1

2 0 0
                                    

"Bulan." Bulanpun berhenti dan menengok untuk melihat siapa yang memanggilnya. Terlihat empat sahabatnya menghampirinya dengan senyuman merekah.

"Tumben lo pada ga telat." Sindir Bulan ketika keempat sahabatnya itu berjalan disampingnya

"Tau tuh yang jemput, tumben-tumbenan pagi datangnya." Ucap Yana sambil mencolek bahu Gadis tanda menggoda. Ya, udah jadi rutinitas Gadis sebelum sekolah harus menjemput Cindy, Kayla, Yana, terkadang juga Bulan.

"Apaan sih lo rese!." Ucap Gadis sambil tersenyum malu.

"Ye eneng pake blushing lagi."

"Pasti malu kalau Maxime tahu lo suka telat ya kan?." Terka Bulan tepat sasaran.

"Bulan ih." Gadispun langsung mencubit pelan bahu Bulan.

"Tapi betulkan?." Gadis hanya tersenyum malu-malu.

"Pakai malu lagi." Yang lainpun tertawa melihat tingkah Gadis yang malu-malu.

"Ya sudah, gue masuk kelas dulu." Pamit Bulan. Ya, hanya Bulan yang tak sekelas dengan keempat sahabatnya.

"Iya, kalau gitu kami kekelas juga"

"Eh, Gadis. Siap-siap ketemu doi dikelas" Ledek Bulan yang disahuti dengan gelakan tawa hingga ujung koridor.

*****

Tinggg...tingg..
Belpun berbunyi, tanda istirahat sudah tiba.

"Lo mau kemana Lan?," Tanya Diana, teman sebangku Bulan yang melihat Bulan buru-buru membereskan bukunya.

"Gue kebelet, pengen ketoilet." Diana hanya ber'oh' ria. Bulanpun segera berlari ke toilet yang sebelumnya pamit ke Diana.

"Ah lega" Ucap Bulan yang keluar dari bilik kamar mandi sambil membenahi bajunya.

Brukkk...

Bulanpun jatuh mendaratkan pantatnya dilantai yang dingin. Segera saja Bulan berdiri dan melihat siapa yang menabraknya.

Bintang Ghanies Alandis. Ya, cowok itulah yang menabrak Bulan.

"Heh, kalau jalan pakai mata bukan hanya pakai kaki!." Seru Bintang didepan Bulan.

Bulan yang ga terima dibentak apalagi bukan dia yang salah jelas saja marah "Heh, lo yang nabrak gue, lo yang salah. Ko jadi lo yang nyolot deluan!."

Bintangpun tersentak sesaat, baru pertama kalinya ia dibentak cewek. Biasanya cewek histeris melihat dia, ya walaupun Bintang menanggapinya dengan sikap dingin.

"Ko gue yang salah, jelas-jelas lo lah yang salah."

"Denger ya, gue baru keluar dari toilet. Terus lo datang nabrak gue, dan lo ga mau tolongin gue. Jelas aja lo salah besar."

"Oh ya, gue salah ya?."

"Ya iya lah lo salah, baru nyadar lo?. Dasar cowok aneh."

Bintang baru pertama kali ditantangin dan diejek oleh perempuan, karena banyak perempuan yang mengidolakannya daripada membencinya.

"Lo bilang gue cowok aneh?!." Bintangpun menatap tajam kearah Bulan yang telah memberikannya embel-embel 'aneh'.

Bulan yang ditatap seperti itu mulai dilanda rasa takut, namun ia gengsi. "Iya, kenapa emangnya kalau gue bilang lo cowok aneh?, salah?!"

"Lo tahu siapa gue?."

Pertanyaan itu seakan ia mengingatkan siapa dia. Bulanpun meneguk salivanya dengan susah payah. Siapa sih yang ga kenal dia. Cowok pemegang juara umum satu disekolah namun perilakunya nakal nauzubillah. "Iya, gue tahu. Lo tu Bintang Ghanies Alandis kan?, anak kelas XI Ipa3?."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang