1.BERJUANG SEBELUM BERPERANG

18 4 0
                                    



LELAH. Itulah kata yang menggambarkan perasaan Loovi Lana Agraham. Selalau mendambakan sosok yang mungkin tak kan membalas perasaan nya. Mengidam idamkannya dalam diam. Nouval Randa Anjaya, itulah nama dari sosok manusia yang di damba dambakan Loovi. Seseorang yang dapat mencuri hatinya setelah sekian lama terikat. Seseorang yang selalu memenuhi hati dan fikirannya. Dan seseorang yang telah masuk dalam kriteria yang telah di dambakan Loovi.

Kehidupan Loovi tampak lebih cerah setelah mengenalnya. Semangat hidupnya kini juga bertambah karena lelaki itu. Namun semua kebahagiaan dan kenangan indah itu mungkin akan segera berakhir. Mengingat perasaannya pada Nouval, Loovi ingin menjauh dari lelaki itu. Loovi tak ingin Nouval mengetahui perasaannya. Loovi tak ingin Nouval menjauh karena perasaannya yang lebih. Loovi merasa lebihbaik ia menjauh daripada ia di jauhi. Karena di jauhi oleh orang yang hita sayang rasanya akan lebih sakit.

Entah keputusan itu benar atau tidak Loovi tak pernah memikirkannya. Memikirkan itu hanya akan membuatnya ingin terus bertahan dan bertahan. Loovi tak ingin jatuh lebih dalam. Ia tak ingin gila karena memikirkan cinta. Loovi tak ingin menangis karena cinta. Karna itu hanya akan membuatnya terlihat lemah. ' untuk apa menangisi cinta yang belumtentu juga menangisi kita. Apalagi menangisi memikirkan kita saja belum tentu ' fikir Loovi dalam hati. Meskipun begitu, tetap berbeda dengan perasaan Loovi. Masih ada rasa tak rela jika harus melepaskan Nouval dan berhenti bertahan.

Namun dengan perlahan Loovi mencoba menjauh. Menahan hatinya agar tidak mengingin kan nya, menahan otaknya agar tidak terus memikirkannya. Namun semua itu tak berhasil. Sampai akhirnya Loovi mencoba untuk tidak berbalas chat dengan Nouval. Hanya dengan itu Loovi bisa mengurangi perasaannya pada Nouval. Meskipun sebenarnya Nouval memang tidak pernah mengiriminya chat duluan. Jadi jika Loovi tidak ngechat dia ya pasti dia tidak akan ngechat Loovi duluan. Terkadang Loovi sangat sebal jika harus mengakui itu semua.

Seiring berjalannya hari. Loovi sudah hampir melupakan Nouval. Nemun semua usahanya itu sirna seketika setelah pandangan Loovi bertemu dengan pandangan Nouval. Tatapan mereka bertemu tanpa sengaja. Beberapa detik mereka saling berpandangan. Nouval tersenyum pada Loovi. Dengan tanpa sadar Loovi membalas senyuman Nouval. Terasa ada kehangatan di hati kecil Loovi. Sudah berhari hari ia mencoba menghindar dan membentengi hatinya. Namun kenapa saat ini bentengnya hancur seketika hanya karena senyum lelaki itu. Bahkan jantungnya juga ikut berdebar seperti dulu saat ia baru mengenal Nouval. Kini Loovi mulai gundah. Bagaimana ia bisa melupakan lelaki itu kalau dengan melihat senyumannya saja hatinya sudah meleleh.


Setelah menyadari lamunanya Loovi segera memalingkan wajahnya. Loovi bingung, dengan cara apa lagi ia harus melupakan Nouval. Kenapa hatinya egois selalu menginginkan Nouval. Padahal otaknya selalu menentang itu semua. Logikanya selalu ingin membuang jauh jauh perasaannya. Tapi kenapa hatinya tetap egois. Loovi merasa hatinya tak bisa memahaminya. Betapa jauh perbedaan diantaranya dengan Nouval. Apakah hatinya tak mengerti, atau bahkan tak pernah memahaminya sama sekali. Bahkan Loovi merasa Nouval terlalu sempurna untuk nya yang biasa biasa saja dalam segala hal.

Loovi tak menyangka jika Nouval akan membawa pengaruh besar bagi nya yang membawanya dalam suatu pilihan yang sulit. Berjuang / Lupakan. Berjuang akan membuat hatinya sakit karena mengingat bahwa Nouval terlalu sempurna untuknya. Namun melupakan Nouval membuat hatinya semakin sakit mengingat dirinya belum pernah berjuang namun sudah menyerah. Lalu apa yang harus Loovi perbuat. Kedua pilihan itu tak ada yang menguntungkan. Semua pilihan itu malah membuatnya hancur.

Beberapa hari Loovi memikirka keputusan apa yang akan ia ambil. Loovi tak ingin keputusannya membuatnya hancur di hari nanti. Loovi ingin keputusannya kali ini membuatnya bahagia. BERJUANG. Mungkin dengan berjuang Loovi bisa tahu pasti keputusan yang akan diambilnya kelak. Dengan berjuang Loovi bisa tahu cintanya bertepuk sebelah tangan atau tidak. Sehingga ia nantinya bisa memutuskan keputusan yang baik. Loovi berjanji pada ditinya sendiri. Ia tak akan menangis ketika cintanya tak terbalaskan. Dan ia juga berjanji tidak akan menjauh dari kenyataan. Loovi ingin berjuang. Ia tak ingin kalah sebelum berperang. Masalah perasaan Nauval ia tak ingin memikirkannya dahulu. Setidaknya Loovi Lana Agrahan sudah berjuang, dan tak pernah ada usaha yang gagal.

-------------- II --------------

Kini Loovi menjalani hari hari seperti biasanya. Setelah mengambil keputusan itu beban Loovi terasa hilang seketika. Fikirannya pun terasa semakin ringan. Kini Loovi tak lagi menjauh. Ia mencoba mendekat lagi pada Nouval. Karna kesempatan berharga tak datang dua kali. Dan kali ini Loovi takkan menyia nyiakan kesempatan itu. Kesempatan untuk dirinya memulai pejuangan dalam hidupnya. Berjuang untuk ' CINTA ' .

" Hy Nouval " dengan senyum seperti biasa Loovi menyapa Nouval yang berdiri di depan pintu kelas.

Nouval mengangguk disertai senyumannya menanggapi sapaan Loovi. Meskipun tak ada kata yang keluar dari mulut Nouval. Loovi tetap bahagia karena dapat melihat senyum Nouval. Itu seperti mood boster tersendiri bagi Loovi. Senyum Nouval dapat mengalihkan dunia Loovi seketika. Buktinya Loovi selalu tidak jelas setelah Nouval senyum padanya.

Dengan senyum bahagia Loovi melangkahkan kakinya menuju bangkunya. Meletakkan tas nya di bangku dan mengeluarkan ponsel serta henset untuk menyumpal telinganya. Memutarkan lagu lagu kesayangannya. Kegiatan seperti itu yang selalu Loovi lakukan untuk menunggu bel masuk berbunyi. Disaat Loovi mulai terhanyut dengan lagunya, disitulah Loovi merasa sangat terganggu.

" LOOVI...... " seorang gadis berlari sambil berteriak menuju bangku Loovi. Membuat telinga Loovi hampir pecah karnanya. ' volume ponsel aja bisa kalah sama suara Asa ' batin Loovi.

Dengan malas Loovi mengarahkan pandangannya ke arah temannya itu. " kebiasaan banget sih "

" Maaf.... " dengan cengiran kasnya Asa menanggapi pernyataan Loovi. Membuat Loovi semakin sebal karena perasaan tidak bersalah Asa. Sudah berkali kali teman sebangkunya ini mengganggu konsentrasinya. Namun tetap saja tidak merasa bersalah. Loovi sebenarnya heran apa Asa nggak sakit tenggorakan setelah seringkali berteriak ???

Setelah kedatangan Asa kelas menjadi lebih ramai. Ada yang ribut mencari contekan, ada yang ribut meminjam alat tulis dan sebagainya. Memang sih kelas Loovi termasuk kelas unggulan. Tapi asalkan kalian tahu aja. sebenarnya tak ada bedanya antara kelas unggulan dan kelas reguler. Semuanya sama saja. Di kelas XI IPA-01 memang termasuk kelas unggulan. Namun kelakuan anak anaknya sama saja seperti di kelas reguler. Entah dengan cara apa dulu mereka bisa sampai di kelas ini.

Tanpa sadar kini Loovi balik memandang Asa. 'Tumben dia diam. Padahal biasabya dia yang paling heboh sendiri ' heran Loovi dalam hati. Loovi bingung sendiri, kenapa dirinya malah kasihan melihat Asa dia. " Sa ada apa, tumben diem ".

Asa tersentak kaget mendengar panggilan Loovi. " iy .. iya ov ada apa ? " perkataannya juga ikut terbata bata karena kaget.

Loovi menggelengkan kepalanya merasa ada yang aneh pada diri Asa. Loovi merasa ada yang mengganggu fikiran temannya itu. Karena tak biasanya Asa diam seperti ini. Apalagi hari ini ada Pr jam pertama. Dengan sigap Loovi memberikan bukunya kepada Asa. Membuat Asa mengerutkan keningnya tanda tak mengerti. " Ada pr kimia, Kamu udah selesai ? . aku kira tadi kamu belum selesai. Tapi kalau sudah selesai ya syukur..... "

Sebelum mendengar lanjutan perkataan Loovi Asa langsung menyahut buku Loovi. "Oh iya ya ada Pr. Makasih ya bukunya. Tumben nggak pelit. "

Sekali lagi Loovi menggelengkan kepalanya. Ia tak menyangka kalu temannya ini tak ada niatan untuk taubat. Padahal tadi Loovi sudah merasa senang mengira kalau Asa sudah taubat. Tapi rasanya sangat mustahil menginginkan hal itu. Harapan hanya tinggal harapan jika untuk Asa.

-------------- II --------------

ILY " LOOVI "Where stories live. Discover now