ConTradiction [Twin JK x Taehyung]

1. Jungkook & Jeongguk

Tidak akan ada yang tak terkejut terbangun di tempat yang sama sekali tidak kau kenal, begitu pula dengan pemuda yang telah menjadi bersih setelah dimandikan. Bahkan pakaiannya pun telah berganti menjadi pakaian yang lebih layak dibandingkan pakaian lusuhnya tadi. Luka yang masih ada sebelumnya pun telah diobati, setidaknya mengurangi infeksi atau lebamnya. Matanya berkeliling dengan takut—konyol karena di menit terakhir hidupnya dia sudah menyerahkannya kepada siapapun, bahkan mati pun diterima.

Seorang lelaki berpakaian cukup rapi untuk seseorang yang berada di sebuah rumah keluar dari arah kiri yang sepertinya dapur membawa nampan berisi beberapa makanan dan jangan lupakan segelas air minum.

Pemuda ini yakin bahwa wajah itu bukanlah wajah asing, dia pernah melihatnya—tapi entah kapan. Tetapi di saat yang bersamaan pun merasa bahwa lelaki itu bukanlah lelaki yang pertama ditemuinya itu.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya lelaki itu setelah menyadari sang tamu telah bangkit dan terlihat cukup bertenaga untuk dapat memasang raut ketakutan itu, "Menurut dokter, kau tak memiliki luka dalam juga penyakit jadi yang bisa kuberikan sekarang hanyalah makanan untuk mengembalikan tenagamu. Makanlah."

Dan tentu saja tak akan ada yang langsung memakannya. Insting seorang manusia yang selalu berkata untuk waspada meskipun kewaspadaannya hanyalah omong kosong. Lelaki ini hanya melihat nampan berisi bubur, beberapa buah-buahan dan segelas air mineral. Kemewahan makanan yang sudah lama tak dilihatnya, atau lebih tepatnya tak mampu ia santap lagi.

"Aku jamin aku tidak memasukkan bahan kadaluwarsa ke dalamnya ataupun racun." Celetuk lelaki berpakaian rapi itu, menyadari tatapan waspada pada makanan yang disiapkannya.

Taehyung masih belum sepenuhnya percaya tetapi dia mengambil sesuap bubur nasi tersebut kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Menyecap oleh lidahnya apakah ada rasa aneh seperti rasa obat-obatan dan tak ada. Sama sekali tak ada. Malah rasa bubur ini amat lezat sampai tangannya bergerak di luar kendali mengambil suap demi suap. Lelaki berpakaian rapi itu hanya memperhatikan bagaimana Taehyung memakannya seperti hewan kelaparan.

Hewan yang sudah lama tak merasakan nasi bukan diambil dari tong sampah.

Setelah Taehyung menyelesaikan buburnya dan meminum segelas air mineral itu baru lelaki itu memulai pembicaraan.

"Namaku Jungkook. Kau?"

Terlihat jelas bagaimana dia sedikit ragu untuk menjawabnya, "... Taehyung... Dimanakah aku berada?"

"Ini rumahku. Taehyung... -ssi? Apakah kau memiliki tanda pengenal atau apapun?"

Oh. Satu pertanyaan itu langsung membuat wajah sang pemuda kembali muram. Dia tak tahu bagaimana reaksi Jungkook jika mengetahui tanda pengenalnya sudah tak berlaku dan itu berarti secara hukum dirinya sudah tak diakui oleh negara ini sendiri. Bagaimana jika dia disangka sebagai imigran gelap?—Meski pikiran itu amat konyol karena dari logat Korea-nya pun sudah membuktikan dia dalah warga Korea Selatan asli.

Menyadari pergerakan gelisah pada onyx hitamnya, Jungkook menarik pertanyaannya dan menggantinya dengan hal lain.

"Apa ada rasa sakit? Beritahukan apapun meski itu hanya sakit kepala." Ucap Jungkook dengan nada dilembutkan, sayang Taehyung yang telah menyantap berbagai sampah di dunia ini menyadari perubahan nada yang disengaja tersebut.

"Tidak ada. Anu... Terimakasih akan semua yang Anda lakukan, tapi tidak baik aku merepotkan Anda terus. Jadi ada baiknya aku—"

"Pergi?"

Suara itu bukan dari Jungkook, sama sekali bukan karena wajah lelaki itu pun sama terkejutnya. Keduanya mendongak ke sumber suara, melihat sesosok lelaki yang serupa namun tak sama dengan Jungkook. Ada beberapa dari fisiknya yang terlihat berbeda, termasuk dengan tata rambutnya. Lelaki bermantel tebal ini, surai kelamnya lebih ditarik ke belakang meski rambutnya bergerak seenaknya sehingga poninya kembali maju ke depan.