Author's POV
Odette melangkah menuju sekolah dengan terburu-buru.
"Maaf, permisi." Ucapnya saat beberapa kali menabrak bahu orang di koridor.
Dia berhenti di depan pengumuman. Bola matanya membesar saat melihat namanya di salah satu brosur.
"Aku menang!" Teriaknya girang. Brosur itu berisikan siswa pilihan yang dipilih untuk pertukaran pelajar.
Murid lain yang di koridorpun tertular rasa senangnya. Siapa yang tidak kenal Odette. Gadis langka, itulah sebutan untuknya.
Tubuh mungil, mata besar berbinar, pipi tembam merona. Namun, kekuatan fisiknya seperti lelaki.
Ah sudah tidak usah di bicarakan apa saja prestasi yang di buat Odette, dia itu gadis langka.
"Aduh, kayanya bakalan ada traktiran nih." Ujar teman dekat Odette, Micheel atau di sapa Mike.
"Mencari kesempatan dalam kesenangan ya." Dengus Odette. Dia bersama Mike berjalan menuju kelas.
"Abisnya, kau senang sekali. Padahal nanti kita mau pisah." Mike memasang raut sedih. Odette hanya tersenyum melihat sahabatnya selama di Sekolah ini.
"Kita bisa bertemu di luar sekolah kan?" Odette menenangkan sahabatnya.
Mike hanya tersenyum. Odette termasuk gadis cuek, namun ceroboh. Mike tidak rela Odette meninggalkannya. Tetapi apa boleh di buat ini sudah keputusan Odette.
Mereka memasuki kelas dan melihat tempat duduk mereka di penuhi teman sekelasnya. Odette melebarkan bola matanya melihat mejanya.
"CHESIE!" teriaknya.
"Ah, padahal baru mulai sudah ketauan aja." Ujar gadis dengan tampang pura-pura kesal.
"KAU! Bisakah sehari saja tidak udah menggangguku." Odette menggeram kesal. Bagaimana tidak kesal mejanya penuh dengan coretan spidol dan daun-daun kering.
Chesie hanya tersenyum miring. Odette bertambah geram dan menarik rambut Chesie.
"Arghhh sakit, bodoh." Chesie mengerang sakit.
"Ada apa ini!" Ucap wanita yang di ketahui sebagai kepala sekolah. Odette mengehela nafas dan melepaskan tarikannya.
-
Kepala sekolah melihat kedua muridnya ini dan menghela nafas "Ada yang bisa jelaskan, apa yang terjadi?"
"Saya hanya ingin bercanda dengan Odette, bu. Tapi Odette menganggap itu serius." Jawab Chesie dengan tampang melas.
Odette memutar matanya jengan, Drama lagi.
"Apakah mencoret-coret meja dan menaruh sampah di sana itu bercanda?" Ucap Odette dengan nada skarstik
"Tadinya, saya mau minta maaf. Namun, Odette sudah menarik rambutku." Chesie menundukan kepalanya seakan dia korban.
"Sudah jelaskan, Odette. Chesie sudah mengakui dia salah dan meminta maaf. Bukan seharusnya kamu malah menarik rambutnya."
Odette hanya diam saat kepala sekolah menuduhnya seakan dia lah yang salah.
"Biar adil kalian berdua, bersihkan toilet di lantai 3. Tidak menerima bantahan." Ucap kepala sekolah final.
-
"Dasar perempuan licik, berani-beraninya dia memfitnahku? Awas saja nanti." Kata Odette. Dia memang menahan amarahnya sedari tadi.
Odette memasuki toilet dengan perasaan jengkel. Dia memandangi penampilannya yang berantakan. Dia menghela nafas.
"Oh cermin, Adakah dunia lain selain dunia ini? Kalau ada bolehkah aku hidup di sana?" Ucapnya dengan menyentuh cermin.
"Kau sudah gila, heh?" Tanya gadis yang baru masuk toilet.
"Diam kau, nenek sihir." Jawab Odette tersenyum meremehkan. Gadis itu atau Chesie merasa kesal dan langsung memasuki salah satu bilik toilet.
Prangggg...
Tiba-tiba cermin pecah. Odette terdiam kaget dan melangkah mundur.
"A...apa-apaan ini?" Tanyanya bingung.
Odette melihat pecahan itu melayang ke arahnya
"Argggggggghh." Teriaknya. Tubuhnya seakan tersedot. Tamatlah aku
-
"Takdir baru sudah tiba, fufu." Ucap seorang kurcaci? Di sudut toilet.
-
Odette merasa dirinya tertarik.
Brukk
"Ahhh tubuhku." Odette memegangi pinggangnya.
Dia menyadari kalau dia terseret di dimensi lain. Dia melihat sekelilingnya, hanya hutan rimbun dan gelap.
Dia bergidik ngeri "Bolehkah aku mendarat di tempat yang lebih baik." Eluhnya.
Dia langsung berdiri mengabaikan pinggangnya yang sakit. Saat ingin melangkah, dia tersandung sebuah buku.
Dia mengambil buku itu dan membukanya.
' Hai penunggang,
Aku adalah pembimbing awalmu. Di sini kau hanya perlu menuju arah yang ditunjukan buku ini dan menemukan pemukiman, bawalah buku ini dan tunjukan kepada kepala daerah di sana. Kau akan menemukan pengalaman yang baru dan menyenangkan><.
Salam,
Gill.'
Dia sedikit bingung dengan tulisan itu. Buku itu langsung memberi gambar arah mana yang harus dia tuju.
"Selamat datang, kehidupan baru."
-
Bersambung
Salam manis, dari janji manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragon's Rider
FantasyHanya karena ucapan, takdirpun berubah. Odette Mercie Willow hanya gadis biasa yang sedang mengungkapkan rasa kesalnya. Tanpa dia duga, tadir baru menunggunya. 'Sang penunggang sejati datang, merubah takdir tanpa kalian bisa cegah' -