Ketujuh

42 6 0
                                    

17:16

Ara pov

Rasanya pening di kepala.
Indra penciumanku mengenal harum menyeruak.
Badanku terasa sakit jika di gerakan.

Perlahan tapi pasti aku membuka mata yang menampilkan ruangan serba putih beraroma obat.

Jelas kalian tau dimana aku sekarang.
Di sebuah ruangan yang di benci semua orang.

Ketika aku tersadar sepenuhnya, ada yang bergerak di samping kananku.
Secepat kilat aku menoleh.

"Lo udah sadar? " tanya orang tersebut.

Keliatannya, kalo orang buka mata dari tidurnya berarti udah sadar. Bego.

"Hm" jawabku lemas.

"Istirahat, gue beli minum dulu" titahnya tidak terbantahkan.

"Iya"

Beberapa menit dia kembali membawa 1 botol aqua.

"Minum" titahnya kembali menyodorkan seraya membantu aku untun duduk tegap.

"Makasih Rel" iyah benar orang itu Sharel.

Entah kenapa hatiku menghangat ketika membayangkan jika yang membopong tubuhku tadi adalah Sharel.

Ah tidak ngelantur deh. Mustahil.

"Rel yang nolongin gue siapa? " tanyaku basi basi dan berharap yang nolong dia.

" Anggota PMR" jawabnya datar.

"Bohong" tegurku tidak percaya.

"Berat gue bawa lo ke UKS lagi pingsan".  Jawabnya kembali, ada sedikit rasa kecewa ketika mengetahui jika bukan Sharel yang membawanya. 

"Jahat lo ngatain gue berat. Padahal kan gue kerempeng gini Rel" omelku tidak terima.

"Sadar diri" Sharel tersenyum smirk.

"Sakit hati gue tiap kali ngomong sama lo"

"Suruh siapa hm? " tanya Sharel nada menggoda.

Tidak percaya. Itu yang aku rasakan saat ini.
Baru saja aku melihat sesuatu yang langka.Sharel menggodanya.

Oh tidak tuhan, mimpi apa aku semalam.

"Rel gue mau ke kelas" ucapku menghilangkan rasa gugup.

"Lo gugup" tebaknya tidak meleset.

Cenayang baru dari kayangan nih. Eheh. Ade nya mimi peri kaliya.

"Jangan bikin gue malu rel"

"Malu? Kenapa? "

"Udah ah gue cabut. Males ngomong sama orang kaya lo".

Tidak sendiri.
Karna lihat sekarang Sharel ada di samping kiri gue. Nemenin gue untuk kembali ke kelas.

(Ebuset. Ya iya lah orang kalian sekelas baso cincang urat)

"Pelan pelan ra"

"Iyah bawel amat. Kan gua ga parah parah amat rel, liat masih bisa jalan bener kan? " kewalahan. Sharel sedari tadi hanya berbicara dua kata tadi.  Pelan pelan.

Aku kan bukan anak bocah yang baru belajar sepeda.

.
.
.

Jam istirahat pertama berbunyi.

Semua siswa berbondong bondong menuju kantin. Dan yakin sekarang kantin sudah seperti tragedi mina.

Tapi tidak untuk kelas Ara dan Sharel. Karna sekarang semester dua jadwal olahraga di putar menjadi setelah istirahat pertama yang sebelumnya pelajaran kesatu.

[END] Sharelysa: completed✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang