First date

33 3 0
                                    

"bu, gerah banget nih. Sepertinya rambutku sudah terlalu panjang. Ayo kita ke salon bu." ujarku sepulang sekolah.
"ibu belum bisa keluar rumah kak. kaka pergi saja sama teman-teman kakak." Saut ibu.
Pulang sekolah ini memang terasa gerah sekali. Mendengar perkataan ibu, aku berpikir. Jangankan untuk menemaniku kesalon. Untuk berkumpul bersama saja teman-temanku susah sekali. Aku bingung harus mengajak siapa. Lupakanlah, mungkin nanti menunggu ibu saja yang menemaninya.

Kali itu, Natha mengajakku untuk nonton. Tapi, tak mungkin aku pergi bersamanya. Sejak kapan ibuku membolehkanku bepergian bersama cowok. Lagipula cuman berdua. Aku bingung bagaimana cara menolaknya agar dia tak sakit hati. Aku mencoba untuk memberikan alasan padanya.

Alhasil, bukannya diiyain justru malah dia menawarkan untuk menemaniku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhasil, bukannya diiyain justru malah dia menawarkan untuk menemaniku. Jelas sontak aku tidak mau. Apa kata ibu nanti jika aku pergi bersama cowok. Harus beralasan apalagi aku untuk menolaknya. Dia justru seperti semakin membuatku untuk setuju dengan penawarannya. Padahal aku sudah beralasan karena dimarahin ibu.

 Padahal aku sudah beralasan karena dimarahin ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruwet. Dan akhirnya mau tidak mau aku mengiyakan penawarannya. Ini kali pertama aku pergi bersamanya hanya berdua saja. Duh, tapi aku masih belum yakin. Aku takut ibu marah jika aku pergi dengannya. Tapi, bagaimana aku bisa menolaknya. Semoga tuhan melancarkan izinku ke ibu.

"bu, velis boleh?" aku agak takut untuk meminta izin kepada ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"bu, velis boleh?" aku agak takut untuk meminta izin kepada ibu. Aku takut ibu langsung memarahi ku.
"boleh apa?" saut ibu.
"velis besok mau potong rambut di salon sama natha bu, boleh?" nada bicaraku semakin rendah dan lirih. Raut wajah ibu seperti tidak mengenakan.
"kalo nggak boleh, nggak papa ko bu" sambungku. Namun, ibu tetap diam dan belum menjawab satu katapun. Aku semakin yakin ibu pasti tidak mengizinkan.
"teman-temanmu kemana?" jawab ibu.
"teman-teman sibuk semua bu. Mereka nggak bisa temanin velis. Alhasil, tadi natha menawarkan velis untuk menemani velis bu, boleh?" aku semakin ragu. Tapi, kajaiban tuhan datang. Tak disangka, ternyata ibu mengizinkanku pergi bersama Natha.
"hmm, ya sudah. Ibu izinin. Hati-hati yah" jawab ibu dengan tersenyum.
Syukur deh akhirnya tidak sulit untuk meminta izin kepada ibu.

My First & Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang