This is Part 2!
Happy Reading...
*************
Lelaki itu tidak tidur. Namun energi dan beahan bakarnya telah penuh. Staminanya prima—lebih bersemangat dibanding sebelumnya. Lelaki itu hanyalah sebuah robot. Namun, robot yang hampir sama sempurnanya dengan manusia. Gerakan tubuh yang tidak kaku namun tidak terlalu lentur, cara jalan yang benar-benar seperti manusia, suhu tubuh yang sama seperti manusia, memiliki sifat yang sama dengan manusia. Hanya satu yang tidak ia miliki.
Sebuah hati. Jantung. Agar dapat merasakan bagaimana rasanya mencintai, menyayangi, marah, sedih, senang.
Pagi telah mengetuk pintu jendela ruang hitam itu. Justin dapat melihat pagi melalui celah sempit pada sudut atap diatasnya. Justin menunduk dan memandangi wajah gadis yang tak bergerak sedikitpun dalam pelukannya. Selama delapan jam Justin menemani Melody tanpa tidur. Hanya menatap wajah gadis itu. Alami dan natural. Kecantikan yang sangat dipuja oleh Justin.
Pelupuk mata indah itu terbuka perlahan dengan ayunan bulu mata lentik yang membuat Justin berpikir bahwa gadis ini sangat menggemaskan. Melody menatap wajah Justin yang juga tengah menatapnya. Melody tersenyum secara perlahan.
"Morning, Mine." bisik Justin datar. Melody sedikit terkejut.
"Mine?"
"Ya. Kau milikku, bukan?" tanya Justin heran.
"Ya. Aku milikmu. Dan begitu juga dengan dirimu. Kau milikku." Bisik Melody dan mengecup bibir Justin singkat.
"Kau tahu kata 'selamanya'?" tanya Melody lembut.
"Ya. Artinya abadi. Seperti robot."
"Bagaimana jika aku tidak abadi? Bagaimana jika aku mati?" tanya Melody lagi.
Justin tak tahu apa yang melanda dirinya. Perasaan emosi. Marah. Membunuh. Itu yang muncul pada dirinya setelah mendengar kata 'mati'.
Justin dengan cepat mencampak tubuh Melody ke arah dinding. Melody sangat terkejut melebihi apapun. Melody bisa merasakan tulang punggungnya retak.
"Just—ap—" Melody menutup mulutnya saat ia melihat Justin berjalan dengan sangat kaku. Berjalan menuju arahnya. Berniat membunuh gadis itu.
Justin bergerak mendekati Melody dan mengangkat tubuh Melody dan membantingnya sekali lagi. Melody berteriak kesakitan.
"Justin! Justin! Ini aku Melody! Aku mencintaimu!" teriak Melody saat Justin berniat membanting Melody untuk ketiga kalinya. Gerakan Justin berhenti saat mendengar kalimat Melody.
Tiba-tiba, pintu hitam itu di dobrak dan memperlihatkan Frank dan Knight beserta beberapa bawahan dengan senjata berwarna putih ditangan mereka. Knight dengan cepat menekan sebuah alat kecil dan mengeluarkan listerik sebesar 5550 volt ke seluruh tubuh Justin. Justin ambruk begitu saja. Melody sangat terkejut dan berniat meraih tubuh Justin saat Ayahnya menarik tubuhnya dengan kasar.
Hingga pintu hitam tersebut kembali tertutup.
****************
"DIMANA OTAKMU, MELODY?!" bentak Frank saat berada di kamar anak perempuannya. Melody duduk dengan diam. Pengobatan yang ia lakukan hanya memakan waktu 30 menit untuk menyatukan kembali tulang-tulangnya yang patah dan menghilangkan lukanya.
"Otakku berada di dalam kepalaku." Jawab Melody setelah keheningan melanda.
"Berapa hari kau mengenal 676-FF1024?"
KAMU SEDANG MEMBACA
3012 - Oneshoot (VIVIAN GEOVANI)
FanfictionWARNING : THIS STORY IS NOT MINE Kalo penasaran baca aja! Ceritanya bagus. Serius!