2 : AWAL PERTEMUAN

144 1 0
                                    

setelah peristiwa pahit itu terjadi, duaminggu lamanya, arka berniat keluar dari sekolah karena tidak ada biaya untuk membayar uang sekolah. saat itu arka yang baru berusia 16 tahun tepatnya kelas 2 SMA. hari-harinya yang dulu penuh dengan keceriaan, tak mengenal sulitnya mencari uang, kini ia harus merasakan kehidupan layaknya orang dewasa di umur yang masih belia. Arka tidak mengenal keluarganya yang lain, karena sejak kecil ia sudah tinggal di kompleks perumahan itu bersama dengan orangtuanya dan tak pernah sekalipun dikenalkan pada kakek,nenek,paman,bibi atau keluarga besar yang lain. jika arka bertanya kepada orangtuanya, mereka hanya menjawab bahwa keluarga yang sesunggunya adalah mereka bertiga. tidak ada orang lain. karena itu, dimasa sulit seperti ini, arka hidup seorang diri dan hanya makan dengan hasil tabungannya yang tidak seberapa.
..............
dua minggu 3 hari setelah kematian orangtuanya, arka yang masih polos, ia mulai berpikir bagaimana caranya mencari uang agar bisa mengisi perutnya yang lebih sering kosong. ia berpikir bagaimana kalau menjadi seorang pembantu di rumah tetangganya. satu per satu rumah tetangganya ia kunjungi dan menawarkan diri untuk menjadi seorang pembantu, tetapi tak satupun tetangga yang menerima tawarannya itu, karena mereka berpikir bahwa arka masih terlalu muda untuk menjadi seorang pembantu yang mengerjakan berbagai pekerjaan rumah. terlebih lagi arka adalah anak laki-laki yang semasa orangtuanya hidup, hanya mengenal kata bermain.
kecewa, putus asa, adalah ekspresi yang tergambar pada wajah polos arka saat itu.

.............
esoknya, ketika arka sedang berjalan di keramaian kota, ia melihat banyak anak-anak yang mengamen di pinggiran jalan. arka mengamati mereka selama beberapa jam. ada seorang anak yang ikut mengamen mencuri perhatiaannya hingga saat itu ia mengikuti anak itu dari belakang. ketika anak itu berjalan melewati sebuah lorong yang sunyi dekat sebuah bangunan, arka terus mengikuti anak itu. sontak arka terkejut, karena ada seorang anak perempuan yang sedikit tomboy menarik kuat bajunya keluar dari lorong itu.

** : hey, mau mati kau?
Arka : Hanya orang gila yang mau mati! lagi pula kamu siapa sih? menarik-narik tanpa alasan pula.. Gila!
** : liat, liat sini (sambil menarik tangan arka dan mengintip lewat samping gedung sebelah jalan masuk ke lorong)

Arka terkejut melihat seorang anak yang ia ikuti sebelumnya dihajar oleh dua preman sambil merampas uang yang ada di tangan anak itu yang merupakan hasil dari mengamen. arka lebih terkejut lagi melihat sebungkus nasi dilempar ke arah anak itu.

preman : ini jatah kamu! besok awas kalau masih segini yah hasilnya, gua gantung lu! (membentak dengan nada kasar)

melihat hal itu, arka berlari ketakutan menjauh dari lorong.
.................
setelah sampai di tempat yang ramai, arka berhenti berlari dan duduk beristirahat di samping sebuah toko roti. arka terkejut seorang anak perempuan tomboy yang menariknya di lorong mengikutinya.

** : kamu! dasar penakut! haha (tertawa mengejek)
arka : tidak lucu sama sekali! dasar gila!
** : he,,he,,he bilang apa kamu barusan? gila? bukannya berterimakasih tadi sudah di tolong dari kematian haha
arka : bisa tidak kamu berhenti berbicara tentang kematian? (memandang dengan serius)
** : biasa aja,, lagi pula semua orang akan mati kok!
Arka :(memandang serius dengan mata yang berkaca-kaca)
** : hei,,hei,, kenapa diam? yah sudah,,maaf.
arka : kamu nggak salah. makasih yah udah nolongin aku tadi!
** : yaelaahh,, biasa aja kali!
arka : aneh!
** : eh ngomong-ngomong nama kamu siapa? kamu orang baru yah di sini? atau kamu gembel baru? hahaha
arka : Gila kamu yah!
** : eh serius, nama kamu siapa? aku hena (sambil memberi tangannya untuk bersalaman)
arka : arka! (tak menghiraukan tangan hena untuk bersalaman)
hena : serius? (sambil menarik kembali tangannya dengan ekspresi orang yang salah tingkah) keren.. nama orang kaya!! haha
arka : (memandang hena serius dan kemudian pergi meninggalkan hena)

