I will always remember
Anne Marie - 2002
💎💎💎
Pagi itu matahari bersinar menampakkan dirinya dengan sangat jelas. Menerangi kota Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya. Gadis cantik berseragam SMA yang melekat rapi di tubuhnya bergumam tidak jelas di dalam bus kota ketika melihat jam tangan yang ia kenakan di tangan kirinya kini menunjukkan pukul 06.55, yang menandakan bahwa gerbang sekolah akan ditutup lima menit lagi.
"Mampus gue! Kurang lima menit lagi gerbang sekolah bakal di tutup. Gak bakal keburu kalo kaya gini caranya!" Gadis itu bergumam-sedikit berteriak- saat melihat ke arah jam tangannya.
"Bang, bang kiri." Akhirnya Rara memutuskan untuk turun dan berlari mengejar waktu yang hanya tinggal 4 menit, padahal jarak sekolahnya masih lumayan jauh, kira-kira membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai disekolahnya, itupun jika naik kendaraan.
"Arrgghh!" Rara berteriak, membuat dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di trotoar.
Untuk kali ini Rara tidak peduli akan hal itu. Dia berharap Tuhan dengan berbaik hati memperlambat bel masuk sekolahnya supaya dia tidak terlambat.
***
Seorang gadis dengan nafas yang tidak beraturan berhenti di depan gerbang SMA GARUDA, SMA favorit yang ada di Jakarta. Nafasnya tersenggal-senggal, menunduk sambil memegangi gerbang sekolah yang sudah tertutup dengan rapat. Bahkan pak satpam yang jaga pun sudah tidak di situ.
"Buset! Pantes udah sepi, mana ga ada pak satpam nya. Udah jam segini ternyata." ujar Rara sedikit berteriak setelah menyadari bahwa sekarang sudah jam 07.15.
"Auk ahhh, balik aja." Rara akhirnya memutuskan untuk pergi dari lingkungan sekolah, dengan wajah tertekuk dan pasrah akan semua kemungkinan yang akan terjadi jika dia tidak berangkat sekolah dengan keterangan alfa.
Perjalanannya kali ini sungguh tanpa tujuan yang jelas. Bajunya sudah tidak tertata rapi seperti sebelumnya. Rambut yang sudah lumayan berantakan dan muka yang keliatan kusut itu menambah kesan gembel pada dirinya.
Setelah dirasa cukup jauh berjalan, Rara tidak tau sekarang berada di mana, yang jelas tempat itu terlihat sepi, samping kanan dan kirinya hanya terdapat hutan yang cukup luas.
Entah rasa penasaran darimana yang kini sedang berada di dalam pikiran Rara, karena mendadak dirinya berjalan memasuki hutan disana. Semakin dalam ia berjalan, semakin sepi suasananya.
Rara menunduk meratapi kejadian hari ini, dengan waktu yang terus berjalan dan tujuannya belum juga jelas. Hingga akhirnya Rara mendongakkan kepalanya untuk sekedar menarik nafas dalam-dalam. Matanya reflek membulat setelah melihat apa yang sekarang berada di depannya.
Danau yang terlihat indah, dengan air yang masih jernih, dan tumbuhan yang tumbuh di sekitar danau menambah kesan waw dimata Rara. Dengan cepat Rara menghampiri danau tersebut, setelah ia sedikit memainkan airnya tanpa sengaja saking senang dirinya berteriak sekeras mungkin. Sampai ada suara yang mengintrupsi teriakannya.
"Brisik!" seorang laki-laki muncul tanpa diduga oleh Rara. Membuat dirinya seketika merasa kesal dengan cowok tersebut, karena sudah mengganggunya untuk menenangkan hati saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Teen Fiction"Hubungan yang aneh memang, hubungan milik kita. Terlalu rapuh untuk bertahan, terlalu kuat untuk dihancurkan"