"Zen! tungguin gue"
Asline berlari menghampiri Zen yang hendak menuju kelas Mereka, 11 IPA 1.
"gue udah bilang jangan lari-lari, bandel banget sih dibilanginnya"
"iya iya, maaf"
Mereka jalan berdampingan menuju kelas mereka, dan tanpa sepengetahuan si laki-laki bahwa si perempuan menahan debaran di jantungnya yang semakin cepat. sesekali mencuri pandang ke arah wajah si laki-laki kemudian tersenyum. Gue harap kita bisa terus bersama, tanpa lo tau perasaan gue yang sebenarnya.
yang diperhatikan pun menoleh dan bertanya "kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu?"
"ah, engga, gapapa ko. hehe"
"dasar aneh" Zen terkekeh dan mengusap kepala Asline dengan gemas.
*****
Zen berjalan mendekat menuju meja Asline yang terletak diposisi paling depan sebelah kanan. melihat Asline sedang fokus mengerjakan soal yang tadi diberikan oleh guru Matematikanya, terlintas dipikiran Zen untuk mengganggunya. Zen berdiri di samping Asline dan karena tak ada respon dari si perempuan, maka ia mendekatkan tubuhnya serta menoel-noel pipi Asline dengan jari telunjuk.
Merasa tergangu, akhirnya Asline menoleh. tubuhnya sempat tersentak kaget melihat jarak diantara keduanya yang begitu dekat namun Asline dapat mengontrol dirinya dan mendorong tubuh Zen menjauh.
"apaan sih lo! ganggu aja"
"ya lagi lo serius banget. udah bel istirahat, ayo kantin. entar kalo gue tinggal ngambek lagi" cibir Zen
"issh! kan nanggung ini 1 nomor lagi"
"udah dilanjut nanti aja, gue ajarin" Zen langsung menarik lengan Asline dan membawanya ke kantin.
Di kantin teman-teman mereka ternyata sudah menunggu, Bahkan mereka -- Bakas,Nanda, Axel, dan Lilo -- sudah memakan pesanan mereka masing-masing. Zen berjalan menuju stand makanan dan minuman, memesan makanan serta minuman untuk dirinya dan Asline.
"nih nasi goreng sama es teh manis kesukaan lo. makan yang banyak, biar badan lo berisi"
"hehe tau aja, makasih. badan gue ga sekurus itu ya plis" Asline memutar bola matanya malas.
"badan lo kan emang kurus lin, kayak papan triplek" ucap Bakas dengan enteng.
Nanda dan yang lain terkekeh mendengar celetukan Bakas, sementara Asline hanya bisa berdecak sebal.
*****
sepulang sekolah Asline langsung berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas, menidurkan dirinya di atas kasur kesayangan tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. memandang langit-langit kamarnya yang terdapat poster dirinya dan Zen bersama seraya tersenyum. itu adalah hadiah pemberian dari Zen di ulang tahunnya yang ke 17 tahun.
sementara itu, Zen, Bakas, Lilo, dan Axel tidak langsung pulang ke rumah masing-masing melainkan pergi ke warung mang Didin tempat biasa mereka nongkrong.
"lo pacaran ga sih sebenernya sama si Asline?" tanya Bakas.
Zen mengerutkan keningnya, bingung "lo ngomong apaan dah? lo kan tau kalo gue sama Asline itu cuma sahabatan"
"halah, ga ada yang namanya murni persahabatan antara perempuan sama laki-laki karena salah satunya pasti akan ada yang jatuh cinta" timpal Lilo
Zen menoyor kepala Liloseraya berkata "sok ngomong cinta lo dugong, pernah pacaran juga engga"
"tapi menurut gue ada benernya juga apa yang dibilang sama Lilo, gue rasa Asline punya perasaan lebih buat lo Zen. apalagi yang gue liat lo selalu ngasih perhatian lebih ke Asline" tambah Axel.
Zen mengedikkan bahu "wajar dong gue ngasih perhatian buat sahabat gue"
"ya engga salah sih tapi Asline perempuan. mana ada sih perempuan yang ga baper saat dikasih perhatian lebih" Bakas ikut berpendapat
Zen terdiam, mencerna kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya. Benarkah Asline mempunyai perasaan yang lebih untuknya? jelas tidak mungkin bukan? selama ini Asline selalu terlihat biasa saja jika berada didekatnya.
Asline Hillary
lin ada di rumah ga lo?
kenapa lo? tumben
nanya kaya gitu, biasanya
juga langsung dateng kerumahyaelah, cuma nanya. temenin gue
ke gramed mau ga?oke, tapi traktir PHD ya
hehe.iya santai, gampang itu mah.
otw rumah lo nih, jangan
kelamaan ganti bajunyasiap pak boss.
*****
(AN)
Haloo! gimana BAB 1 nya?
jangan lupa vote dan comment ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart ❤
Teen FictionPernah dengar kalimat jika perempuan dan laki-laki berteman, maka salah satu diantaranya akan memiliki perasaan yang lebih kepada yang lainnya? Dalam hal apapun perasaan itu selalu dilibatkan, tidak mungkin tidak. Ini cerita antara Asline Hilary d...