Prolog

40 5 2
                                    

Pernahkan kalian membaca suatu cerita tentang sebuah pertemuan yang membawa ke arah percintaan? Mungkin kisah ini nantinya begitu. Sudah terlalu mainstream mungkin.

Jika kisah cinta yang pada akhirnya tumbuh itu terbalaskan, pertemuan itu sempurna bukan? Tapi sayang, kisah ini mungkin tidak seperti itu. Dari awal aku sudah mengira jika perasaan ini hanya sepihak. Hanya aku saja. Tanpa dia. Begitulah pemikiranku. Tapi yang perlu diperjelas, itu hanya dari sudut pandangku

Sebelumnya, perkenalkan, Aku Azzahra Nabilla Fathya. Cewek pendiam yang lebih dikenal sebagai antisosial. Kurang lebih orang-orang mengenal aku begitu. Padahal, aku bukan seorang antisosial. Hanya saja aku terlalu malas untuk memulai sosialisasi lebih dulu (dalam artian, mengajak berkenalan seseorang lebih dulu). Namun, faktanya aku juga mempunyai teman. Mereka adalah teman yang selalu setia. Selalu bisa aku andalkan dalam hal apapun. Mereka aneh sih sebenarnya. Tapi aku nyaman. Jadi, ya udah lah ya. Hanya mereka lah teman yang paling dekat denganku. Kalau yang lain sih,  hanya sebatas kenal aja. Nggak lebih.

Selama ini aku sudah terlalu nyaman dengan hidupku. Hidup yang menurutku sudah sempurna dan begitu baik. Namun, zona nyaman dalam hidupku itu harus terhenti ketika pertengahan kelas sebelas. Di mana pada saat itu ada hal yang mengharuskan aku bertemu dengan seorang cowok yang kehidupannya tidak ku mengerti sama sekali.

Awalnya aku ragu. Tapi, tanpa aku sadari, dengan gigihnya aku menjalankan hal itu. Melawan sikapnya yang sangat tidak sesuai aturan.

Hingga suatu hari, ketika semuanya telah berubah. Perubahan yang begitu cepat menurutku. Tidak hanya aku yang merasa perubahan itu, tapi ia juga. Tanpa kami ketahui apa yang sebenarnya terjadi hingga kami seperti ini.

Dan inilah sebuah cerita tentang aku dan segala alasan yang mengiringi kejadian-kejadian dalam hidupku.

Der GrundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang