Pagi ini siyeon berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Hari ini adalah hari pertama siyeon menginjakkan kakinya di sekolah baru. Ya, dia baru pindah sekolah. Banyak yang siyeon harapkan dari kepindahannya ini, termasuk melupakan masa lalunya. Ekspektasinya tentang sekolah ini lumayan baik, ia harap kejadian dulu tidak terulang di sekolah barunya.
siyeon lumayan tertutup, tepatnya semenjak terlibat suatu kasus. Ia menjadi pendiam, menutup diri ke semua orang. Sahabat yang ditinggalkan pun tidak mengetahui alasan yang sebenarnya mengapa Aleysia pindah sekolah.
"Permisi," siyeon memasuki ruangan kepala sekolah untuk sekadar meminta berkas.
"Ya, silahkan masuk." siyeon memasuki ruangan tersebut, sempat melihat beberapa interior elegan dan beberapa lukisan mewah. Sekolah yang benar-benar elite menurutnya.
"Bu, saya anak pindahan yang kemarin. Saya ingin meminta berkas yang akan saya butuhkan untuk menjadi murid di sekolah ini, Bu" kata siyeon sopan. Ibu kepala sekolah tersebut mengangguk sekilas lalu mencari berkas Aleysia.
"Ini, kamu park siyeon 'kan? Berkas ini berisi peraturan sekolah, denah sekolah, dan lain sebagainya. Kamu ditempatkan di kelas 11-2, Saya harap kamu betah dan nyaman disini." siyeon mengangguk seraya berterima kasih lalu melenggang keluar ruangan.
siyeon cukup pintar dan ceria, tetapi sekarang tidak lagi. Ia memiliki prinsip baru di sekolah baru. Ia tidak ingin menjadi anak yang ceria dan mudah bergaul, ia tidak ingin menjadi dirinya di masa lalu, ia ingin membuat siyeon yang baru. siyeon harap cara ini akan membuatnya melupakan masa lalunya lebih cepat.
Setelah melihat denah sekolah dan menemukan kelasnya, siyeon memasuki kelasnya.
"Permisi," semua orang menghentikan aktivitasnya dan semua pandangan menuju ke siyeon yang berada di depan pintu.
"Oh, kamu anak baru itu? Saya Mr.Kim, mengajar biologi disini," siyeon mengangguk. "Silahkan masuk, perkenalkan diri kamu ya" bilang guru yang sedang mengajar tadi. Aleysia mengangguk dan tersenyum tipis.
"Hai, nama gue park siyeon kalian bisa panggil gue siyeon atau yeon juga gak apa-apa. Gue pindahan dari seoul, gue harap kalian bisa menerima gue dengan baik." siyeon mengakhiri perkenalannya dengan senyuman.
Setelah perkenalan dan dipersilahkan duduk di tempatnya, beberapa siswa terlihat berbisik-bisik menilai siyeon.
Dari yang siyeon dengar, 50% memberi penilaian negatif. Ini baru hari pertama, belum lagi hari kedua, ketiga, dan seterusnya. siyeon bisa tidak betah kalau begini."Hai," sapa perempuan di sebelah siyeon. siyeon tersenyum dan membalas sapaannya.
"Gue jeon Somi, panggil aja somi atau sayang juga boleh. Hehe bercanda doang kok gue," kata somi sambil tertawa. siyeon yang melihatnya ikut tertawa, sikap dan wajah blasteran somi sangat mirip dengan sahabatnya. siyeon takut gagal untuk melupakan masa lalunya.
"hai juga, som," siyeon tersenyum akrab.
"Boleh kenalan gak?" tanya salah satu siswa laki-laki di kelas itu. siyeon menoleh lalu mengangguk. Hari ini ia baru berbicara saat perkenalan dan saat bersama somi, selebihnya hanya mengangguk dan tersenyum. siyeon tetap teguh dengan prinsipnya untuk mengubah dirinya menjadi siyeon yang baru.
