4. Arah yang tidak tau kemana

37 9 1
                                    

"Assalammualaikum" sapa David waktu masuk ke dalam rumah "heh abis dari mana aja lo?" Tanya bunda yang membuat David kesal "macet bun" jawab David "oh macet tumben pulang, Biasanya juga lo nginep di rumah temen lo" kata bunda dengan sinis dan sambil berjalan ke arah David "jadi bunda gak bolehin gue pulang oke gue bakal pergi lagi" jawab David yang kelihatan kesal. Memang bunda David itu kalau ngomong pake 'lo gue'.

David
Prak... Satu tamparan mendarat di pipi gue "lo dah berani kurang ajar ya sama bunda" kata bunda yang kelihatan sedang marah "buat onar apa lagi lo di sekolah?" Tanya bunda dengan membentak anak di depannya yang sedang mengelus pipinya yang sakit akibat tamparan, dengan tidak merespon apa apa gue langsung pergi ke kamar gue dan meninggalkan bunda sendirian "DAVID HEH JAWAB BUNDA DULU DAVID!!!" Bentak bunda yang berusaha meneriak kan gue agar gue kembali ke posisi gue tadi.

Brak...
Suara pintu yang kelihatannya ditutup dengan sangat kasar. Seseorang yang sangat lelah, berantakan, kesal itu sudah memasuki ruang kamar nya dan melempar tas sekolah nya yang ia bawa seharian, lalu merebahkan tubuh nya dikasur.

David
Serasa ada yang mencekik leher gue sehingga ingin sekali rasanya menangis tapi tidak bisa, sungguh berat sekali hidup gue. Itu yang terlintas di pikiran gue hari ini, walaupun gue berkecukupan tapi semua ini rasanya berat.
Kring...kring..kring..
Suara ponsel yang mengagetkan gue dari lamunan. "Eh lo dimana dav?" Tanya orang yang ada di seberang sana "gue di rumah aja ni chik" jawab gue "o sini kumpul, kita lagi ada di cafe gue" kata Chiko yang mengajak gue "oke gue kesana" jawab gue "gue tunggu" jawab Chiko, perbincangan kita berakhir di sini dan gue segera berganti pakaian, simple aja cuma pake celana jeans, kaos, bomber army, sama kalung dan bersegera untuk turun. "Eh lo mau kemana?" Tanya bunda yang menghentikan langkah gue menuju pintu "bukan urusan bunda" jawab gue sambil berjalan menuju keluar rumah, "den David hati hati ya jangan ngebut ngebut" kata bi Jumi "ya makasih bi".
~•••~
David mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi saat ini pikirannya sedang kacau akibat bunda nya. Gak lama kemudian motor David berhenti di salah satu cafe milik teman nya itu yang cukup terkenal di Jakarta.

David
"Eh bro akhirnya lo sampe juga" kata Rio yang menepuk pundak gue "dari mana aja lo kok muka lo kusut begini" sahut Rafa "biasa ada masalah sama nyokap" jawab gue sambil mengambil posisi duduk yang senyaman mungkin "mau pesen apa lo?" Tanya chiko ke gue "gue pesen kopi aja" jawab gue "ok" jawab Chiko. Setelah berbincang bincang lama, karena ini sudah pukul 11 malam gue putusin buat pulang "eh Raf gue hari ini nginep di rumah lo ya, kalau gue tidur di rumah ni kuping gue bisa panas di omelin nyokap terus" kata gue ke Rafa "o boleh boleh kebetulan nyokap bokap gue lagi ke luar negeri" jawab Rafa. "Eh hati hati ya bro" kata Rasya kepada kita semua yang sedang bersiap untuk pulang, saat sudah di lahan parkir "ya lo juga" jawab Chiko.
~•••~
"Eh lo ada masalah apa lagi sama nyokap lo?" Tanya Rafa saat sudah sampai di rumah nya "itu lo gue tu tadi baru sampe rumah eh malah di omel omelin" jawab David kesal "o sabar aja ya bro, hidup penuh cobaan" kata Rafa yang berusaha menenangkan sahabat nya.

David
"Eh makasih ya Raf udah mau nampung gue semaleman" kata gue sehabis bangun tidur "santai aja, lo udah gue anggep saudara sendiri, eh btw abis ini lo kemana?" Tanya Rafa sambil tersenyum "gue mau pulang mau ganti baju sekolah, ketemu di sekolah ya nanti" jawab gue "ya hati hati ya bro di jalan" kata Rafa sambil berjalan menuju ke luar rumah "ya makasih" jawab gue sambil naik ke atas motor.
"Assalammualaikum" sapa gue saat memasuki rumah "waalaikumsalam" jawab bi Jumi "bunda mana bi?" Tanya gue ke bi Jumi "o bunda udah ke kantor den David" jawab bi Jumi sambil menyapu lantai "hah sepagi ini?" Tanya gue kaget, btw ini masih jam 4 subuh dan bunda udah ke kantor "iya den, semaleman tu bunda nge khawatirin den David gara gara gak pulang pulang sampe sampe gak tidur nungguin den David" kata bi Jumi "hahah tumben bunda khawatirin gue biasa nya juga bi Jumi yang lebih khawatir sama gue" jawab gue sambil ketawa padahal gak ada yang lucu sih sebenernya, memang dirumah biasanya yang lebih perhatian ke gue itu bi Jumi.
~•••~
David segera bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. "Den sarapan dulu sebelum ke sekolah udah bibi siapin" kata bi Jumi yang menghentikan langkah ku untuk menuju ke garasi "o iya bi makasih" jawab gue, karena gue gak enak hati sama bibi akhirnya gue sarapan tapi biasanya gue gak pernah sarapan. "Hati hati den" kata bibi yang kelihatan dari kaca sepion melambaikan tangan.

'why mom never showed her affection to me but on the other hand he was also worried about me'

GEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang