Prologue

3.7K 476 59
                                    

Rintikan deras hujan mengguyurnya—ia yang tak akan peduli meski pakaiannya diliput oleh api besar dan membakar kulitnya sampai membuatnya mati. Ia bahkan tak peduli ketika tangan kasar itu menarik kerah pakaiannya sampai membuatnya melayang di udara, rintikan hujan bercampur dengan ludah dari lelaki yang menggenggam pakaiannya. Sedikit-banyak ia berharap bahwa ini akan menjadi kasus di koran pagi selanjutnya bahwa seorang pemuda ditemukan mati setelah diperkosa. Dirinya telah terlalu lelah untuk bangkit kembali dengan kedua kakinya yang selama ini berusaha untuk berdiri meski dengan berbagai luka sampai akhirnya pada saat ini ia lebih memilih untuk mengakhiri segalanya.

Setidaknya di dunia sana ia tak perlu mencari yang dinamakan uang untuk makan. Meskipun ususnya ditarik keluar, dia tak memerlukan usus lagi untuk mencerna makanannya. Tenggelamkan dia dalam sebuah wadah dipenuhi lava panas, itu lebih baik daripada berada di pinggir jalan ketika malam hari terutama ketika angin begitu kencang sampai menerbangkan jaketnya padahal itu adalah kain terakhir untuk melindunginya dari dinginnya dunia ini selain pakaian lusuhnya.

Bagaikan telah mati, pupilnya bahkan tak bergerak sama sekali ketika cahaya terang dari senter menyinarinya dengan keempat lelaki dengan gembungan pada celananya. Kelima lelaki yang akan memperkosanya itu berusaha kabur namun berbagai macam sosok pemakai jas hitam langsung menangkap mereka tetapi tetap saja matanya sama sekali tak bergerak. Bahkan ketika seseorang mendekatinya.

Pada ujung matanya dia dapat melihat sosok lelaki bertubuh kekar, hanya menggunakan kaus lengan pendek, menunjukkan tangguhnya otot bisepnya dan dada yang terlihat berbentuk sebagai hasil dari olahraga. Meskipun samar dan tak yakin karena bagaimana matanya tak berusaha untuk fokus pada daerah bisepnya terlihat seperti garis yang saling menyambung untuk membentuk sebuah gambar tengkorak dengan berbagai macam efek. Pandangannya menatap ke bawah. Bagaikan setting dalam sebuah drama tentu saja ia tak dapat melihat wajah sosok lelaki itu karena posisinya membelakangi sinar rembulan dan gang seperti itu tak memiliki pencahayaan dari lampu jalanan.

"Apa yang harus kita lakukan terhadapnya? Dia sama sekali tidak bergerak, mungkin dia sudah ma—"

"Tidak. Dia hanya mati di dalam." Suaranya serak, tegas dan begitu berpengaruh. "Beritahu aku namamu."

Dia mendengarnya. Jujur, dia mendengarnya dan hendak menjawabnya meskipun itu merupakan nama yang ingin ia buang dan menunggu untuk diukir pada batu nisan tetapi apa daya tanpa persediaan air bersih entah berapa lama tenggorokannya menjadi kering kerontang. Seperti itu hanyalah hiasan tak berguna. Hanya suara pecah yang bahkan tak dapat didengar oleh sosok lelaki itu.

"Sepertinya kita menemukan kucing sekarat."

Lelaki itu berjongkok, menjangkau rambut pirang sosok yang masih tak bergerak sama sekali kemudian menggerakkannya perlahan, membelainya. Mata tak bernyawanya semakin melihat jelas tengkorak pada bisep lelaki itu, seolah mengukir ke dalam pikiran dangkalnya agar selalu mengingatnya meskipun mungkin setelah ini otaknya telah dalam keadaan mati. Lagipula—sudah berapa lama ia tak merasakan sentuhan langsung tanpa rasa jijik sedikitpun?

Rasanya begitu lama sampai ingatan itu tak ada.

Rasanya matanya berubah menjadi sangat berat. Bukan berat yang bisa ia tahan tetapi benar-benar memaksa matanya untuk menutup.

Tak kuat untuk menahannya lagi pada akhirnya membiarkan kelopak matanya turun dan menunjukkannya kegelapan kelam sekilas.

Sosok lelaki itu berhenti membelainya kemudian berbalik untuk memberi perintah kepada salah satu pria pemakai jas hitam.

"Bawa dia ke rumahnya terlebih dahulu. Akan ada tamu dan ku tak ingin ada orang lain semakin memperburuk keadaannya. Dan kutebas kalian jika memperlakukannya dengan kasar."

Perkataannya itu amat tegas dan solid bahkan dengan hanya mendengarnya sekilas. Pandangan lemahnya menatap sayu lelaki itu pergi sebelum kegelapan mengambil alih dan hanya kulitnya yang merasakan sensasi tangannya ditarik kemudian bertemu dengan bahan jas para pria serba hitam sebelumnya. Namun ujungnya kulitnya pun berhenti merasakan sebelum kembali teringat bagaimana sang lelaki bertato tengkorak itu membela kepalanya setelah bertahun-tahun hanya merasakan tinjuan dan tendangan.

Merasa sedikit ironis karena penampilan lelaki itu sama sekali tak sesuai dengan bagaimana lelaki berotot dan bertato biasanya.

Salah satu dari kumpulan pria berpakaian serba hitam itu yang salah satunya memiliki rambut lebih unik dibandingkan sisanya menatap ganas setelah salah satu dari bawahannya memperlakukan lelaki hasil pungutan itu dengan sedikit kasar.

"Patuhi perintah Tuan Jeongguk." Ucapnya dengan suara serak nan tinggi namun menenangkan meskipun nadanya mengatakan kebalikannya.

Anak buah itu mendecih tak suka kemudian memperhalus gerakannya. Sementara kawannya sibuk, pemilik surai hitam bercampur oranye gelap itu memungut dompet lusuh seperti pemiliknya tak bisa menggantinya atau malah menemukannya dalam tempat sampah. Seperti yang diduganya—sama sekali tak ada uang di dalamnya, hanya beberapa uang koin yang tak seberapa dan sebuah kartu identitas.

Meskipun kartu tersebut seperti baru kembali dari jutaan peperangan ia masih dapat menilik foto buramnya dan yakin bahwa pemiliknya adalah lelaki yang sama dengan yang sebelumnya. Memicingkan matanya untuk menangkap nama yang tertera disana baru setelah jempolnya membersihkan pasir basah di atasnya namanya mulai terlihat.

Nama: Kim Taehyung

Tempat/Tgl Lahir: DAE#*@, 12-30-1995

Jenis kelamin: LAKI-LAKI

Alamat: *@#&%

*&%$^@!#

Sisanya—tak jelas bahkan masa berlakunya sudah lewat mungkin hampir lima atau enam tahun lalu. Bagaimana kehidupannya sebenarnya tanpa dapat memperbaharui masa berlaku kartu identitasnya sendiri? Apa dia saking tak memiliki uang untuk sekedar membayar biaya pembaharuan sampai tak melakukannya? Dia pikir tak mungkin ada orang semiskin ini sampai melakukan hal kecil seperti ini tak mungkin tapi sepertinya dia salah—dan dirinya adalah bawahan bos mafia...

Atau hanya memang nasib lelaki itu bagaikan semua kesialan di dunia dilemparkan kepadanya? Lantas bagaimana nasibnya setelah dipungut oleh bos mafia itu sendiri?

.

.

.

To Be Continue

ConTradiction [Twin JK x Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang