Pagi ini begitu cerah, tidak seperti pagi kemarin diguyur hujan tiada henti. Ada sebuah keinginan yang belum tercapai hingga saat ini. Keinginan untuk belajar ke pesantren. Momen sarapan ini aku sempat menyinggungnya dengan ayang dan ibuku.
"Yah, setelah lulus A'la belajar ke pesantren ya..?" Sejenak terdiam .
"Walah, Nduk itu niat yang sangat baik.. Tanpa kamu minta izin, sudah kami perbolehkan." Jawabanya begitu memuaskan hati.
"Tapi A'la juga butuh doa dan ridho dari keluarga A'la juga kan.."
"Kami meridhoi" Serentak mereke bertiga menjawab kalimatku tadi.
"Trimakasih ya, Ayah, Ibu, Kak.."tersipu mali aku mengucpkan kata-kata itu.
Merekapun membalas senyumanku.
" A'la pamit ke sekolah dulu. Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam." Hampir bersamaan.
* * *
Pukul 07:03
Suasana kelas sudah ramai dipenuhi penduduknya. Senyum simpul pria ini sangat menawan. Dia yang duduknya di belakang bangku ku.
"Hei.." Sapaan yang singkat.
"Iya..?" Balasku impas.
"Kok tumben brangkat siang? Biasanya jadi pembuka gerbang..hehe" Katanya.
"Iya nggak papa lah.. Sekali-kali.. " Kubalas dengan senyuman, sambil membenahi posisi duduk ku. Saat ini aku duduk di kelas XII. Sebentar lagi akan melaksanakan UN. Seperti pada umumnya, nasehat orang tua adalah belajar rajin, jaga kondisi, jaga pola makan dan lain-lain. Semua itu sudah umum di telinga.
Lanjut mengenai pria tadi.
Dia Ilyas Hamdani. Seseorang yang singgah di hati semenjak aku duduk di kelas X. Dia murid yang pintar, perangainya sopan, tampan, bersuara emas, tidak ada yang tidak mengidolakan dia. Dia sudah hafidz sejak dia SMP. Aku tidak tahu apa dia juga punya rasa yang sama?..
* * *
KBM hari ini berjalan dengan hikmad. Tentang rasaku, entah kapan akan sampai.
"La!! Tunggu."
"Eh, kenapa?"
"Ini buat kamu, tapi janji jangan dibuka sebelum sampai rumah ya!"
"Ini apa?" Kataku penasaran.
"Surat." Sambil tersenyum.
Kemudian dia berjalan meninggalkanku begitu saja tanpa kata.
"Makasiih..." Teriakku.. 'Apa ini?'
Hatiku tidak tenang, rasanya harus cepat sampai rumah. Terus kupandangi secarik kertas yang dilipat rapi ini penuh dengan pertanyaan yang bertubi.
* * *
Ilyas Hamdani, seseorang yang selalu hadir di lubuk hati. Biasa dipanggil Ilham.