BAB 3

107K 4K 260
                                    

Alex menapakkan kedua kakinya pada Gedung Terminal Utama Bandar Udara Internasional Haneda Jepang dengan perasaan hati yang galau. Selepas mengambil bagasinya, dilihatnya sebuah mobil dengan lambang stiker keluarganya tampak tengah menunggu dirinya di luar area gedung yang masih bisa terjangkau oleh pandangan matanya yang terbatas.

“ Selamat Siang Tuan Alexander. Mau langsung pulang kerumah atau kita pergi berjalan-jalan dulu?” sapa Juro , salah satu supir tertua keluarga besar Yamada yang telah mengabdi kepada keluarganya puluhan tahun lamanya.

“ pulang!” seru Alex ketus dan mulai masuk kedalam mobil ketika Juro membukakan pintu. Juro hanya tersenyum mengerti melihat putra pertama dari majikannya tersebut yang sedang berada dalam keadaan tidak mood.

Sepanjang perjalanan menuju kerumahnya, pikiran Alex menerawang jauh mengingat pertemuan singkatnya dengan Andro di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Ia begitu mencemaskan keadaan Kate. Tapi Alex belum siap. Demi Tuhan Alex belum siap, ia masih terlalu pengecut untuk bisa menghadapi kenyataan serta menyanggupi permintaan itu…

“Andro.. apa yang sedang terjadi?” tanya Alex begitu tak percaya melihat Andro yang begitu lemah duduk di kursi roda. Sementara lawan bicaranya juga tak kalah kagetnya.

“ Hai Alex.. ah ini, ya seperti yang kau lihat! Aku memang sedang sakit” jawab Andro mencoba berusaha terlihat tenang meski matanya menampakkan kegugupan.

“ Apppaa, Kate mengetahui ini?” tanya Alex lagi

“ jangan sampai dia tahu” jawab Andro santai.

“ apa maksudmu? Hal sepenting ini tapi Kate tidak tau?” desis Alex tak percaya

“ itu akan melukainya. Dan aku tak akan sanggup melihatnya terluka”

“ Dan apa kau pikir dengan membohongi Kate akan membuat dia tidak terluka?”

“ dengar Alex, dengan penyakitku sekarang ini aku bisa mati kapan saja, dan aku tidak ingin Kate menatapku dengan kasihan di sisa-sisa umurku”

“ apa kau bilang? Kate jelas sangat mencintaimu, dan ini yang kau balas padanya”

“ kumohon Alex tenanglah.. aku bisa menjelaskannya..”

Kesadaran Alex kembali, ketika pintu mobil kembali terbuka dan tampak wajah Juro muncul di hadapannya seolah memberitahunya bahwa mereka telah sampai di Kediaman Keluarga Yamada. Alex segera turun dari mobil dan menatap rumah keluarga besarnya yang begitu luas, bergaya tradisional Jepang dengan pondasi-pondasi kayu yang menyanggah kuat rumah besar dengan tiga lantai tersebut. begitu juga halamannya rumahnya yang sebagian besarnya ditumbuhi oleh tanaman hias seperti bunga krisan dan anyelir merah membuatnya tampak asri.

Alex membuka pintu ruang utama, dan seperti yang sudah dapat ditebak olehnya. Keempat wanita paruh baya itu ada disana, menyambutnya dengan sukacita. Kumiko, Kuri, Kyoko dan Kirana.

“ putraku sangat tampan!” seru Kumiko, istri pertama ayahnya.

“ Alex kami sangat senang kau kembali” sapa Kuri, istri kedua ayahnya.

“ kau semakin mirip dengan Aiko, dia akan senang melihat kedatanganmu” Kyoko istri ketiga ayahnya tak mau kalah.

“ tolong jangan sebut namanya!” Alex memperingati namun tetap membalas pelukan ketiga ibunya dengan hangat. Tatkala langkahnya sampai didepan wanita paruh baya berwajah asli khas Indonesia yang masih tampak cantik di usianya yang tidak lagi muda. Ibu kandungnya, Kirana Agatha.

“ kami merindukanmu” ucapnya singkat memeluk Alex dengan mata berkaca-kaca.

Acara lepas rindu berlanjut dengan makan siang mewah di ruang tengah rumahnya. Para ibunya tak berhenti membicarakan tentang hal-hal yang terjadi di Jepang selama ia tidak ada. Terutama cerita tentang kedua adiknya, Alvaro Yamada dan Akira Yamada yang menurut mereka sangat playboy karena hobi berganti-ganti pacar setiap minggunya. Untuk hal yang satu itu sepertinya Alex tidak perlu diberitahu, kedua adiknya itu memang selalu menjadikan dirinya yang brengsek ini sebagai panutan. Jadi jika ingin melihat bagaimana kelakuan kedua adiknya, yang Alex perlu lakukan hanyalah bercermin.

The Past and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang