t u

128 50 24
                                    

      Hari ini, Chacha, Jeri, dan Alfian berkumpul untuk merencanakan penyelidikan kematian Rena. Mereka akan pergi ke rumah Jofian. Jofian merupakan sahabat mereka  sekaligus tetangga Rena.

      Mereka mengajak Adikara untuk ikut pergi ke rumah Jofian, tetapi Adikara bilang kalau ia memiliki urusan dan akan menyusul mereka.

     Sepulang sekolah, mereka pun langsung pergi ke rumah Jofian untuk meminta penjelasan akan kematian Rena.

      Chacha, Jeri, dan Alfian pergi ke rumah Jofian dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan, mereka melihat Adikara yang sedang berjalan menuju rumah Jofian dengan sebuah tas dipunggungnya.

      "Adi!" Panggil Alfian. Lalu Alfian dan Chacha menghampiri Adikara yang sedang berhenti untuk menunggu mereka.

       Jeri hanya berjalan santai ke arah mereka bertiga dengan tatapan aneh.

      Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Jeri tentang Adikara maupun Chacha dan Alfian.

🎭

      Setiba disana, Chacha, Jeri, Alfian, dan Adikara melihat kamar Jofian yang berada di lantai 2. Kamar itu masih dalam keadaan gelap dan jendelanya masih tertutup. Bukan hanya kamarnya, semua ruangan di rumah itu terlihat gelap dan tertutup. Padahal sekarang baru pukul 15.30 WIB.

      "Jofian masih disini?"
Tanya Adikara.

      "Iya. Setau gue sih,"
kata Alfian. Ia lalu mengetuk pintu rumah Jofian. Beberapa menit menunggu respon dari Jofian, tetapi tak ada respon yang diterima.

      Akhirnya, Alfian memutar kenop pintu rumah itu dan bergegas masuk dan diikuti oleh Adikara, Chacha, dan Jeri.

      Di dalam rumah Jofian hanya lampu ruang tamu yang menyala dan sisanya seperti, dapur, ruang keluarga, ruang makan, dan lain-lain, tidak dinyalakan, tetapi masih mendapat sedikit cahaya dari ventilasi yang berada di atas jendela.

      "Kok, rumahnya Jofian gelap banget?" Tanya Jeri keheranan.

      "Gak tau. Mungkin ortunya Jofian masih di luar kota," jawab Chacha saat mereka sedang menaiki tangga dan menuju kamar Jofian.

      "Tapi, kan, seengganya dia nyalain lam- eh? Apa ini?"
Kata Alfian lalu mundur 2 langkah untuk mengambil kertas itu. Sayangnya, suara Alfian kecil saat menyadari dia menginjak sesuatu sehingga Chacha, Adikara, dan Jeri tak mendengar apa yang ia katakan. Tanpa sengaja Jeri menendang kertas yang tadi diinjak oleh Alfian.

      "Gilaa! Mana kertasnya woy! Gelap amat, dah," kata Alfian sambil meraba-raba lantai dengan cahaya yang remang-remang.

      "Udah, lah, paling cuman kertas biasa," kata Jeri dan Chacha yang sudah jalan duluan meninggalkan Alfian.

      "Kalian duluan aja. Gue mau nyari kertas bareng Fian dulu," kata Adikara sambil membuka tasnya.

      "Yaudah," kata Jeri dan Chacha. Mereka berdua pun meninggalkan Adikara dan Alfian yang sibuk mencari kertas itu.

      "Lo bawa hp, kan?" Tanya Alfian yang masih meraba-raba lantai.

      "Iya. Tunggu gue ambil dulu." Adikara pun berjalan ke luar untuk mencari penerangan agar lebih mudah menemukan handphone di dalam tasnya.

      "Eh?" Adikara yang hendak mengambil handphone di tasnya terhenti saat ia melihat kertas lalu mengambilnya dan membaca tulisan yang ada di kertas itu.

      Seketika itu, Adikara tertawa kecil dan memasukkan kertas itu ke dalam tasnya.

      "Apa itu?" Tanya Alfian.

Who is Mr. X?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang