Charlos

442 55 2
                                    

Author's POV

Wendy baru saja menyelesaikan makan siangnya ketika ponselnya berdering dan menampilkan nama "Irene" di layar.

"Hai, Ren," sapa Wendy.

"Wendy, kau kemana saja, sih? Kenapa tidak masuk hari ini?" tanya Irene.

"Sorry, Rene. Aku ada acara," jawab Wendy.

"Kau harusnya memberitahuku sebelumnya!" sungut Irene.

"Hehe, sorry, Rene. Acaranya mendadak," ucap Wendy.

"Acara apa, sih?" tanya Irene.

"Bukan apa-apa, Dad baru saja pulang. Kami hanya ingin merayakannya saja," bohong Wendy.

"Ehm, Wen. Kita lanjutkan nanti, ya. Aku harus kursus," ucap Irene sebelum mematikan teleponnya.

"Kenapa langsung dimatikan?" heran Wendy.

Wendy tetap menatap ponselnya heran sampai seseorang membuka pintu kamarnya.

"Permisi, nona Wendy. Ada keluhan?" tanya suster Alexa.

"Tidak," jawab Wendy.

"Mau berjalan-jalan sebentar?" tawarnya.

"Boleh,"

Ketika Wendy berusaha bangun, pergerakan kakinya terhenti tiba-tiba dan membuatnya terjatuh.

"Astaga!" seru Alexa.

"Aw," rintih Wendy ketika melihat tangannya berdarah.

"Jangan banyak bergerak dulu, nona," peringat Alexa.

Dengan cepat Alexa mengambil obat merah, kapas dan plester di kotak P3K dan mengobati luka di tangan Wendy.

"Kau baik," ucap Wendy.

"Ini kewajiban saya, Nona," ucap Alexa sambil tersenyum.

"Kenapa kau ingin jadi suster?" tanya Wendy.

Pergerakan Alexa terhenti sejenak, "karena saya tidak bisa masuk kedokteran," jawabnya.

"Maaf," ucap Wendy.

"Tidak apa-apa, saya sudah biasa," tanggap Alexa.

Keheningan pun tercipta. Alexa fokus mengobati tangan Wendy, sedangkan Wendy sibuk dengan pikirannya.

**
"Biasanya, setiap hari jam empat sore banyak anak kecil bermain disini," kata Alexa ketika mereka melewati taman.

"Oh, pantas ada beberapa anak kecil disini," kata Wendy.

"Biasanya putra dokter Park sering kesini dan bermain bersama anak-anak," ucap Alexa.

"Dokter Park punya anak laki-laki?" tanya Wendy.

"Ya. Mungkin dia seumuran nona," jawab Wendy.

"Seperti apa orangnya?" tanya Wendy.

"Hm, Charlos itu dingin. Tapi sebenarnya dia asik dibuat berteman, dan sayang dengan anak kecil," jawab Alexa.

"Namanya Charlos?" tanya Wendy. Wendy merasa tidak asing.

"Iya, Charlos Park. Oh iya, dia juga sangat tampan," jawab Alexa.

"Kau menyukainya?" goda Wendy.

"Jangan sembarangan, Nona Wendy. Saya sembilan tahun lebih tua dengannya," tanggap Alexa.

"Hahaha, i'm kidding."

"Ah! Itu orangya!" tunjuk Alexa. Wendy mengikuti arah jari telunjuk Alexa yang ternyata tertuju pada lelaki jangkung dengan wajah dinginnya.

Tears -WenYeolWhere stories live. Discover now