Ferry love me

kedekatan

Fannysha kembali kekelas dan duduk di bangkunya lantas menaruh kepala di atas meja.
Dalam sekejap Fanysha tertidur di mejanya .Beberapa saat kemudian fanysha terbangun karna ada yang memukul meja nya dengan sangat keras.

Fanysha mengangkat kepalanya dan melihat  ke arah depan.Di depannya berdiri tiga orang cewek yang tengah memandang fanysha,

Ketiga cewek itu menyiram kepala fanysha dengan air botol mineral yang ia bawa lalu tak lama fanysha menjadi pusat perhatian dan semua anak tertawa lepas melihat fanysha.

Wajah fanysha terlihat kesal ,tangannya ingin menghajar habis-habisan cewek itu akan tetapi tubuhnya terasa begitu berat untuk menggerakkannya  ,Fanysha hanya terdiam melihat Cewek yang tengah berdiri di depannya.

Tangan fanysha menggapai tisu di saku bajunya dan mengeringkan wajahnya dengan pelan.

Cewek itu menarik rambut Fanysha dengan kencang dan ia lantas berkata begitu keras.

"Lihat ada anaknya tukang minum nie .Katanya ibunya juga seorang koruptor loh."kata cewek itu

Semua anak berbisik-bisik mendengar perkataan cewek yang bernama meka ratu purnama ningrat cewek yang tengan menarik rambut Fannysha.

Fannysha menggengam tangan meka lalu berdiri dan berkata pelan.

"Cewek,lemah beraninya kalo berada di dalam keramaian" kata fannysha dengan licik.

Ekspresi dan perkataan Fannysha membuat meka sangat kesal dan dia menarik lebih keras rambut fannysha.

"Cewek b*j***an ,jangan sekali-kali loe menghina gua.
ok kita selesai in setelah pulang sekolah"kata meka dengan wajah kesal
Meka melepaskan tangannya dengan kasar dan keluar ke luar ruang kelas.

Fannysha kembali duduk dengan wajah yang datar seakan tak ada rasa takut dan beban.Fannysha  kembali meletakkan kepalanya di atas meja lalu tidur seakan tak peduli dengan keadaan sekitar.

💟💟💟

Ferry berjalan menyusuri lorong sambil memegangi hidungnya yang masih mengeluarkan sedikit darah.Kakinya melangkah pelan sambil kepalanya merunduk melihat lantai, langkahnya terbata-bata menuju kekelas.

Ferry masuk kedalam kelas dan dalam sekejap beberapa anak perempuan mengerumuninya.
Terdengar suara mereka meramaikan suasana

"Ya,ampun ferry kenapa dengan hidung kamu"
"Ferry kamu,duhhhh pasti sakit"
"Ferry sayang banget kan wajah tampanmu jadi bonyok"
"Ferry siapa yang ngelakuin ini"
"Iya siapa"
"Siapa ferry.sayangku"
Tampak suara kerumunan tak pernah henti menanyai ferry,akan tetapi ferry hanya diam tidak menanggapi. tak ada satu patah katapun terucap di bibir ferry.Gadis-gadis itu hanya membuat kepala ferry bertambah pusing dengan suara yang bersahut-sahutan bagaikan kembang api.

Ferry mulai muak dengan para gadis yang centil dan selalu mendekatinya ,tak lama ferry keluar dari sela-sela kerumunan dan duduk di bangku samping seorang gadis yang tengah tertidur lelap.

Mata ferry memandangi gadis itu,
Dengan posisi tidur kedua tangan dilipat dan kepalanya di letakkan diatas lipatan tangannya.
Wajah gadis itu. Terlihat bersinar karna sorot cahaya matahari siang itu yang menembus jendela kelas.

Mata ferry tak pernah henti memandangi Gadis itu dari ,mata yang besar ,hidung yang mancung,bibir yang tipis dan merah ,pipi yang tirus,bulu mata yang panjang dan lentik

Ferry tersenyum melihatnya sampai beberapa saat gadis itu terbangun dan terkejut melihat ferry tengah memandanginya.

"Ada apa???" Tanya fannysha seraya mengangkat kepala.

Ferry tak menanggapi pertanyaan gadis itu dan hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

Fannysha membalas senyum ferry seraya berdiri meninggalkan bangku dan pergi untuk cuci muka ,
Dari kejauhan ferry tengah memandangi gadis itu hingga hilang di balik pintu.

Tak beberapa lama Ferry berdiri dan memukul meja

"Diammmmm..... dasar gadis sampah"ucap ferry dengan marah
Semua anak terdiam dan kelas menjadi hening semuannya tengah menatap ferry yang tengah berdiri di belakang sambil berekspresi begitu sangat marah.

Ferry kembali duduk dan membuka buku yang tebal dan membacanya ,semua anak terdiam dan kembali ke bangku masing-masing tanpa suara.

Semua anak hanya tunduk kepada perintah Ferry karna Ferry adalah cucu satu-satunya pemilik sekolah ini yang berkuasa.