4. teka teki

72 7 0
                                    

Aaarrrgghhh....

Aku terbangun dengan nafas tersengal, mimpi itu kembali lagi. Dan masih sama seperti
mimpi mimpi sebelumnya. Kuusap peluh yang bercucuran di keningku sembari menetralkan
degupan jantungku.

“ ZASKIA HANY .!! “ tubuhku membeku di tempat. Suaranya begitu nyaring sampai
membuat jantungku ingin melompat keluar.

“ psstt... mrs.Clara “ suara melda yang berbisik di telingaku kembali menyadarkanku. Aku
menoleh ke depan dengan gaya slow motion seperti di sebuah drama. Mataku melotot ketika mendapati mrs.Clara yang tengah menatapku tajam seolah hendak mengulitiku.

“ damn you hany “ rutukku dalam hati.

“ tidak ada yang boleh tidur di kelas saya “ ucapnya penuh penekanan tanpa mengalihkan pandanganya dariku.

“ Shiittt.... bagaimana bisa aku tertidur di jam pelajaran mrs.Clara “ aku kembali merutuki
kebodohanku sendiri.

“ ma.... maaf miss “ jawabku tergagap. Selain merasa takut, aku juga tengah kebingungan
untuk mencari alasan yang tepat agar aku bisa terbebas dari jerat banteng betina yang sedang ingin menandukku di depan sana.
Di tengah situsiasi yang genting seperti ini otakku malah sulit untuk diajak berpikir.

“ keluar dari kelas saya sekarang !!! “ bentaknya lagi sambil menggebrak papan tulis.

“ baik miss “ jawabku lesu sambil berdiri dari kursiku dan berjalan gontai menuju ke arah
pintu. Kuhembuskan nafasku kasar sambil menyusuri koridor sekolah yang nampak sepi
karena memang jam belajar mengajar masih berlangsung.
Sungguh hari yang sangat sial, bagaimana bisa aku mendapatkan hukuman bertubi tubi dari guru.

Aku menghela nafas berat, langkah kakiku membawaku kearah danau yang terletak
disamping sekolah. Udara dipinggir danau begitu sejuk karena banyak pepohonan rindang yang tumbuh disekitar danau.

 Udara dipinggir danau begitu sejuk karena banyak pepohonan rindang yang tumbuh disekitar danau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terduduk dibawah salah satu pohon besar yang tak jauh dari tepian danau. Pikiranku kembali melayang pada mimpi aneh yang sering kualami akhir akhir ini. Mengenai gadis yang ada di mimpiku dan sorot matanya yang nampak akan kesedihan. Apa maksudnya ? siapakah dia ? apakah aku pernah melakukan suatu kesalahan padanya ? pertanyaan pertanyaan itu mulai berkecamuk di pikiranku dan membentuk sebuah tanda tanya besar disana. Tiba tiba sebuah suara mengagetkanku.

“ kok kayak ada yang nangis sih “ gumamku dalam hati.
Aku mengedarkan pandanganku mencari sumber suara, saat mataku menemukan sosok laki-laki yang terduduk di bawah pohon tak jauh dari tempatku. Dia menenggelamkan wajahnya diatas lututnya yang tertekuk yang membuat wajahnya tak dapat kulihat dari sini. Namun dari pundaknya yang bergetar sudah bisa kutebak bahwa dia sedang menangis. Tak sadar aku mulai melangkahkan kakiku kearahnya.
Jika seorang laki-laki sampai menangis berarti dia sedang mengalami sesuatu yang sangat membuatnya terpukul atau kehilangan sesuatu yang dia anggap sangat berarti. Itulah yang kulihat dari beberapa novel yang pernah ku baca.

Aku melangkah semakin medekat dan
duduk di sampingnya. Sepertinya dia tak menyadari kehadiranku. Kulirik sebuah foto yang tergenggam di tanganya, sebuah foto seorang gadis yang tengah tersenyum sambil memegang setangkai bunga. Bahagia, itulah yang tergambar disenyumnya. Aku mengamati gadis di foto itu, seperti pernah melihat gadis itu. Tapi dimana ?
Dahiku berkerut memaksa otakku untuk mengingat gadis itu. Mataku meloto mengamati foto itu ketika aku mulai teringat sesuatu.