sambil berjalan, arka berhenti karena melihat roti yang ada di sebuah toko samping tempat ia berdiri. tergambar jelas bahwa saat itu arka kelaparan. ia merabah kantong celananya, melihat jika masih ada uang tersisa, dan ternyata uangnya saat itu tersisa 2000rupiah. sedangkan yang tertulis di label harga, roti di toko itu seharga 5000rupiah.

hena yang saat itu mengikutinya dari belakang, melihat jelas bahwa arka saat menginginkan roti yang dijual di toko itu. dengan berlari hena merampas uang arka dari belakang, dan masuk kedalam toko roti, dan nampaknya hena membeli roti yang diinginkan arka. setelah membayar roti di kasir, hena berlari keluar dari toko dan memberikan roti itu untuk arka.

"hei, ini makan! kamu..kayaknya lapar sekali! kata hena sambil memberikan roti kepada arka. " tapi.. bukannya ini harganya 5000rupiah yah!" jawab arka. " sudah, makan saja! kamu tidak tahu sih, tanganku ajaib, bisa merubah apapun yang aku suka! haha" tertawa lepas hena. "ngacoh kamu! kalau benar, pasti saat ini pakaian kamu nggak kayak gitu! itu tuu sobek" sambil menunjuk dengan tangan bagian yang sobek dari baju hena." eh enak aja! aku suka baju sobek! kalau gini kan namanya AC alami hahahha". arka yang sedari tadi tidak pernah tersenyum, tapi karena candaan hena, ia bisa senyum dan bahkan tertawa..

mereka berjalan bersama di pinggiran toko, dan keduanya mulai akrab..

"eh kamu, ngomong-ngomong kamu mau ngapain di lorong tadi?" tanya hena. " aku baru saja kehilangan kedua orangtuaku dan sekarang aku hidup sendiri, tanpa siapapun. dan berniat cari kerja sih..". "maksut kamu nyari kerja sama singa-singa tadi? kamu pengen kayak anak yang di pukul tadi?"tanya hena kembali. " yah nggak mungkinlah! mana ada orang yang mau dipukuli kayak binatang gitu! tadi tuh aku pengen nyari tau si anak tadi itu, pengen cari tau seberapa banyak hasilnya dari mengamen tadi, eh nggak taunya mala uang hasil kerjanya di ambil sama preman-preman tadi.." jawab arka. "oh gitu...eh maaf, tadi kamu bilang kamu baru saja di tinggalin orangtua, ". " hmmm" jawab arka sambil mengangguk dengan wajah sedih. "kita sama. Aku juga! tapi bedanya aku udah lama, tapi kamu baru...eh emang keluarga kamu yang lain dimana? kok nggak bantu kamu sih sampe harus nyari kerja kayak gini? tanya hena kembali. " dari kecil,, aku nggak pernah dikenalin sama keluargaku yang lain, setiap aku nanya sama ayah dan ibu, katanya keluara cuma kami bertiga, jadi yah udah males juga nanya terus ke mereka". " oh... kamu nggak mau nanya ke aku?" tanya hena dengan sangat percaya diri. "yaudah,,kamu?" tanya arka dengan santai. "kalau aku, sejak kecil tidak mengenal ayah atau ibu. aku hidup sama nenek doang, dan setelah nenek meninggal 2 tahun yang lalu, aku udah mulai tinggal sendiri ,gitu!!". "oh" jawab arka sangat singkat. "jadi kita sama! ye aku punya teman" kata hena sambil berteriak girang. "gila!!" jawab arka sambil tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love and AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang