"Kenapa?" Chungha tidak perlu menunggu Nayoung untuk menjelaskan ketika sang leader masuk kamar sambil menekuk bibirnya. Yang ditanya hanya menghela napas panjang sebelum menjatuhkan diri ke kasurnya.
Nayoung, yang terkenal dengan muka tanpa ekspresinya, tampak sangat kesal, memukul-mukul gemas bantal miliknya, Chungha sampai takut bantal itu akan melayang ke mukanya jika ia bertanya, "Aku kesal."
"Kenapa lagi? Jisung oppa lagi?" Ding dong! Tampaknya tebakan Chungha benar, melihat Nayoung malah memicing kepadanya.
"Jangan sebut-sebut nama itu," ujarnya galak. Chungha menghela napas panjang sebelum menaruh hapenya di meja sebelah ranjangnya.
Kalau sudah begini, berabe ceritanya.
"Kenapa lagi sih? Jisung oppa ngapain? Setauku dia ga ngapa-ngapain kamu kok?"
"Jangan ngebelain dia deh." Nayoung malah tambah bete, "Kamu sama the beagles sama aja," dengusnya sambil menarik selimutnya, tanda Nayoung mengakhiri pembicaraan satu arah mereka.
"Dasar," gerutu Chungha perlahan sebelum dia memutuskan untuk keluar kamar, menghindari Nayoung marahnya kaya singa lagi PMS.
Di luar ternyata sama bikin pusingnya, Chungha membatin melihat keadaan dormnya yang berantakan. Setelah Produce 101 Season 2 berakhir dan Wanna One terbentuk, Chungha pikir keadaan akan makin membaik.
Sayangnya tidak.
YMC, management yang menangani grup mereka berdua, menilai bahwa sebagai nation sister-brother group pertama di South Korea, Wanna One dan IOI dapat disatukan di satu dorm.
Kenyataan tidak selamanya sebaik yang dipikirkan.
Well, sebenarnya tidak seburuk itu sih. Dormnya lebih besar dan lebih baik daripada apartment pertama yang IOI tempati, penjagaannya pun lebih ketat mengingat fangirls Wanna One mulai terbentuk. Dan sebenarnya, kamar mereka pun dibagi dua lantai, Wanna One menempati lantai pertama dan IOI girls menempati lantai atas. Mereka hanya memiliki dua ruang yang dipakai bersama untuk dua puluh dua orang, yaitu dapur dan juga ruang keluarga.
Tapi kedua ruang itulah awal dari semua kekacauan ini berada.
Ruang keluarga yang luar biasa berantakan dengan barang para member, bahkan Chungha pernah melihat boxer lelaki di atas sofa, entah milik siapa. Iih, membayangkannya pun Chungha jijik.
"Chungha-ya, ibu Jihoon mengirimkan ini untuk kita." Seongwoo memanggilnya dari lantai bawah, sibuk mengunyah daging bersama Daniel, Sejeong, Guanlin dan Jaehwan.
"Cepetan turun, nanti keburu abis sama Daniel." Sejeong menambahkan, nyengir ketika Daniel meliriknya sadis.
"Yang lain mana?" tanya Chungha saat ia duduk di depan TV, ikut bergabung dengan kuartet tadi.
"Tidur." Seongwoo menjawab asal sambil mengucek matanya yang lelah. Wanna One baru saja memulai debutnya dan itu berarti schedule padat seharian, baik itu music shows maupun variety shows untuk mempromosikan grup mereka. Chungha jadi prihatin, apalagi setelah melihat Daniel mengunyah dengan mata setengah tertutup.
"Aku juga mau tidur," gerutu Daniel sambil mengacak asal rambutnya. Hilang sudah, Kang Daniel, center Wanna One yang terkenal dengan keseksiannya di atas panggung, menjadi Kang Daniel, cowok berpenampilan acak-acakan dengan kaos hitam belel dan celana training pink yang Chungha yakini milik Jihoon. Terlihat dari sizenya yang kekecilan di Daniel, tapi Daniel tampak tidak peduli.
"Ya tidurlah sana." Sejeong setengah mendorong tubuh besar Daniel yang makin lama makin condong ke arahnya, ke arah sebaliknya, membuat Jaehwan yang sedang duduk anteng sewot ketiban badan gede Daniel.
YOU ARE READING
101 things about us
RomanceGimana kalau IOI dan Wanna One tinggal di satu dorm? Chaos ensued guaranteed