Surat Pernyataan Cinta

10.7K 556 57
                                    

Kifa pov

Aku membanting pintu kamar begitu sampai rumah, sudahlah jangan bahas kejadian menjijikkan barusan. Aku saja malas mengingat pertengkaran dengan dosen tadi, aaarrrggghh kenapa tadi bisa lepas kontrol siiih sekarang nyesel kaan!!!

Drrtt drrtt

Aku meraih ponsel yang masih ada di dalam tas, nomor baru? Siapa nih?

“halo?” sapaku setelah memencet tombol hijau.

“halo.” Jawab pemilik nomor, laki-laki loh.

“ini siapa ya?” tanyaku ragu.

“benar ini dengan Akifa Nayla?” tanyanya balik, lah kok nggak jelas gini sih?

“iya benar, ini siapa ya?” tanyaku lagi.

“saya Ivan.” Jawabnya santai, hah? Siapa sih? Aku bingung sendiri.

“siapa?” tanyaku lagi, aku merasa nggak punya temen namanya Ivan, entah itu teman kelas atau teman main.

“Ivan.” Jawabnya lagi kini lebih tegas.

“mungkin anda salah sambung, soalnya aku nggak punya temen namanya Ivan.” Ucapku akhirnya.

“saya dosen yang baru saja kamu serang di karaokean, senin nanti jangan lupa datang ke ruangan saya. Kamu sudah tau letaknya kan? Atau harus saya tunggu di lorong gedung E5?” Lanjutnya lancar sementara aku sudah menatap horor pada ponselku, KIKI SIALAAAANNN!!! Aku membanting ponsel ke kasur begitu saja.

“Halo?” ucapnya dari sebrang, astagaaa!! Bisa gila aku kalo begini terus-terusan.

“Akifa?” panggilnya lagi, aku meraih ponsel yang tergeletak mengenaskan lalu memandangnya sedih, ya Tuhaaan, apa yang harus hamba lakukan? Keluhku dalam hati.

“saya tau kamu masih mendengarkan suara saya, jadi saya minta hari senin minggu depan datang ke ruangan saya dengan teman-teman sekelasmu. Tadi saya sudah bicara sama teman kamu yang bernama Kiki dan dia bersedia membantu saya.” Ujarnya lalu sambungan terputus.

Aku langsung keluar kamar dan berlari menuju kamar kakakku, aku harus bikin perhitungan sama kunyuk itu.

“Kaaakk!!” jeritku begitu melihat sosok kakakku sedang tiduran.

“apaa? Ribut mulu kerjaannya.” Ujarnya dengan nada kesal.

“telponin Kiki, suruh kesini.” Suruhku manja.

“lah, dia kan temenmu. Telpon aja sendiri.” Ujar kakakku malas.

“yaudah minjem hape.” Ujarku langsung mengambil hape Kak Reza dan mengirim pesan singkat ke Kiki.

To: Matahariku

‘sore Matahariku, main ke rumah dong malam ini.’

From: Matahariku

‘oke deh Pelangiku.’

Setelah mendapat balasan dari Kiki aku beranjak dari kamar kakakku dan membiarkannya melanjutkan hibernasinya. Eum, jadi sebenarnya Kiki dan Kak Reza itu pernah pacaran tapi sekarang mereka udah putus. Walaupun udah putus gitu tapi mereka masih kaya orang pacaran suka cemburu kalo salah satu deket sama orang lain, suka mesra-mesraan nggak jelas –bahkan panggilan mereka masih sealay anak SMP, suka jalan berdua. Aku aja heran sama tingkah ajaib mereka, sering aku suruh mereka balikan, tapi tetep aja mereka nggak mau, banyak alasan pula.

Aku kembali ke kamar dan memandangi nomor asing yang baru saja menelponku, menimbang-nimbang apakah sebaiknya aku menyimpannya atau tidak.

“assalamu’alaikum.” Ucap seseorang.

Call It LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang