MWBB - 1

11.4K 610 2
                                    

Bismillah semoga kalian suka...

-o0o-

Tokk..tokk..tokk

"Masuk."

Laki-laki yang duduk kursi kebanggaannya tetap terfokus pada laptop yang di depannya tanpa melhat siapa yang masuk kedalam ruangannya, karna tanpa dilihat pun dia dapat mengetahui siapa yang mengetuk dan akan masuk kedalam ruangannya.

"Bos ada yang ingin bertemu, apa saya boleh memberinya masuk?" tanya orang yang tadi mengetuk pintu nya dengan nada formal, tumben sekali.

"Siapa?" tanya orang yang di panggil bos tadi dengan dingin dan wajah yang masih setia menatap layar laptop yang ada didepannya dengan wajah yang datar.

"Kezia Gabriella, bos."

Laki-laki itu berhenti menggerakan tangannya yang tadi sibuk mengetik diatas keyboard dan mengangkat wajah datar nya menatap asisten pribadi nya itu dengan tatapan bingung. "Kenapa bos ngeliatin saya gitu banget? Ohh saya tahu bos pasti lagi mengagumi ketampanan saya kan?" ucap sekretaris nya dengan penuh percaya diri.

"Lebih baik kau seperti tadi, Aska Delvino Arion."

Aska mendengus kesal mendengar bos nya menyebut nama panjanganya dengan nada yang mengejek, memangnya dia seperti apa jika tidak berbicara dengan formal seperti tadi?

"Sudah lah diam, dan biarkan dia masuk," potong nya saat Aska ingin membuka suara membalas ucapannya. Dengan tangan yang masih sibuk membuka berkas-berkas penting yang harus ia tanda tangani dan memeriksa email yang masuk.

Pintu ruangannya kembali terbuka setelah Aska pergi dengan ribuan kejengkelan untuk bos nya itu. "Ada apa?" tanya nya tanpa melihat siapa tamu nya terlebih dahulu.

"Apa kau tidak bosan dengan tumpukan kertas-kertas itu?" tanya Kezia dengan nada bosan saat melihat di atas meja laki-laki itu banyak sekali berkas-berkas yang kian waktu kian bertambah.

"Tidak," jawab nya dengan nada yang masih sama dan pandangan yang tetap setia menatap kertas yang ada ditangannya.

Kezia mendengus sebal dan duduk di kursi yang tersedia disana. "Malam ini kau harus datang ke acara ulang tahun Papa," ucapnya sambil membuka majalah bisnis yang ada didalam ruangan itu.

"Apa itu harus?" Kezia menatap laki-laki yang juga sedang menatap nya itu dengan tajam. "Harus! Dan aku tidak mau tahu nanti malam jika kau tidak hadir dan lebih mementingkan pekerjaan mu itu, akan ku pasti kan perjodohanmu dengan Salsa di lanjutkan," ancam Kezia dengan tegas tak terbantahkan.

"Kau tahu kak, aku paling tidak suka dengan keramaian," ucap nya membalas ancaman Kezia.

Kezia masih setia menatapnya dengan tajam dan berdiri berjalan ke arah adik nya yang sangat dingin tak tersentuh itu. "Datang atau kau akan menikah dengan Salsa besok," Kezia menekankan semua kalimat yang keluar dari mulut nya.

"Baiklah."

Kezia bingung dengan adik nya ini, sangat sulit untuk di ajak ke keramaian sekalipun itu acara keluarga,laki-laki ini tetap saja harus dipaksa agar mau datang, jika tidak, jangan diharapkan batang hidung nya muncul di acara tersebut. "Come on Ali, sudah berapa banyak acara yang sudah kami lewatkan tanpa kehadiran dirimu," bujuk Kezia agar adik nya itu tidak terlihat terpaksa.

"Akan ku kosong kan jadwal untuk malam ini," ucap Ali dengan seiring tangannya menutup map yang tadi ia baca dan mantap kakak nya itu masih dengan wajah yang datar namun ada sedikit senyuman kecil.

Kakak perempuannya berjalan ke arah nya memeluk nya dengan sangat erat dan ia membalas pelukan kakak nya itu dengan erat pula. "Terima kasih," Ali hanya mengangguk dan dan melepaskan pelukan itu.

Marry With Big BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang