She? My barbie

921 41 1
                                    

7 tahun kemudian

Buk...buk...buk...

Suara hantam baku memenuhi isi kelas jurusan multimedia. Terlihat dua orang laki-laki sedang adu jotos. Tapi hanya salah satu dari lelaki itu yang memimpin sedangkan satu lainnya sudah lemas karena kalah melawan.

"Woy Li, udah! Si Roy juga udah lemes!" Lerai salah satu teman dari 2 orang itu. Pertengkaran itu selesai seketika. Wajah lelaki yang menang hanya terlihat memar di bawah bibir sedangkan yang kalah terlihat di sekitar mulutnya berdarah ditambah hidungnya juga terlihat patah.

"Kalau lo berani menghina salah satu teman gue lagi. Gue pastikan, besoknya lo tinggal nama!" Ancam laki-laki yang menang itu. Sedangkan laki-laki yang kalah hanya mengangguk pasrah.

"Udah lah Li, mendingan kita ke basecamp!" Ajak temanya yang disetujui dengan anggukan kepala sama laki-laki yang dipanggil dengan nama "Li" itu.

Aliando Syarief Alkhatiri atau yang biasa dipanggil Ali. Siapa yang tidak kenal dengan lelaki itu. Seorang laki-laki tampan yang mempunyai solidaritas tinggi terhadap teman-temannya.

Dan itu semua berhasil membuat kaum hawa di universitas Global jatuh cinta padanya. Tapi tidak ada satu pun gadis yang Ali pilih. Ditambah gadis-gadis itu langsung menyerah setelah mendengar kalau Ali hanya ingin mencintai gadis yang meninggalkan Ali dengan sejuta perasaan yang belum tersampaikan.

Prok...prok...prok...

Suara tepuk tangan dari teman-temannya Ali terdengar di seluruh basecamp yang cukup besar ini. Basecamp yang terletak di belakang kampus itu menjadi pilihan teman-teman Ali. Basecamp mereka yang selalu terlihat oleh anak-anak kampus tapi tidak ada seorangpun yang berani masuk ataupun mengetuk pintu basecamp.

"Lagi-lagi Ali membuktikan kalau kita tidak salah menjadikannya seorang teman..." Itu suara Shawn yang membanggakan Ali.

Ali memandang satu persatu teman-temannya. Dirinya sangat menyayangi teman-temannya itu. Mereka hadir dan menjadi penghibur dirinya saat dirinya lagi di masa yang terbilang sangat jatuh karena kepergian Prilly, barbie-Nya.

"Iyalah! Kita kan BFF! Ya, gak guys?" Dan yang bersuara itu Rayn. Dia salah satu laki-laki yang paling alay dan humoris diantara mereka. Dan jika diantara mereka ada yang bertengkar, dialah yang selalu melerainya karena sifatnya yang humoris.

"Iyain aja dah ya guys!" Dan itu Jefri, dia cuek dan dingin sama seperti Ali. Dan dia juga tidak tersentuh sedikitpun walaupun ratusan cewek mengantri untuk menjadi kekasihnya.

"Oh ya guys, ngomong-ngomong kalian udah denger belum kalau ada mahasiswi baru yang baru saja pindah dari AS?" Itu Bryan. Laki-laki yang juga tidak kalah tampan nya menyahut. Dia memiliki sifat yang humble, tapi dia hanya mencintai satu wanita yaitu ibunya. Selain itu tidak ada.

Mendengar negara yang bernama Amerika Serikat itu mengingatkannya dengan gadis yang berbadan mungil yang biasa ia panggil dengan nama 'Barbie'. Hatinya tersentuh seketika. Rasa rindu menyeru. Rindu untuk barbie-Nya itu, Barbie meungil-Nya.

"Gue udah denger. Cantik-cantik ya mahasiswi nya? Satu buat gue bisa kali ya?" Rayn, dia malah berkhayal yang tidak-tidak. Padahal, semua orang tahu kalau Rayn sendiri sedang berusaha mengejar cewek galak yang bernama-Naomi.

"Alah! Khayalan lo terlalu tinggi Rayn! Itu si Naomi mau di kemanain?" Ledek salah satu teman Ali. Arbani, atau yang biasa dipanggil dengan nama Bani lah yang meledek Rayn.

"Eh, kata lo cantik-cantik? Emangnya mahasiswi barunya ada berapa?" Tanya Ali yang kini penasaran dengan mahasiswi-mahasiswi baru itu.

"Ada 5 deh kayaknya. Tapi Li, salah satu dari mereka ada yang mirip sama Barbie lo tau!"

My Bad Boy [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang