Bagian 1

44 10 9
                                    

Pagi ini hujan lagi, sepertinya Tuhan menurunkan banyak berkah hari ini. Semoga saja tak terlalu berlebihan, jika berkah ini akan turun hingga 24 jam.

Dan semoga tak banyak keluhan juga sumpah serapah dari mulut orang orang yang sepertinya sulit untuk bersyukur.

Dinginnya pagi membalut tubuh, sungguh ini hal yg membuat malas walau hanya bergerak dan bangun dari tempat ternyaman ini. Ranjang.
Tapi entahlah, mau tak mau aku harus bergegas. Bangun, mandi lalu berangkat ke sekolah.

"Lex, ayo sayang... marco udah di depan nungguin kamu dari tadi ! "
Whatt marco ?
Oh tuhaannn, ini baru jam 6 pagi. Dan cowo itu udah jemput ? Untung aja kesayangan, kalo enggak udah aku bakar itu orang.

"Tante, kami berangkat dulu" ucap marco sama mamah, sambil mencium tangan beliau.
"Iya nak, jaga lexi yaa sayang" jawab mamah, sambil mengedipkan mata ke aku. Entah itu kode atau mata mamah yang hanya kelilipan. Jikalau kode, emang kode apa ?

"Pegang yang erat dong lex, nanti aku dikira tukang ojek" kata marco sambil mengambil tanganku dan melingkarkannya dipinggangnya.
Aku cuman diam, tak banyak responn dengan Marco. tak tahu mengapa. Mungkin karena dia menjemputku terlalu pagi. Entahlah.

Sesampainya di sekolah, Marco terlebih dahulu mengantarkanku ke kelas. Hingga melihat aku, kesayangannya. Bisa duduk dengan aman dan tentram, baru dia menuju kelasnya.

"Tumben, pagi bener lo lex dateng. Ngigo lo ?" Ucap seseorang dari belakang.

Deg
"Hantu" ucapku pelan.

"Gue bukan hantu nyet"

Aku berbalik mencoba melihat ke belakang, pelan pelan.. hingga..
Dia. Orang. Iya. Tapi gak kenal, eh kupikir aku kenal, tapi siapa ya ?

"Eh, kamu.. aku pikir siapa,hehe" kataku sambil nyengir. Padahal aku gak tau dia siapa. Anak baru kali.

"Emang lu pikir siapa? Hantu ? Masa ada hantu seganteng ini ? " kata lelaki itu sambil tertawa membanggakan diri.

"What ever lah" ucapku lalu beralih. Mencoba konsentrasi dengan sesuatu apa aja yang gak bikin bosan.

Headset. Musik. Ed sheeran
Oke, cocok.
Langsung deh aku ambil headset didalam tas. Terus go to music, ed sheeran full album.

So before I love someone else, I've got to love my self.

Tiba-tiba, aku ngerasa ada yang nepuk pundak aku. Aku noleh, eh dia lagi.

"Iya?"
" itu " ucap laki-laki itu sambil ngarahin telunjuknya ke depan.

Dan..
"Mau belajar atau tetep dengerin musik Lexi?"
Gawat. Mati kita...
Ini nihh. Guru sekiller killernya yang sekolah ini punya.
Oh Tuhaann...

"Maaf bu" kataku dengan wajah memelas.

"Keluar!!" Bentak guru wanita paruh baya itu disertai telunjuknya dihiasi dengan cincin batu akik warna puschia.

Dan akupun keluar.
Apess banget.
Sekarang kita mau ngapain coba ? Diem aja gitu. Dengerin musik lagi ? Ke kantin ajah lahh.

Di kantin aku cuman duduk gak jelas ditemani cappucino instan. Gak tau mau ngapain. Haaaahhhhhhhhh baru sekali ini dikeluarin dari kelas dan alasannya kebablasan dengerin musik.
Ini semua gara gara MARCO.

Si 'Huzan' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang