1 : HARI YANG TAK TERLUPAKAN-Tahun 2010

207 1 0
                                    

Alfarka Herman namanya.
orang memanggilnya arka.
berumur 16 tahun.

Tepatnya jam 03:16 AM, arka terbangun dari tempat tidurnya, karena sakit perut yang tidak tertahan. ia berlari dengan mata yang masih setengah tertutup. tanpa menghiraukan kiri-kanan, ia berlari ke arah toilet yang berada di samping dapur rumahnya.
berlangsung beberapa menit di toilet, ia sempat terkejut, mendengar teriakan seorang wanita di sebelah rumahnya. Dengan cepat ia mengakhiri kepentingannya di toilet, dan berjalan dengan pelan kearah ruang tamu, sambil mendekati jendela dengan tujuan ingin mengintip melihat apa yang terjadi dengan tetangganya. Sontak arka terkejut dan ketakutan, sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya. karena melihat seorang wanita, yang ditusuk pisau tak terampun, oleh seorang pria yang tak jelas wajahnya karena gelap saat itu. arka berlari kearah kamar ayah dan ibunya dan membangunkan mereka, serta menjelaskan dengan nada suara pelan dan ketakutan, tentang apa yang terjadi di luar halaman tetangganya.

Arka : ayah, yah, ayah!! Ibu, bu (sambil membangunkan dengan nada suara setengah berbisik)
Ayah : mmmm,, kenapa? kamu mimpi buruk lagi?
Arka : itu, itu di luar yah, di halaman tetangga!!
Ayah : memang ada apa nak?
Ibu : kamu mimpi buruk lagi yah? udah sana tidur lagi!!
Arka : aduhhh, bukan! itu diluar ada seorang wanita yang lagi ditusuk pisau! dibunuh!
Ibu : ini anak mulai ngawur lagi ctctctct
Arka : Ayahh,, coba sini liat kalau aku bohong (sambil menarik paksa tangan ayahnya)
Ibu : ikut! jangan pernah meninggalkan ibu yah kalian! (dengan ekspresi bergurau sambil memegang sebelah tangan ayah arka)

Mereka bertiga berjalan ke arah ruang tamu dan mengintip lewat jendela melihat apa yang terjadi saat itu. setelah menarik kain jendela dan mengintip, ayah dan ibu arka terkejut!!

Arka : benarkan yah? aku bilang juga apa,,(dengan suara berbisik) itu tu wanita yang ditusuk pisau tadi ! (sambil menunjuk dengan tangan kearah wanita yang saat itu sudah terbaring lemah di halaman sebuah rumah)
Ibu : kita bertiga, tidak ada yang boleh keluar!! (dengan nada suara cemas dan takut)
Ayah : Kamu gila risa! bagaimana bisa kita diam saja saat melihat orang lain seperti itu! coba kita yang alami.
Ibu : jangan pokoknya!(dengan ekspresi tegas memandang wajah ayah arka) kamu mengerti apa yang aku maksut kan suami? aku tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di keluarga kita! diluar bahaya! (dengan nada suara membujuk)
Ayah : tidak ada waktu berdebat denganmu risa!(memalingkan pandangannya dari Ibu arka) sekarang, kalian jangan kemana-mana, arka nak, kunci semua pintu dan jendela! (dengan wajah yang panik)

kemudian ayah arka berlari menuju kamar dan membuka lemari tempat ia menyembunyikan senjata tajam berupa parang. setelah itu berjalan dengan langkah cepat keluar rumah melewati pintu belakang.

Ayah : Arka! (menengok anaknya) Nak kunci pintunya..

sebelum menutup pintu, arka menyampaikan sesuatu kepada ayahnya dengan sedikit berteriak.

Arka : ayah! Tuhan besertamu!

Ayahnya menengok ke arah arka dengan sedikit tersenyum

................

saat itu, arka dan ibunya panik di dalam rumah tepatnya di ruang tamu. sambil mengintip lewat jendela, terlihat seorang pria berjalan mendekat ke arah wanita yang terbaring tak berdaya di halaman dengan membawah senjata tajam, dan ternyata adalah ayah arka. Ayahnya melepaskan senjata tajam yang ada di tangannya dan berusaha menolong wanita itu karena saat itu pelaku sudah tidak ada.
Ketika ayah arka hendak menggendong wanita yang menjadi korban itu,  seketika seorang pria berlari dari arah pepohonan yang berada di depan rumah dan mendekati ayah arka serta menusuk benda tajam secara tak terampun kebagian samping perut ayah arka.
Melihat hal itu terjadi lewat jendela rumahnya, arka berteriak, menangis, memukul jendela hingga pecah. sementara ibunya pingsan tak sadarkan diri. arka yang saat itu panik tak tahu harus berbuat apa, ia tidak sadar bahwa ibunya telah pingsan dan tak sadarkan diri. arka meninggalkan ibunya dan berlari ke kamar untuk mengambil ponsel berniat menghubungi polisi tapi saat itu tak bisa terhubung. kemudian arka berlari keluar rumah dan menghampiri ayahnya yang terbaring tak berdaya dihalaman rumah tetangganya. dan saat itu, arka terkejut bahwa pria yang membunuh ayahnya dan wanita yang menjadi korban juga tidak ada di tempat itu. dengan emosi yang bercampur aduk, menangis, berteriak tak tertahan, arka berteriak ;

Arka : ayahhhhh!! siapa dia?? siapa dia yang berani menyakiti ayah hingga seperti ini! ayah jangan tinggalkan arka dan ibu! ayahhhh (sambil menggerakan pundak ayahnya dengan paksa)

arka yang saat itu tak tahu harus berbuat apa, ia berlari ke rumah dan melihat serta menyadari bahwa ibunya terbaring pingsan di lantai. sontak menambah kepanikan dan kesedihannya hingga tak sadar betisnya terluka berdarah karena tergores di meja kacah ruang tamu rumahnya. arka mencoba membangunkan ibunya sambil memeluk dengan erat, dan ternyata ibunya juga meninggal karena memang sebelumnya ibu arka (risa) mengidap penyakit jantung.

Arka : Ibu!!!bangunnn.. arka nggak mau sendiri! arka mau mati juga bu,, bu bangun. Arka sama siapa nantinya, arka nggak punya keluarga lain bu..Ibuuu!! arka yang salah!!coba aja arka nggak bangunin ayah sama ibu untuk nolongin orang itu. ibuuu (sambil menangis dan berteriak)

saat itu arka merasa seperti orang yang paling berduka didunia, menangis,berteriak, emosi bercampur aduk. arka berusaha mengangkat tubuh ibunya sampai ke tempat duduk sofa. dan kemudian dengan tangan dan kaki yang gemetar tak sanggup melangkah, arka berjalan mengambil ponselnya di kamar dan berusaha
menghubungi polisi dan rumah sakit.
..................
beberapa saat kemudian polisi beserta ambulans tiba di halaman rumahnya.
..................
Hari itu, waktu itu, adalah duka mendalam yang tidak bisa dilupakan arka seumur hidupnya. kini arka adalah seorang anak yatim piatu yang tak mengenal keluarganya yang lain. di rumah itu, di kompleks perumahan itu, ia hanya tinggal seorang diri dan beberapa tetangganya yang tidak begitu banyak dan kadang juga terjadi interaksi diantara mereka.
.................

setelah kejadian itu, arka dipanggil untuk menjadi saksi di kantor polisi. tetapi saat itu arka mengalami trauma, sehingga polisi belum memberikan pertanyaan apapun kepadanya. mereka memahami benar bagaimana keadaan psikis arka setelah mengalami kejadian yang sangat pahit itu.

berlangsung beberapa jam di dalam ruangan kantor kepolisian, akhirnya arka mengeluarkan kata-kata..

arka : pak polisi,, saya sudah kuat. silakan di beri pertanyaan.
pak polisi : siapa nama kamu nak?
arka : arka
pak polisi : nama lengkapmu?
arka : alfarka herman.
pak polisi : baiklah.(terdiam sejenak dan memandang arka)oke, Nak,, apa yang kamu lihat sebelum kejadian terjadi?
arka : sebelumnya, saya bangun sekitar jam 3 pagi pak. saya ke toilet karena perut saya sakit sekali. tiba-tiba saya mendengar suara teriakan seorang wanita. karena saya penasaran, akhirnya saya mengintip lewat jendela ruang tamu di rumah. dan ternyata ada seorang wanita yang lagi ditusuk-tusuk pisau oleh seorang pria berbadan besar pak. wajahnya tidak kelihatan, karena saat itu masih sangat gelap. kemudian saya lapor ke ayah dan ibu. terus ayah keluar berniat untuk menolong wanita yang ditusuk pisau tadi, tetapi malah ayah juga yang di tusuk pisau oleh pria jahat itu. karena melihat itu, tiba-tiba ibu saya pingsan kena serangan jantung. yang bisa saya lakukan saat itu hanya menelepon polisi dan rumah sakit(tak tahan, arka meneteskan air mata) semua salah saya pak, coba aja saya tidak membangunkan ayah dan ibu, semua nggak akan seperti ini😢 saya salah pak, hukum saja saya (sambil menangis, menutup matanya dengan sebelah tangan)
*suasana hening sejenak, polisi tak mengeluarkan kata-kata dan hanya terdiam memandang arka yang saat itu menangis dan menyalahkan dirinya.
pak polisi : nak, kamu yang semangat yah.. lanjutkan cita-citamu.. bapak akan berusaha mencari dan menangkap pelaku yang telah melakukan semua tindakan keji ini.
arka : iya pak polisi, Terimakasih.
pak polisi : baiklah, pertanyaan bapak hanya itu. terus, kamu pulang, siapa yang ngantar?
arka : naik ojek pak.
pak polisi : ini, uang jajan kamu, sekalian ongkos pulang (sambil memberikan uang 100rbu di telapak tangan arka)
arka : terimakasih pak polisi.
pak polisi : iya sama-sama nak. eh tapi kamu tidak apa-apa kan?
arka : iya pak, arka kuat!

arka meninggalkan kantor polisi, dan kembali ke rumah. sementara halaman rumah tetangganya dan rumah arka, dipenuhi dengan garis polisi. sebelum masuk kedalam rumah, langkah arka terhenti di halaman rumahnya. arka diam sambil memandang rumahnya dengan nafas panjang membendung tangis. tapi tangis itu tak bisa dibendung hingga seketika arka tersungkur ke tanah dan menangis layaknya anak kecil.
arka : ayah! ibu! arka sendiriii (sambil menangis dan berteriak)

Love and AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang