Prolog

24 4 1
                                    

Cerah, tapi matahari tak menantang. Hanya sedikit panas.

12 Juli 2005. Hari pertama sekolah.

Aku dengan seragam dan sepatu hitam. Memandang ke arah bus yang penuh sesak. Bersama seorang perempuan tua yang masih menggunakan daster. Senyum diwajahnya mengembang saat melihatku yang dengan semangat menggendong tas di punggungku. Tapi tak bisa kuelakkan kerutan keruh di wajahnya. Luka bertahun menggambarkannya. Tapi dia tetap ada disini untukku. Ibu. Dia ibuku.

Aku sudah SMA. Tapi aku masih senang ibu ada disini untukku. Meskipun tanpa nada.

Ibu. Wanita yang membuatku lupa akan luka tentang rasa dan perih tentang rindu. Dia yang menghubungkan aku dengan cahaya di pagi ini.

Dia. Yang menjadi penghubung antara aku dan rasa yang sudah hilang.

Dan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang