Part 2

213 24 3
                                    

Suara ingar-bingar berdentum kencang di salah satu club malam terkenal di kota Seoul. Sam menenggak minumannya ditemani seorang gadis cantik berpakaian seksi nan ketat yang bergelayutan manja di lengannya.

Gray duduk di sampingnya di depan meja bartender, "Sam! Eve mencarimu. Kau matikan ponselmu ya?"

Dentuman musik menelan suara temannya, Sam mendekatkan telinganya, "Hah? Apa??"

"Eve. Dia mencarimu." Ucapnya lagi kali ini dengan penekanan yang lebih jelas.

Sam berdecak sebal, merasakan tangan Clara gadis yang baru ia temui malam ini merayap menggerayangi tengkuk dan dadanya, mengusapnya sensual, membuatnya bergairah, "Kau seperti tidak tahu bagaimana adikku."

Gray membuka ponselnya lalu menunjukkan isi chat. Sam melihat ke arah ponsel dengan malas-malasan.

Oppa. Katakan pada kakakku aku sakit. Aku sendirian. Pinta dia segera pulang ya? :'(

Sam mendesis langsung bangkit dari duduknya, berbisik sesuatu ke Clara yang kemudian mengecup pipinya sekilas.

"Aku cabut dulu."

"Oke. Kirimkan salamku. Beli obatnya." Ucapan terakhir Gray berupa teriakan karna Sam sudah melongos kabur menuju pintu keluar.

Sam melajukan mobilnya memasuki halaman rumah, memarkirkan mobilnya sembarangan lalu keluar, berlari membawa berbagai obat di tangan. Tanpa bertanya sakit apa, ia menenteng plastik berisi segala macam obat, termasuk obat flu, batuk, sakit kepala, mual, anemia, dan demam dari apotek yang ia singgahi sebelumnya.

Di pintu masuk ia bertemu bibi yang sedari kecil mengurusi mereka hingga dewasa.

"Tuan muda sudah pulang?"

"Dimana dia??" Dengan tak sabaran ia membuka sepatunya di depan pintu masuk.

"Nona muda?"

"Iya. Dimana Eve?"

"Di ruang TV. T-tuan.. itu---"

Belum sempat wanita tua itu menjelaskan, Sam berjalan dengan cepat menggapai ruang televisi.

Sesampainya di ruang televisi, ia melihat Eve yang tergeletak di atas sofa berwarna coklat besar. Ia langsung berjalan menghampirinya, duduk di sisi sofa melihat adik kecilnya menutup mata dengan sebelah lengannya.

"Eve??" Ia tempelkan tangannya perlahan di dahinya, "Kamu sakit apa sayang?"

"Oppa.."

Kedua alis Sam bertaut heran mendengar panggilan yang janggal. Tumben tumbenan adiknya ini menyebut kata kakak dengan benar dengan sebutan oppa bukannya hyung.

Dan akhirnya, Eve membuka lengannya lalu menatap kakak laki-lakinya. Dengan berurai air mata, ia genggam kemeja kakaknya, menarik dadanya dengan paksa lalu menyurukkan wajahnya disana. Ia mulai sesegukan.

"Kenapa? Yang mana yang sakit?" Sam mulai mengusap-usap punggungnya.

Tangisnya semakin menjadi-jadi. Sam semakin mendekat untuk memeluknya dan menenangkannya.

"Oppa.."

Lagi-lagi alisnya bertaut bingung, dia yang minum kenapa adiknya yang mabuk?

Eve mendongak menatap kakaknya dengan pipinya yang basah, "Oppa.. Oppa Song Joong Ki menikah.. huaaa.. aku sedih sekali hyung.."

BLEDARRRR!!!

Bagai terkena petir di siang bolong. Sam mengerjapkan matanya tak percaya, "Jadi kau tidak sakit?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GreveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang