Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi
WARNING: OOC, AU, OC(s), Typo
.
.
.
"Kagami, kenapa rambutmu aneh seperti itu?"
Taiga hanya mengerutkan keningnya tidak menghiraukan pengganggu-pengganggu itu dan bermain-main dengan pedang barunya pemberian ayahnya.
"Dan juga alismu aneh tidak seperti punya kita semua!"
Taiga mencoba menahan amarahnya dengan memegang pedangnya dengan lebih erat.
"Katakan sesuatu, orang aneh! Apa kau tidak bisa ngomong juga?!"
Taiga akan pergi dari situ ketika salah satu pengganggu itu merebut pedangnya.
"Kembalikan pedangku!"
"Heh hanya pedang kayu. Orang miskin sepertimu pasti tidak bisa membeli pedang asli," kata pengganggunya. "Bagaimana kalau aku mematahkan saja pedang tidak berguna seperti ini?"
Tanpa Taiga sadari, dia sudah menonjok pengganggunya sampai dia terpental ke belakang. Taiga lalu akan mengambil pedangnya yang terlepas dari genggaman pengganggunya tapi pengganggunya yang lain sudah mengepungnya dan mulai menendangi dan memukuli Taiga. Taiga hanya bisa melindungi kepalanya dengan tangan dan tidak bisa berbuat apapun karena kalah jumlah.
"Hey anak-anak, apa yang kalian lakukan?"
Taiga tiba-tiba mendengar suara lembut orang dewasa dan pengganggu-pengganggunya yang berhenti memukulinya.
"Apa kalian sedang menganggu anak berambut merah itu?" tanya orang baru itu dan menghampiri mereka. "Itu perbuatan yang tidak baik anak-anak, apa kalian ingin aku memberitahu orang tua kalian kalau kalian berbuat nakal?"
"Bodoh! Bodoh!" Anak-anak pengganggu Taiga itu lalu segera berlari meninggalkan Taiga.
Taiga pelan-pelan bangun dan mengernyit ketika badannya sakit semua.
"Apakah ini pedangmu?"
Taiga mendongakkan kepalanya dan melihat penolongnya tersenyum ke arahnya dan menyerahkan pedang kayu Taiga.
Taiga mengangguk dan menerima pedangnya.
"Itu pedang yang bagus, dari mana kau mendapatkannya?"
"Ini pedang ayahku dulu waktu dia masih belajar di dojo." jawab Taiga sambil tersenyum.
"Oh kebetulan sekali, aku juga punya dojo untuk belajar pedang. Kau mau menjadi muridku?"
Taiga membelalakkan matanya yang berbinar-binar mendengar pertanyaan orang di depannya. Tentu saja selama ini dia ingin belajar berpedang untuk menjadi samurai seperti ayahnya, tapi orang tuanya bilang kalau mereka masih mengumpulkan biaya dan meminta Taiga untuk bersabar dulu.
"Tapi ayahku tidak punya uang untuk membayar," kata Taiga dan menundukkan kepalanya sedih.
Orang itu tersenyum dan mengelus rambut merah Taiga. "Jangan pikirkan itu, kau boleh belajar di dojo-ku selama yang kau mau."

YOU ARE READING
Angel
FanfictionTaiga tersentak ketika mendengar suara pelanggannya yang dalam dan sangat menyenangkan di telinganya. Dia lalu mengangkat kepalanya dan melihat mata biru paling indah yang pernah dilihatnya menatapnya balik. Yoshiwara AU