new friend

28 2 5
                                    

Setelah insiden tersebut, mau tak mau keduanya kembali ketempat mereka berteduh sebelumnya. Namun ada yang berubah, seseorang laki-laki dengan rambut kuning yang mencolok dengan seekor binatang aneh yang bertengger dibahunya kini duduk dihadapan mereka yang sedang mengeringkan tubuh disamping perapian.

"Hai." Kembali sapanya yang tak diindahkan oleh Calvin dan Erza. Mereka hanya menatap dengan tajam kearah laki-laki itu.

1 jam yang lalu

"Kenapa?!" teriak Erza dibalik suara hujan yang deras.

"Sepertinya, kita terjebak di peta ini, Erza." JawabCalvin dan menatap Erza dengan putus asa.

"Kenapa bisa? Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, kan?" tambah Erza, kini badannya mulai merasa kedinginan.

"Iya, tidak pernah. Tapi aku tidak tahu apa-apa dengan yang satu ini." Tambah Calvin sambil menyapu air hujan yang membasahi wajah.

Namun, keduanya tiba-tiba terdiam setelah mendengar sesuatu yang mulai mendekati mereka bergerak dari balik semak. Mereka tak dapat melihat apapun karena semak tersebut hampir menyamai tinggi tubuh mereka. Calvin pun mundur dan menarik tangan Erza untuk tetap berada dibelakangnya. Keduanya menemui jalan buntu saat punggung mereka menyentuh kembali pintu yang tak bisa mereka lalui tadi.

"Hai."

Tiba-tiba seseorang keluar dari semak-semak dengan senyumnya yang lucu. Sangat tidak sesuai dengan keadaan saat ini. Setelah bertemu dengan laki-laki tersebut, mereka memutuskan kembali kerumah pohon untuk berteduh.

******

"Jadi bahkan sebelumnya, suara gemerisik itu berasal dari mu?" tanya Calvin mengintrogasi laki-laki didepannya. Laki-laki itu mengangguk. Bahkan Ia terlihat lucu hanya dengan menggangguk.

"Maaf soal itu, aku juga harus waspada dengan sekitarku. Karena semaknya terlalu tinggi, aku hanya dapat melihat kalian dari sela-sela yang kecil." Jelasnya. Keduanya menatap seksama laki-laki itu. Memang, laki-laki itu terlihat kecil dan pendek.

"Hah, baiklah. Setidaknya biarkan aku mengajukan sebuah pertanyaan." Tanya Calvin. Erza yang duduk dekat perapian hanya mendengarkan dengan seksama tanpa bergabung dengan percakapan mereka.

"Sebelum itu, namaku Giel. Aku berasal dari sekolah High Gresh." Ucapnya dan ia menangkap ekspresi kebingungan Calvin dan Erza.

"High Gresh?"

"Ah ya, sekolahku memang sangat kecil diujung bagian barat. Jadi wajar saja sedikit dari kalian yang mengetahui tentang sekolah kami." Tambahnya.

"Sekolahmu sangat jauh dari kami yang berada di Timur."

"Ya, tapi aku mengenali kalian berdua. Kebetulan tahun lalu saat kejuaraan Felis diadakan, aku mengikutinya." Ucapnya. "dan aku mengagumi kalian berdua." Tambahnya dengan senyum yang sumringah. Jawaban Giel membuat Calvin dan Erza saling bertatapan.

"Jadi, baiklah. Aku ingin menanyakan sesuatu, anggap saja kita sudah saling mengenal." Kata Calvin.

"Tanyakanlah."

"Kau tau kenapa alasan kami tidak bisa melewati pintu ke peta selanjutnya?"

"Hmm.. aku tau kau akan bertanya tentang itu." Ucapnya sambil memaikan dagunya dan mengangguk.

"Apakah kalian melihat sesuatu tertulis diatasnya?" tambah Giel.

"Ya." Ucap Erza cepat.

"Kau melihatnya Erza?" tanya Calvin sedikit terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELIADOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang