Prolog

59 8 5
                                    

Malam yang dingin dengan angin spoy yang menemani seorang gadis remaja yang tengah mengerjakan tugas IPA di kelasnya.

Berkali-kali gadis itu menghembuskan nafasnya,pertanda bahwa ia sedang benar benar dalam kondisi lelah,bahkan wajahnya juga terlihat kacau.
juga ia melihat notif di ponselnya.

"Kenapa dia belum chat?" gumam gadis itu.

Lalu gadis itu melanjutkan tugasnya kembali.

Setelah hampir 1jam lamanya berkutat dengan tugas laknat itu, gadis bername tag Sabiya Aurelia Reisha itu merenggangkan tubuhnya dan menyenderkan punggungnya ke bahu kursi.

Di tengah santainya itu,tiba-tiba saja terdengar bunyi pintu yang tertutup dengan keras.

Blam!!!

Sontak membuat gadis bernama panggil Aurel itu terperanjat.
Awalnya ia biasa saja,namun lama-lama terdapat banyak suara yang menganggunya.

Aurel merasa merinding. Dilihatnya jam yang melingkar rapih di tangannya.
Pukul 8 seperempat malam.

Ya ini memang sudah malam,dan Aurel hanya seorang diri di lantai dua gedung SMA 'X' tepatnya di ruang kelas 11 MIPA.

Bulu kuduknya berdiri. Ia tak ingin diganggu oleh makhluk tak kasat mata di gedung ini.

Dengan perasaan yang dipenuhi ketakutan,ia melangkah maju ke arah pintu. Diputarnya perlahan kenop pintu itu, dengan keringat dingin yang mulai mengucur di tangannya ia memberanikan diri untuk membuka pintu itu.

Cklek~

Setelah terbuka secara utuh, Aurel mengernyit bingung.
Tak ada siapapun di depan pintu itu.

Ia mengedikkan bahu
-menghilangkan segala rasa takut dan pikiran negatifnya-

Aurel membalikan tubuh dan duduk kembali ke kursinya.
Ketika dirinya tengah dalam mode nyaman, dia dikejutkan kembali oleh suara letusan.
Seperti letusan balon.

Lalu kembali Aurel menuju pintu dan membukanya.
Lagi-lagi hanya malam sunyi yang menampakkan dirinya.

Lalu Aurel kembali ke posisinya. Tak terasa hampir jam 9 malam,dan kelopak mata Aurel sudah terasa berat hingga membuat matanya terpejam.

***

"Rel!! Hey.. Bangun". Pemilik suara berat itu berusaha membangunkan Aurel yang terpejam.

Hingga beberapa saat kemudian usahanya membangunkan Aurel berhasil.

"Hmmm..". Gumam Aurel mengucek matanya dan melihat ke arah laki-laki yang bername tag Yoseph David yang mengusik tidurnya yang singkat tadi.

"Kamu ngantuk banget ya?". Tanya David risau.

Aurel hanya mengangguk menjawab pertanyaan laki-laki tadi.

"Ya udah yuk pulang udah jam 9,maaf ya bikin kamu nunggu lama". Ucap David

Aurel langsung mengemasi barangnya.

Aurel mengekori David ke parkiran sekolah.
Setelah mengeluarkan motornya, laki-laki itu menyuruh Aurel untuk naik bersamanya.

Motor berplat AA itu kini melaju sedang membelah jalanan.
Hingga hampir 20 menit lamanya,mereka sampai di pekarangan rumah Aurel.

"Ayo aku anterin sampe kamu masuk ke dalam". Pinta David.

"Nggak usah. Ntar kamu kemaleman sampe rumahnya"

"Ngga papa kok. Ini kan tanggung jawabku,lagian juga kamu pulang malem gini kan gara-gara aku". Kata David bersikeras.

Akhirnya Aurel luluh dan menyetujui permintaan David.
Kini mereka berjalan beriringan ke arah pintu utama rumah Aurel.

Gelap. Itulah suasana rumahnya sekarang.
'Apa udah pada tidur ya?' pikir Aurel.
Dengan perlahan Aurel membuka pintu.

"Assalamualakum! Bu?". Salam Aurel.
Tak ada jawaban,dan hanya suasana gelap lah yang ada.

"Keliatannya udah pada tidur deh Dave, kamu pulang aja ngga papa kok". Aurel.

Namun bukannya menuruti ucapan Aurel, David malah masuk ke dalam dan mendorong Aurel masuk juga lalu menutup pintu.

"Da-david kamu mau ngapain?". Aurel dengan nada khawatir.

Bukannya menjawab, David malah bersiul -seperti memberi kode-
Setelah itu lampu menyala,dan David mundur dari Aurel.

Kemudian dari balik tirai muncul Ibunya yang membawa kue ulang tahun disusul adik kecilnya,kemudian teman-teman David dan Aurel yang membawakan balon bertuliskan " Happy Birthday Aurel"

Kini Aurel menutup mulutnya tak percaya,lalu sedetik kemudian cairan liquid meluncur mulus dari ekor matanya ke pipinya.

"Selamat ulang tahun Aurell!!". Ucap semua orang disitu serentak.

Haru. Itulah yang dirasakan Aurel.
Lalu Aurel meniup lilin itu yang sebelumnya ia telah berdoa lebih dulu.

Kemudian kue itu dipotong oleh ibunya sama rata untuk dibagikan pada teman-temannya.

"Kamu doanya apa tadi?". Tanya David.

"Kepo!!". Jawab Aurel sambil menjulurkan lidah mengejek.
Karena gemas,David mecubit kedua pipi Aurel hingga membuat sang empunya pipi kesakitan.

"Intinya doaku yang terbaik buat kalian semua termasuk kita" jawab Aurel.

Malam itu dipenuhi sukacita di hari kelahiran Aurel.
Langit pun seperti mendukung keadaan ini dengan munculnya bulan dan bintang.

***

Gimana?
Kalian suka ga?
Btw ini cerita nyata lho( cuma di bikin sedikit dramatis aja )
Dan cerita ini juga special because ni cerita itu kolaborasi sama author lain juga lho..

Makasih kerja samanya ya buat.
@zivaaqilah @daftrni @sarahshaeenn

Makasih semua.

Dan juga bagi para readers makasih ya udah mau baca.
1 vote dari kalian sangat berharga bagi kami semua

Different Faith Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang