pertemuan

51 17 10
                                    

Aku percaya
Pertemuan ini
Bukan akhir dari segalanya

Nesa

Padang,2012

"Siapa dia??"
Aku melirik dina, mencari sesuatu yang bisa ku jadikan pelepas dari pertanyaan ku di balik bola mata coklat milik nya.
Dina celingukan kesana kemari, mencoba mencari seseorang yang sekarang menjadi fokusku. Sehingga sesosok bayangan yang telah berlalu memasuki ruangan kepala sekolah ditangkap oleh indranya.
"Oh,dia!!! Anaknya ibu kenan , guru bahasa indonesia,ga tau deh siapa namanya."

Aku hanya mengangguk, dan lagi , indra ku kembali menangkap sosok nya, kali ini tak sendirian. Dia bersama ibu kenan,ibunya.
Bu kenan berjalan tergesa-gesa dan dia tertinggal beberapa meter dari ibunya. Dia nampak menggurutu kecil, sambil menendang batu-batu kecil yang ada di hadapan nya.
Ibu kenan nampak telah hilang memasuki ruang guru , dan tak lama setelah itu dia juga hilang menyusul ibunya.
Aku menghela nafas , mencoba mengenyahkan bayangan dia. Dina berlalu, dan masuk ke dalan kelas dan aku kembali pada aktivitas ku , membaca buku di depan kelas ku , kelas 3B. Aku bersekolah di SD negeri dekat tempat tinggal ku, bukan sekolah yang luar biasa, namun di sanalah cerita ku bermulai.

Aku masih dengan aktivitas ku, membaca buku di depan kelas. Suara derap langkah kaki menganggu fokus ku. Aku mengangkat kepala  , menoleh ke arah sumber suara , dan untuk kesekian kalinya aku kembali melihat nya. Kali ini tanpa bu kenan , melainkan bersama bu Arini , wali kelas ku. Seperti nya menuju ke sini , ke arah ku, kebih tepat nya kelas ku, kelas 3B.
Aku bingung, dan entah mengapa aku reflek berlari memasuki kelas. Aku menuju gerombolan teman-temanku yang sedang berkumpul di sudut kelas.

"Nesa, bu arini udah datang?"
Sasa mengajukan pertanyaan tanpa melihatku.

Aku mengangkat bahu , dan sedikit memberi isyarat melalui dagu ku
"Tuh" aku mengarahkan dagu ku ke arah pintu, dan bersamaan dengan itu, bu arini masuk bersama dia.
Teman-teman ku kalang kabut, kembali berlari ke arah meja nya. Dan bu arini pun menuju meja, dan meletak kan tas dan beberapa berkas miliknya .
Setelah itu bu Arini kembali menuju depan kelas.
Dan mulai menyapa kami

"Selamat pagi anak-anak"
Sapa bu Arini selalu dengan senyum yang mengakhiri setiap ucapan nya

"Pagi bu"
Balas kami serentak

"Itu anak ibu..,,??"
Abdu, cowok bertubuh gempal  dengan rambut sedikit ikal mengarahkan telunjuk nya ke dekat pintu, tepat di mana dia berdiri.

"Bukan abdu"
Bu Arini menyela cepat "Dia murid baru di kelas ini"

Bu Arini memanggil dia , dan dia masuk ke dalam kelas.
Dengan dagu yang sedikit ia naik kan ke atas layaknya model yang saat ini sedang berjalan di atas catwalk .
Ia berdiri tepat di samping bu Arini .

"Songong"
Desisku lemah. Aku kembali mengarahkan fokus ku kembali pada bu Arini.

"Kita kedatangan murid baru, dia anak nya Bu kenan. Vero, perkenalkan diri mu! "

Bu Arini kembali bersuara , memerintahkan dia untuk  memperkenalkan dirinya
Dia hanya mengangguk kecil dan setelah itu maju beberapa langkah ke depan.

"Perkenalkan nama saya Alvero Virmansyah , pindahan dari SD N 07 jaya nusa. Harap kerja sama nya , terima kasih"

Dia kembali mundur, menyamakan posisinya dengan bu Arini.

"Nah ada yang mau di tanyakan?"
Bu Arini mengambil alih fokus kembali.
Serempak para murid menjawab

"Engga bu"

Baiklah kita mulai pelajaran nya .
Bu Arini celingukan ke sana kemari kemudian menghadap ke Vero

"Vero , kamu duduk di sana"
Bu Arini menunjuk kursi di sudut kelas. Satu-satunya tempat yang kosong.

"Iya bu!"
Vero melangkahkan kakinya menuju sudut kelas . Kali ini bukan seperti model yang sedang berjalan di atas catwalk , melainkan berjalan pelan seperti tidak ingin menimbulkan kegaduhan.
Mata mutid yang lain pun juga turut mengawasi langkahnya. Tak tak lama kemudian dia sampai dan mendaratkan bokong nya dengan cepat.

Bu Arini pun memulai pembelajaran. Dan untuk sesaat aku larut dalam pelajaran yang di bawa oleh bu Arini dan sejenak melupakan dia , vero.

***

Part nya pendek...
Udah lama stuck di part ini

Sorry...

Mohon vote and comment nya

Terima kasih

KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang