semua itu tentu masih menjadi misteri. "Entahlah Richard, ada banyak dari cerita dongeng itu yang ku rasa hanyalah sekedar bualan sana."
"Ku katakan juga apa, Lime." Seru Richard. Yang langsung di bantah dengan gelengan kepala dari Eglementine, "Tapi di sini," ia menunjuk dadanya, "Ada yang mengganjal. Dan aku tidak menyukai fakta itu." Richard mengangkat bahu. Seolah tidak peduli dengan apa yang di katakan oleh temannya. Ia merangkul dengan rangkulan penuh persahabatan, tersenyum sembari ikut menatap langit malam.
"Kau tahu besok hari apa?"
Eglementine memutar malas bola mata, "Senin, tentu saja. Dan itu artinya bekerja kembali." Richard menggeleng, "Kau lupa? Besok utusan HHA akan ke Shandy Valle dalam rangka mendidik kaum manusia untuk ikut berperang melawan si M, menurut mu, apakah dongeng yang di ceritakan kakek sialan itu benar?" Richard menghela nafas, "Kita memang tidak seberuntung Nixy."
"Aku tidak tahu," karena Eglementine tahu, setiap ada kebenaran pasti ada kabut tipis yang harus di singkap. Karena Shandy Valle, atas perintah Glen Harvard, mereka menhisolasi diri mereka dari dunia luar. Yang menceritakan bagaimana kejamnya si M yang sudah berhasil menaklukan kerajaan Fressia. Dan Nixy, dia adalah sahabat nya. Keturunan kesekian dari keluarga Harvard.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGLEMENTINE
Fantasy[!Mature content for blood and harsh word!] Sudah sangat lama sejak Daffodil berada dalam keadaan damai. Well, itu sepuluh tahun yang lalu, sebelum Marigold datang untuk membawa kehancuran yang nyata. Membawa kepada kegelapan yang begitu menyiksa. S...