Seseorang yang pendiam dan cenderung tertutup kadang menyimpan luka yang banyak. Sama halnya seperti siyeon yang menyimpan banyak kenangan masa lalu yang belum terselesaikan. siyeon rasa dengan berubahnya dia, tidak merugikan orang lain. siyeon bukan tidak mau berteman, hanya saja lebih selektif.
Dulunya orang-orang sekitar siyeon selalu menilai orang lain, baik dari segi penampilan, cara bicara, dan sebagainya. ya, you know seoul.
Begini saja, saat menikmati sebuah minuman, apa yang kalian perhatikan? Gelas atau isinya? Jika gelas terbuat dari emas namun isinya hanya cuka, apa masih mau di minum?
Begitulah pandangan manusia terhadap manusia lainnya. Hanya memandang fisik namun tak melihat jauh kedalam.
Jika ditanya untuk memilih, lebih baik kupilih kulit labu tua tapi berisi es kelapa muda drpd gelas emas berisi cuka."Hoi, ngelamunin apaan sih? Gue mau kenalan loh." lelaki itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah siyeon. siyeon yang tersadar akan lamunannya segera menjawab pertanyaan lelaki itu.
"Eh, nggak ada, boleh kok kenalan sama gue," jawab siyeon gelagapan. Lelaki itu menyunggingkan senyum.
"Kenalin nama gue jaemin, cogan kelas 11-2 hehe."
...
Hari ini dipenuhi senyum, siyeon hanya tersenyum, tersenyum, dan terus tersenyum. siyein senang ternyata teman-teman barunya menyambut kedatangannya dengan senang hati. Sampai saat ini, tidak ada komentar negatif setelah mereka kenalan sama siyeon. siyeon isn't that bad.
"yeon, kantin kuy laper gue," kata somi sambil memasukkan buku pelajaran ke dalam tasnya. Waktu keluar main sudah tiba, para murid terlebih dulu berhamburan keluar kelas.
"Yuk, abis makan ajakin gue keliling sekolah ya? Boleh gak?"tanya siyeon memastikan. Dijawab anggukan semangat oleh somi.
Mereka berjalan ke kantin lalu memesan makanan.
"Woi, lo anak baru ya?"tanya perempuan di belakang siyeon. siyeon tersenyum lalu mengangguk. Lalu perempuan itu melihat ke name tag siyeon sekilas dan pergi.
"Itu eunbin, dia lagi ngincer cowo angkatan kita yang super ganteng. Kalo ada yang deket sama orang yang diia suka, dia tampol tuh orang." kata somi yang tampaknya membaca pikiran siyeon. Bibir siyeon membentuk huruf O lalu menyantap makanannya.
Sehabis makan mereka keliling sekolah, somi seakan-akan menjadi tour guidenya siyeon. Ia menjelaskan seluk beluk sekolah sampai ke tempat yang sepertinya akan menjadi favorit bagi siyeon. Rooftop. siyeon suka berada di rooftop atau tempat yang lumayan sepi. siyeon lebih menyukai kesepian daripada keramaian, percuma jika kita berada di keramaian tapi tetap merasa sepi. Lebih baik di tempat sepi sekalian.
siyeon adalah penggemar berat hujan, bahkan sering dibilang pemuja hujan. Alasannya cukup basi, karena jika hujan mendera ia mendapat ketenangan dan kalau menangis pun air matanya tidak terlihat. Kalau di rooftop dia bisa melihat hujan dengan sangat jelas, bahkan merasakannya. Walaupun nantinya dia jatuh sakit, tetapi dia sudah merasakan ketenangan yang diberikan oleh hujan.
siyeon sangat bersyukur karena dia adalah pluviophile.
...
i need your vomments.

KAMU SEDANG MEMBACA
pluviophile | lee jeno
FanfictionGue suka hujan, karena kalau lagi hujan pikiran gua tenang, kalau gue nangis juga nggak keliatan. Alasan yang basi emang, tapi cukup berarti. - park siyeon.