One

19 5 3
                                    

Biasakan vote sebelum baca ya:) itu berpengaruh buat mood buat nulis tau:(

Alunan musik dayak yang berasal dari alat musik tradisional bernama Sampek khas Kalimantan, yang dimainkan seseorang terdengar merdu menghiasi suasana lapangan sekolah sore ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alunan musik dayak yang berasal dari alat musik tradisional bernama Sampek khas Kalimantan, yang dimainkan seseorang terdengar merdu menghiasi suasana lapangan sekolah sore ini.

Diikuti dengan gerakan-gerakan teratur yang dilakukan oleh beberapa murid yang mengikuti ekskul tari tradisional.

Angin sore membuat suasana lapangan sekolah menjadi sejuk. Di tambah dengan tanaman-tanaman hijau di sekitar. Matahari pun sepertinya mulai terbenam.

Keadaan sekolah sepi sore ini, karena memang ini hari minggu. Hanya ada mereka yang mengikuti ekskul tari, penjaga sekolah, dan tukang bersih-bersih.
Tari tradisional adalah salah satu ekskul yang aktif di sekolah ini. Mereka seringkali mengikuti dan memenangkan lomba-lomba yang diadakan. Mereka juga terkadang di undang untuk menampilkan tarian di sebuah acara.

"Ya, bagus, Adeeva."

"Kiara, tangannya salah."

"Fina jaga keseimbangan."

Farah, sang pelatih sekaligus senior mereka di sekolah memgoreksi gerakan-gerakan mereka.

Mereka berlatih dikarenakan beberapa hari kedepan akan mengikuti lomba di salah satu hotel yang ada di Balikpapan.

"Cukup." Suara sang pelatih menginterupsi gerakan mereka. Mereka langsung berbaris dengan rapi dengan napas yang ngos-ngosan karena lelah.

"Baik. Latihan hari ini cukup. Kalian sudah lumayan bagus. Tapi harus lebih giat lagi. Terutama di gerakan-gerakan yang baru, kalian seringkali lupa. Kalau ada waktu di rumah, kalian bisa mengingat-ingat gerakannya ya.

"Fina, kamu harus hati-hati. Kamu kan ratu nya, kamu menari di atas gong kecil itu tidak mudah. Harus menjaga keseimbangan tubuh." Fina mengangguk menerima nasehat Farah.

"Oke. Kalian boleh bubar."

Mereka langsung menuju pinggir lapangan untuk beristirahat sejenak, sebelum pulang ke rumah masing-masing.

"Langsung pulang?" tanya Kiara saat melihat Adeeva menggendong tasnya.

Adeeva mengangguk.

"Iya. Capek banget gue." Adeeva menjawab sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Dijemput?"

"Iya. Ini lagi mau nelfon." Adeeva memperlihatkan layar ponselnya pada Kiara.

"Kenapa gak sama Dimas?" tanya Kiara dengan mengedikkan dagunya ke arah Dimas yang sedang bergurau bersama Gemilang dan Fahri dengan tangan yang masih memegang Sampek yang dimainkannya tadi.

"Dihantam gue sama Adit. " Adeeva memasang wajah masamnya. Fina yang mendengar tersenyum sinis.

Kiara tertawa kecil. Kiara memang suka sekali mengerjai Adeeva dengan embel-embel Dimas. Padahal mereka sudah putus beberapa waktu yang lalu. Dan sekarang Adeeva sudah mendapatkan pengganti Dimas. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa Adeeva masih suka salting saat Adit menggodainya.

GemilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang