"stop.. Jangan. Please..." jeritan yang terus semakin membuat teman-teman kelas semakin tertawa. Aku Velis, aku sekarang duduk di bangku kelas 11. Kelas akan semakin bising jika aku sudah menjerit karena ulah si cowok tengil melempar bola mata mainan kepadaku. Bukan, bukan phobia tapi sedikit geli saja. Aku membayangkan mata yang ia lempar itu mata yang bercucuran darah yang ada di film-film horror. Sungguh sangat menjengkelkan. Terlebih ketika aku sedang diam dan fokus belajar. Tiba-tiba ada mata mainan itu di kotak pensilku. Geram, jengkel, dongkol dan apapun itu. Sumpah itu benar-benar bikin kesel.
Cowok tengil itu bernama Natha. Cowok tengil, so cool, anak basket, kadang baik juga, dan yang pasti nyebelin banget. Dia satu kelas denganku. Entahlah, akhir-akhir ini dia sangat usil kepadaku. Seperti musuh bebuyutan saja. Setiap bertemu pasti ada saja ulahnya. Mulai dari lempar mata mainan, injak sepatu, sampai nyembunyiin barang penting. Sumpah, dia benar-benar menjengkelkan.
"ting...." sebuah notifikasi dari handphone tiba-tiba merusak waktu istirahatku sepulang sekolah. Tak ada angin bahkan hujanpun tak nampak. Entah kesurupan jin dari mana ternyata notifikasi chat itu dari Natha. Sepertinya dunia ini semakin memanas karena dia tiba-tiba mengirim pesan kepadaku. Ya, tak jauh-jauh dari kerjaannya di sekolah. Sepertinya dia manusia ter-gabut yang selalu mengusik ketenganku. Dia tiba-tiba mengirim pesan kepadaku hanya untuk mengirim gambar mata dalam sebuah piring dan berkata itu menu diet.
Itu benar-benar kegiatan tergabut dan ternyebelin. Sontak aku langsung melempar hpku. Tak peduli terlempar kemana hpku itu. Ternyata dia mengirim pesan itu karena dia gabut di perjalanan pulang. Please itu nggak ada faedahnya sama sekali.
Sebenarnya, aku tak bermusuhan dengannya dari kelas 10. Bahkan, waktu itupun kita sama sekali seperti orang yang tak kenal bahkan asing. Tapi entah kenapa kelas 11 ini dia tiba-tiba begitu usil kepadaku. Memang tidak hanya kepadaku tapi dengan semua teman sekelas juga begitu. Tapi menurutku itu hal yang aneh. Karena dia sama sekali tidak pernah melirik orang yang gaulnya dengan buku terus menerus sepertiku. Dia akan jail dengan orang-orang yang ia anggap asik. Bukan orang yang sepertiku. Tapi mungkin kelas 11 ini ia berusaha untuk bisa berbaur bersama geng troublemaker-nya itu dengan anak-anak kelas.
Jadi, salah satunya aku yang jadi sasaran untuk ia jaili.Untung saja, chat itu tak berlangsung lama. Karena kegabutan yang mungkin menghilang diapun menghilang dari beranda chatku.
Hari-hariku semakin dihantui dengan mata yang terus bergelindingan disekitarku. Sampai bosan dan akupun tau gerak geriknya yang akan ia lakukan kepadaku. Tak jarang kucubit, kucakar, dan kuputar tangannya karna keusilan itu. Bukan apa, tapi aku hanya saja tak menyukai tindakannya yang begitu menyebalkan. Karena tak hanya aku terganggu dengan kejahilannya tapi juga karena dengan dia jahil kepadaku teman-teman kelas semakin mengolokku dan mengiraku aku suka kepadanya. Sumpah, ini yang paling parah. Jangankan untuk suka dengannya. Untuk menyapanya saja rasanya enggan. Biar saja aku dibilang jomblo akut dari pada dibilang aku menyukainya. Karena aku memang benar-benar tak suka dengan perlakuannya itu. Apalagi bersama grup troublemaker-nya yang dari kelas 10 selalu bikin onar. Aku memang tidak pernah suka dengan mereka karena ulahnya itu. Aku rasa mereka itu pengusik semua ketenangan didunia ini. Setiap ada mereka pasti semua berantakan. Tak ada satupun yang dapat teratasi jika sudah ada mereka. Tapi, mungkin itulah uniknya mereka. Karena manusia dibumi ini tak ada yang sama. Termasuk manusia seperti mereka yang diciptakan tuhan khusus di kehidupanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First & Last Love
RomanceVelis dan Natha adalah sahabat yang baru saja terjalin. Duduk di bangku SMA dan sekelas bersama sahabat merupakan masa yang indah karena melewati semua hal selalu bersama. Namun, hal indah itu terhalang oleh sebuah perasaan yang mendalam dari salah...