“ Di.. dia, dia gadis di mimpiku “
Refleks aku merebut foto itu dari tanganya yang membuat laki laki itu mendongak.
“ Lo.. “ aku semakin terkejut ketika melihat wajahnya. Apa hubunganya dia dengan gadis ini?
Dia berdiri yang sontak ku ikuti berdiri. Tatapanya yang mengintimidasi berhasil membuat nyaliku menciut. aku meneguk salivaku dengan susah payah berusaha setenang mungkin agar tidak terlihat ketakutan. Ia semakin melangkah maju ke arahku yang refleks membuatku ikut
melangkah mundur untuk menjaga jarak darinya sehingga membuat punggungku menabrak batang pohon yang berada di belakangku.

Fix, aku mulai ketakutan.

“ jangan mendekat “ kataku lirih sambil meremas ujung rokku.

Dia tak menjawab, tatapanya semakin menghunus tepat kearah bola mataku. Aku semakin melotot ketika ia terus melangkah kearahku sehingga mempertipis jarak diantara kami.

“ jangan mendekat atau gue teriak “ ucapku lagi agar dia menjauh dariku.
Dia hanya mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum remeh kearahku, tiba tiba ia
mendekatkan wajahnya tepat di depan wajahku yang membuatku sontak menutup mata. Bahkan aku dapat merasakan hembusan nafasnya menerpa seluru wajahku.

“ jangan sentuh barang gue “ ucapnya penuh penekanan tepat di samping telingaku.

Tanganya bergerak merebut foto yang berada di tanganku, sontak aku membuka mataku dan menemukanya telah berjalan menjauh.
“ arrggg... dasar cowok aneh “ makiku padanya.

*******

Me : Mel.

Me : Meldaaa...

Me : wooyy beruk bales pesan gueeee !!!!!

Melda : apasih honey ?

Me : gue pengen curhat ini.

Melda : curhat apaan elah ? ganggu aja lu.

Me : gue lagi serius ini.

Melda : yaudah apaan ? ribet banget lu.

Me : besok aja deh ehehehehe

Melda : MONYET !! KAGAK USAH NGOMONG SAMA GUA LAGI !

Aku hanya me-read pesan terakhir dari Melda, aku sedikit terkikik ketika membaca pesanya.
Malam ini aku sedikit gelisah, misteri dari mimpi ku sudah mulai sedikit menemukan titik terang. Aku harus mencari tahu lebih banyak dari cowok itu.
Aku mulai turun dari tempat tidur dan keluar kamar, menghampiri mama yang sedang berada di dapur.

“ kamu kok belum tidur ? “ tanya mama yang berbalik dari meja pantry sembari memegang
satu gelas susu.
“ eh, iya ma. Belum bisa tidur “ ucapku sedikit manja sambil bergelayut di lenganya.
“ kenapa sayang ? hem ? “
“ aku pengen tidur bareng mama “ rengekku mirip seperti bocah kecil.

Aku memang anak bungsu di keluargaku, aku mempunyai 2 abang yang masing masing
merantau di kota. Salah satu abangku sudah berkeluarga, sedangkan abangku yang kedua
masih melanjutkan studynya di sebuah kampus di ibu kota. Sedangkan ayah hanya 3 hari sekali pulang kerumah karena tuntutan pekerjaan. Aku sudah terbiasa hidup di rumah berdua dengan mama, di temani bi Inem asisten rumah tangga.

“ anak gadis mama udah gede tetep aja manjanya “ ucap mama sambil mengelus puncak kepalaku. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan mama.
Tak urung mama pasti mengabulkan keinginanku, setidaknya malam ini dengan tidur di temani mama membuatku sedikit tenang. Dan berharap semoga mimpi itu tak lagi menghantuiku malam ini.










Akhirnya nongol lagi, setelah sekian lama nggak update. Wkwkwk
Jangan lupa vote n coment ya.
Salam rindu dariku 😘
Nganjuk.
Jumat, 1 Februari 2018

ResponsibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang