Begin;

5.4K 270 56
                                    

Taehyung menyukai Yoongi.

Sederhana. Tidak rumit apalagi dengan alasan yang belibet. Bagi Taehyung—rasa suka merupakan suatu yang sederhana, tidak butuh alasan apalagi pengklafisikasian strata maupun kasta. Juga bukan merupakan sesuatu yang salah atau terkesan dusta. Karena pada hakikatnya rasa suka adalah sama. Sama-sama indah. Sama-sama menyenangkan.

.

.

Taehyung menyukai Yoongi.

Tidak jelas kapan dimulainya. Rasa itu mendadak ada, dan Taehyung ogah memusingkan diri untuk mengingat-ingatkejadian seperti itu. Masih banyak hal penting yang bisa disimpan di labirin otaknya. Masih juga sesederhana itu untuk menyukai Yoongi tanpa repot memusingkan perasaan yang terhampar. Taehyung bukan orang rumit. Tidak mau menjadi orang rumit pula. Hidup sudah rumit, jika tidak menyetel diri sedikit kendor—maka akan terasa lebih rumit.

.

.

Yoongi itu pacar sahabatnya.

Park Jimin nama sahabat kentalnya. Nama pacar Yoongi yang disukai nurani Taehyung. Teman lengket sehidup semati sejak jaman masih menjadi benih sperma—katanya, kalau mengungkapkan kedekatan Jimin dan Taehyung. Tapi baginya masa bodoh. Toh rasa suka pada dasarnya berhakikat suci. Selama tidak dinodai dengan keinginan buruk. Misalnya; suka menjerumuskan orang pada kegiatan dosa. Jadi Taehyung merasa semuanya biasa saja meski kata dunia itu runyam. Halah! Persetan pada dunia. Tahu apa soal hati kecil manusia yang dirundung rasa suka.

.

.

Taehyung mengenal Yoongi dari Jimin.

Wah. Sebenarnya jika setan dalam diri Taehyung menang taruhan dengan sisi malaikatnya, Taehyung boleh menyalahkan Jimin soal ini. Tiada akibat tanpa sebab. Tiada rasa suka karena terbiasa. Jimin sering membawa Yoongi nginep di apartemennya. Padahal Taehyung juga tinggal disana, hanya berbeda kamar. Lama-lama Yoongi jadi terbiasa bersliweran. Entah di apartemen atau di ingatan Taehyung. Lalu Taehyung terbiasa dengan lelaki mungil berkulit pucat itu. Lalu rasa sukanya tumbuh begitu saja. Sama seperti sebelumnya; rasa suka itu sederhana.

.

.

Yoongi lebih tua daripada mereka.

Sebenarnya bukan masalah. Malah sepertinya tidak penting untuk dibahas mahasiswa tingkat tiga seperti Taehyung atau Jimin. Satu kampus namun beda program pendidikan. Sedangkan Yoongi sudah tidak bersekolah. Bekerja sebagai rapper underground—dan merintis usaha memproduseri lagu secara sederhana. Yoongi pekerja keras. Taehyung suka. Yoongi terbilang sukses, sebab ia bekerja keras. Taehyung suka mendengar ceritanya lewat binar mata Jimin yang terlihat penuh kebanggaan ketika bercerita mengenai kekasihnya.

.

.

Taehyung menyukai Yoongi.

Apa adanya. Sesederhana itu. Tidak peduli jika Yoongi galak. Kadang menertawakan Jimin yang curhat berselubung bersenandung lagu 'Bojo Galak' dari penyanyi dangdut lokal yang sedang hits. Tidak peduli jika Yoongi cuek dan acuh soal penampilannya. Tidak peduli jika Yoongi sering menjajah kulkas serta sofa di depan televisi untuk rebahan. Tidak peduli jika malam-malam gelap, erangan serak menggaung di dinding apartemen. Yang menjadikan Taehyung terjaga semalaman dengan memegang gelas pada satu sisi telinga dan luberan sabun pada tangan lainnya.

.

.

Toh bukan hal yang munafik jika Taehyung menyimpan hasrat pada Yoongi. Nafsu lelaki—naluriah tergugah jika disuguhi. Yoongi tidak tahu aturan; ia kadang suka memakai celana kelewat pendek jika bersliweran di apartemen Jimin. Melupakan seonggok manusia yang melatih burung untuk tidak berontak. Kulit Yoongi putih, mulus, tanpa cacat seperti kulit model-model iklan. Padahal dia laki-laki. Dan kaosnya yang kadang mencetak segelembung dada yang mengundah syahwat ke udara.

Dua Lebih Baik daripada Satu [Taegi x MinYoon]Where stories live. Discover now