^MYG^ Full House ^17+^

Problem

Seoul 14.50 KST

Aku menghela nafas saat sudah sampai di negara kelahiranku. Korea.
Aku melangkahkan kaki ku keluar dari bandara, lalu menunggu untuk mendapatkan taksi.

Aku tak tahu lagi harus kemana...

Sekarang ini aku sedang membereskan kembali barang-barang milikku. dengan gerakan malas, aku memasukkan lagi barang milikku kedalam kardus.

esok aku sudah harus meninggalkan rumah ini, mengingat rumah ini bukan lagi milikku.

Dan sekarang yang ada dipikiranku hanya dimana tempat tinggal untukku setelah ini? aku harus kemana.

.

.

.

Tokk tok tokkk

Suara ketukan pintu berkali-kali membangunkanku pagi ini. Kurasakan punggungku sangat sakit, ternyata ali tidur pada posisi duduk.

Suara ketukan keras itu kembali terdengar, membuatku mendengus kesal, lalu menghampiri pintu utama.

Saat kubuka pintu aku terkejut melihat artis yang sedang naik daun itu. Siapa lagi jika bukan Min Yoongi.

"Mi min Yoongi?."

"Ohh kau pemilik rumah ini? Kenapa masih disini? Hari ini aku yang akan menempati rumah ini! Jadi keluarlah." Yoongi menerobos masuk begitu saja.

"Iya! Aku akan pergi hari ini."

"Sekarang."

"Mwoo? Emm Yoongi-yya barangku masih banyak, bisa kutinggal disini hari ini? Aku sedang mencari tempat saat ini, jadi bisakah kau menampung barangku hari ini? Hari ini saja."

Seketika Yoongi berhenti ditempat lalu berbalik menatap aneh kearahku, lalu mendekatiku dengan tatapan yang menjengkelkan.

"Apa? Kau kira rumah ini tempat penampungan? Cepatlah keluar! Aku ingin beristirahat! Aihhh benar-benar"

Yoongi mengetuk-ngetuk pundakku dengan kacamatanya, lalu tangannya mengibas-ngibas mengisyaratkan ku agar keluar secepatnya.

"Apa lagi yang kau tunggu? Mau ku seret? Huhh??"

"Ternyata Min Yoongi artis yang terkenal hatinya malaikat bersikap seperti ini??? Heolll siapa yang membuat gosip bahwa Min Yoongi artis yang berhati bak malaikat."

"YAKKK aku tak peduli! Keluar cepat! Kau ingin ku kasari terlebih dahulu?!."

"TENANGLAH! Aku akan keluar."

"Hmm syukurlah! Kalau begitu cepat."

.

"Y-YAKKK"

Saat berjalan menjauhi manusia jahat itu menuju kamarku, dia memanggilku otomatis langkahku berhenti lalu menoleh padanya.

Dia lagi-lagi berjalan angkuh kearahku, menatapku sebentar lalu berbalik lagi. Ada apa dengan pria itu.

Saat aku ingin berbalik, dia menahan tanganku lalu mengatakan bahwa dia sedang lapar.

"Aku lapar."

"Apa urusannya denganku?."

"Tolong masakkan sesuatu untukku."

"Tidak bisa, aku ingin mengemas barangku lalu pergi dari sini."