Kamar nomor 7 adalah satu-satunya kamar besar di lantai 2 dan punya pemandangan fenomenal. Gimana enggak, kalo kita liat luar, kita bisa liat pemandangan Idjen Boulevard yang terkenal di Malang itu, bisa ngeliat orang-orang CFD-an, bisa liat lampu-lampu mobil dan motor bersliweran dan banyak kegiatan lainnya. Kamar ini lumayan luas, kalo buat 1 orang, makanya Jay si pemilik kamar pertama ngasi usul ke Epi sama Ema buat sewain kamar ini ke 1 orang lagi. Dengan syarat harga kamar ini didiskon, dari yang awalnya dia harus bayar 750.000 sekarang di diskon jadi 600.000. Lumayan kan, diskon seratus dan Epi Ema dapet duit lebih.
Selama hampir 2 bulan sejak Jay ngusulin pembagian kamar, masih belum ada yang ngedaftar buat jadi room mate nya. Ada anak baru pun si Bobby dia milih dikamar bawah yang deket sama garasi, biar gampang kalo mau ngerokok katanya. Sampai akhirnya di minggu pagi yang cerah itu, ketika Chef Yo lagi enak-enaknya belajar masak Selat Solo sama Ema, Hanbin lagi nyuci motor Ninja kesayangannya dan si cewek-cewek lagi bahu membahu nyuci Nara si Jazz putih milik Didi, datanglah seonggok manusia berkulit coklat dengan membawa 2 koper besar tuun dari mobil Innova putih yanh diyakinin sebagai Grab Car.
"Misi, bener ini rumah kos Mabes 34? Saya yang sudah nelpon kemaren." Tanya seonggok manusia itu ke para cewek-cewek dengan suara husky nya sexy.
"Eh iya mas. Masnya yang kemaren WA itu kan?" Tanya Didi sambil menaruh lap mobil nya diatas kap mobil. "Bentar ya mas, saya panggilin eyang dulu." Lalu Didi berlari kedalam rumah sambil berteriak, "Emaaaaa!!! Yang anak kos baru nya udah dateeeeenngg!! Ini dimasukin apa gimanaaaaa!!"
Dari dapur yang berisi Yoyo, Ema, dan si mbak langsung protes. "Mashaallah Didi.. itu siara gabisa diatur ya.. kamu itu cewek nduk, jangan gitu."
"Maaf Emaaa.. ini anaknya udah kusuruh ke paviliun, apa surih maauk aja?"
"Suruh masuk aja. Itu temen sekamarnya mas Jay."
"Oke!"kata Didi sambil berlari. "Mas, masuk aja. Ayo ketemu Ema didalem. Kopernya bawa masuk aja." Kata Didi sambil membimbing si anak baru itu masuk kedalam rumah. Setelah didalam, si anak baru disuruh duduk dulu diruang tamu sambil menunggu Ema yang sedang memasak didapur. Sedangkan di ruang tamu sendiri sudah ada Epi yang sedang asyik meminum cappucino hangatnya sambil membaca koran. Setibanya langsung saja si anak baru itu disambut oleh Epi.
Tiba-tiba dari arah tangga atas terlihat mas Jay sedang turun kebawah dengan boxer kotak-kotak merah hitamnya dan berkaos putih belel. Setelah tiba dibawah, dia langsung membuka kulkas dan mengambil 1 kotak teh kotak dan duduk disamping Epi sambil bermain handphone.
"Mas, ini yang nanti jadi roommate mu. Kenalah dulu gih." Kata Didi sambil duduk ditangga.
"Oh hay. Gue Januar, tapi panggil aja June." Kata si anak baru itu sambil menaruh jaketnya di kursi dan mengenalkan diri ke mas Jay.
"Ooh kamu lahir bulan Januari?" Tanya mas Jay yang disambut gelengan oleh June. "Oooh.. Juni? Kayak panggilanmu?" Dan disambut gelenggan lagi oleh si June.
"Gue lahirnya Maret, bang. Januari itu lahirnya bokap, Juni itu lahirnya nyokap. Jadilah nama gue gitu."
"Oooh.. yayyaa.. kreatif.. kreatiff.."
Kata mas Jay sambil nyeruput teh. "Oh iya, namaku Jay, panghil aja Mas Jay. yok mas ajak ke kamar. Bawa barang2mu." Kata mas Jay sambil berjalan kearah tangga sambil menenteng tehnya dan handphone. Kemudian June mengikuti dari belakang sambil membawa ranselnya serta 1 buah koper.Dilantai 2, setelah berjalan kearah kiri dan berjalan melewati 2 kamar, yang bisa dipastikan dua pemiliknya masih berada di pulau kapuk. Dipojokan, dekat dengan lemari buku yang berisi beberapa buku ensiklopedia milik Ema dan Epi terletak sebuah kamar yang cukup besar. Didalamnya yang dekat jendela sudah terletak tempat tidur milik Jay lengkap dengan tirai berwarna wine favoritnya. Bersebelahan dengan tempat tidur itu, sekitar 5 langkah terletak tempat tidur single lainnya yang sudah teralasi sprei berwarna cream. Tempat tidur itu lebih dekat dengan meja rias dan kamar mandi. Bisa dibilang tempat itu tempat paling strategis bagi yang doyan ngendon di kamar mandi.
Diseberang tempat tidur terletak 1 buah lemari kayu yang cukup besar, lengkap dengan kaca setinggi badan ketika kita membuka lemari. Didalam lemari sudah terletak 2 buah handuk berwarna biru dan kuning, dan 1 buah pengharum lemari.
"Mas, ini handuk punya siapa?" Tanya June sambil menata beberapa baju dan bawaan lainnya dalam lemari.
"Ooh, dikasi sama EmaEpi. Semua dapet kok awalnya. Pake aja. Jangan lupa kasi nama, takutnya kalo dicuci ntar ketuker." Jawab Jay sambil bermain handphone diatas tempat tidur, lebih tepatnya berselca ria. "Oiya, disini tiap hari sedia laundry, tinggal taro di tempat pakaian kotor sendiri trus taro dibawah aja. Nanti dicuciin kok." Jelas Jay sambil mengupdate instagramnya.
"Free ya mas?" Tanya June sambil mesam mesem liat seniornya ini selca-selca ganteng cantik.
"Yo ora toooh.. ngomong wae ke Didi, nanti dimasukin ke tagihan kos-an. Oiyaa, kalo bawa barang elektronik selain laptop sama HP, bilang ke Didi. Tagihan listriknya beda nanti."
"Bisa gitu ya mas? Misalnya apa?"
"Kalo situ bawa TV, PS4, Xbox sama VR kayak si Chanu, tagihan listriknya beda.. lumayan sih bedanya, tapi dia oke aja."
"Tunggu. Ada yang bawa game kesini?" Tanya June exicted.
"Ada lah. Noh kamar depan tangga, semua entertaint ada disana. Tapi kalo mau dapet wifi super kenceng, dateng ke kamar bawah, sebelah kamar cewek-cewek. Disitu kamar si Yoyo, dia punya router sendiri . Kalo laper dateng kedia aja, kali-kali dimasakin." Jawan Jay sambil berdiri dari tempat tidur dan berjalan kearah pintu. "Yok, sarapan! Pasti ditungguin dibawah."
Ketika Jay keluar, June dapat melihat jika anak yang dari kamar sebelah mereka keluar dari kamar dengan muka setengah capek.
"Hey, abis dari mana?" Tanya Jay sambil menepuk pundak Hanbin
"Nyuci motor mas. Mana kemaren abis begadang bikin lirik sama si Klinci. Mulai ngantuk, tapi ntar janjian jam 11 mau kumpul sama si Wawan." Curhat si Hanbin sambil berjalan kearah tangga. Ketika tiba di kamar depan tangga, Jay langsung mengetuk pintu kamar itu sambil berteriak memanggil orang didalamnya.
"Adeeek, ayo sarapan!!" Gedor Jay di pintu. "Deeeekkk!!! Chanuuu!!" Gedor Jay di jendela sekarang. Dan tak lama kemudian, sang pemilik kamar keluar dengan muka setengah mengantuk.
"Apa sih mas, ini kan hari libur." Kata Chanu sambil menyender di pintu."Ngegame sampe jam brapa kamu ?"
"Jam 3 kali ya? Lupa."
"Yaudah bangun sama sarapan dulu terus lanjut tidur lagi aja." Kata Jay sambil mulai menuruni tangga. "Yok, kebawah!"
🖖🖖🖖🖖🖖
Yoooow! Part 2 publish 😂 akhirnya nemu ilham buat selesein part 2 ini 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Mabes 34 (Babe's Squad)
General Fiction7 bocah ganteng dan kehidupan kos serta kampusnya. iKON fanfiction yang dibubuhi rasa lokal. Sedikit fusion antara iKON dengan kekorean yang ditambah dengan sedikit bumbu tradisional. -Untuk masakan fusion, jangan sampai ada 1 rasa dominan. Harus sa...