Chapter 1

1.4K 90 7
                                    

Chapter 1: Pertemuan

Author's Point Of View [POV]

"Hey anjing kecil! Jangan lari!" Ucap gadis kecil sambil berlari mengejar anjing berbulu lebat berwarna putih.

"Nona Chae! Jangan berlari! Nanti ada jatuh!" Ucap seorang wanita berkuncir satu pada gadis kecil itu. Dilain sisi, seorang wanita menatap gadis itu sambil terkekeh.

'Dia lucu sekali. Andaikan bisa, aku juga ingin punya anak sepertinya.', batin wanita itu sedih.

Tin! Tin!

Wanita itu mengentikan lamunanya menatap gadis kecil yanh sedang mengelus anjing di tengah jalanan tanpa sadar sebuah mobil tengah melaju kearahnya dengan kecepatan yang sangat cepat. Wanita itu segera memeluk gadis kecil itu dan berguling ke samping tanpa peduli dengan dirinya, dan tangannya terus-terusan menjaga kepala gadis itu agar tak mengenai aspal jalanan.

Setelah semua itu, wanita itu mendudukkan tubuhnya dan tubuh gadis kecil itu. Gadis itu terlihat ketakutan sambil memeluk anjingnya. Wanita itu mengelus bahu gadis itu memberi ketenangan. Tiba-tiba ibu dari wanita itu datang dan menarik wanita itu.

"Astaga Rose! Apa yang kau lakukan, hah?! Dewa akan sangat marah mengetahui kau mengitori tubuh sucimu itu dengan anak anjing! Kau harus mencuci tubuhmu di sungai Dewi Athena sebelum kau semakin kotor!" Ucap ibu dari wanita itu. Wanita yang dipanggil Rose itu tertawa kecil. "Apa yang perlu ditertawakan?!" Bentak ibu dari Rose atau Mina. Rose menggeleng lalu menggandeng ibunya menuju mobil. Tak lupa ia melambaikan tangan pada gadis kecil itu.

Skip

"Astaga Chae! Kau baik-baik saja, kan?!" Tanya nenek gadis kecil bernama Chae itu. Chae menggeleng sambil menunjukkan wajah imutnya membuat siapapun terlena.

"Sudahlah bu. Chae, siapa yang menolongmu, nak?" Tanya ayah dari Chae atau Suga. Chae langsung menatap Suga berbinar.

"Ayah tau tidak? Ia bagaikan malaikat atau seorang ibu untukku! Ketika ia memelukku, aku merasa seperti punya ibu, lho yah!" Ucap Chae semangat.

"Oh ya?" Tanya Suga. Chae mengangguk dengan semangat.

"Sudahlah, Suga, Chae. Ayo sini Chae, bibi antar ke kamarmu." Ucap bibi dari Chae atau adik dari Suga, Jisoo. Setelah Jisoo menidurkan Chae, ia kembali ke ruang tengah.

"Dengar Irene, kau harus extra hati-hati kerawatnya sekarang. Ia sangat nakal." Ucap Jisoo. Irene, sang pembantu mengangguk.

"Baik nyonya." Ucap Irene patuh.

"Nah, sekarang buatkan aku teh. Kutunggu dikamarku." Ucap Jisoo. Irene mengangguk lalu pergi ke dapur.

Suga menghela napas lelah, andai Wendy disini, ia tak perlu lelah setiap hari demi mengawasi sang putri kecilnya itu. Waen menatap putranya cemas lalu menepuk pundak putranya tersebut, membuat putranya kaget.

"Astaga ibu, ada apa bu?" Tanya Suga.

"Jangan berbohong pada ibu, nak. Ibu sangat mengenalmu." Ucap Waen. Suga kembali menghela napas lelah.

"Aku bingung bu, aku ingin mencarikan wanita itu untuk putriku tapi aku tak tau ia siapa." Ucap Suga, Waen tersenyum lalu menepuk-nepuk punggung Suga seolah memberi kekuatan pda pria berusia 29 tahun tersebut.

Skip esoknya

"Huaaa ayahhh!!! Sakit sekali!!" Teriak Chae karena giginya terasa nyut-nyut-an.

"Sudahlah sayang. Jangan menangis. Kak Suga, antar Chae ke dokter gigi." Ucap Jisoo.

"Itu mustahil. Ini hari minggu." Ucap Suga sembari menepuk-nepuk punggung Chae yang berada dipelukannya.

Mother for my daughter ||SugaRose||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang