Warning
Lebih sedikit arugumen di pt.1
So jgn boring ya baca pengiring deskripsinya, krn dari situ kalian akan tau ceritanya bukan di argumen
---18.30 pm
"Sekian kelas untuk hari ini, saya akhiri, terima kasih," ucap dosen yang ingin pergi keluar kelas.
Para mahasiswa dan mahasiswi satu persatu keluar dari ruangan kelas sehingga menyisakan seorang wanita berambut pirang yang sedang terlelap diambang mimpinya.
"drtt.. drrt.." bahkan suara teleponnya ia abaikan begitu saja sampai muncullah sesosok wanita di depannya.
"Ra.. Ira.. Bangun eh woi.." ucap sahabatnya bernama Lena yang menatapnya perihatin.
Masih nyenyak dalam tidurnya akhirnya Lena putus asa untuk membangunkannya dan meninggalkan selembar surat di mejanya.
_____20.18 pm
Merasa sudah puas untuk tidur akhirnya ia terbangun dari dunia mimpinya dan mengucek-ucek matanya, ia langsung membereskan mejanya yang penuh dengan buku pelajaran.
Terburu-buru entah kenapa langsung Ira mengikat ulang rambutnya asal dan membereskan mejanya sehingga membuat ia tak sadar ada selembar kertas yang ditinggalkan Lena dan pergi begitu saja.
Kampus sudah sepi karena usainya kelas terakhir yang Ira hadiri.
Berjalan santai di koridor membuatnya tidak terlalu lelah lalu berjalan ke arah halte bus yang didapati beberapa orang sedang menunggu bus.Kebiasaan buruknya ia malah seenaknya tertidur saat menunggu bus, akhirnya ketinggalan lah ia jadwal bus terakhir untuk pulang.
Beberapa menit kemudian ia terbangun lalu melihat sekitar, muncullah pertanyaan di otaknya "Sepi sekali?"
Dari pertanyaan itu membuat dirinya melihat jam ditangannya dan terdapatnya sudah jam 22.13 pm.
"ahhh.. Gimana ini.. Udh malem banget gw pulang naik apa astagaa.." ucapnya frustasi, salah satunya wanita ini harus jalan kaki ke tempat yg lebih ramai dan memesan ojek online karena saat ini jalanan benar benar kosong dan kalau ada yang lewat pun itu hanya mobil mobil saja dan bukan transportasi umum.
_____22.24 pm
Ira berjalan di tengah malam dengan udara yg cukup dingin tanpa mengenakan jaketnya. Tiba-tiba saja lampu bersinar terang di depannya sehingga membuatnya kesilauan, mendekatnya lampu ternyata sebuah mobil hitam melaju cepat ke arahnya. Pandangan Ira menjadi buyar dan kakinya terasa beku untuk dipakai menghindar. Badannya gemetar sehingga tidak kuat untuk berdiri akhirnya ia terjatuh di aspal jalan. Tidak tau harus apalagi ia pasrah dengan ketakutan yang menyelimuti dirinya. Ira sangat syok dan cahaya yang memasuki matanya mulai terlihat gelap bahkan sampai menjadi gelap hingga tak sadarkan diri.
Terlelap dengan mengalirnya obat ditubuhnya menggunakan perantara selang dengan jarum yang ditusuk di pungung tangannya. Bayang banyang kecelakaan masih terlintas dihalu dalam tidurnya, setelah semalaman Ira dikabarkan dengan dokter bahwa kondisinya sudah membaik tapi trauma itu kembali muncul saat ia mengingat kecelakaan semalam dan 4 tahun yang lalu.
"Ceklek," terbukanya pintu ruang rawat inap dan masuklah sesosok pria tampan bersurai coklat dgn langkah yg sangat pelan.
Karena masih terlelap, Ira tak sadarkan diri bahwa pria yang masuk tadi pun mulai angkat bicara.
"Merepotkan" gumam Dimas pelan yang sedari tadi menatap Ira.Sadar bahwa telinganya menerima jaringan suara, Ira pun terbangun. Walaupun pandangannya masih buram saat mengedipkan matanya berkali kali, ia sadar bahwa sosok yang berdiri di samping ranjangnya adalah pria.
"Anda siapa ya? Knp di ruang inap saya?" beberapa pertanyaan Ira lontarkan karena ia tidak mengenal sosok asing dihadapannya.
"Mba nya udh sadar toh, ywdh saya pamit, permisi.." ucap Dimas datar merasa pasti bahwa Ira sudah siuman berarti kondisinya sudah membaik dan Dimas tidak perlu khawatir akan wanita ini yg hampir ia tabrak.Tetapi satu pemikiran yang sedari tadi mengusik otak Dimas. Entah mengapa saat mobilnya berhenti dan dirinya turun melihat kondisi orang yang hampir tertabrak olehnya alias Ira. Ia bingung dengan wanita itu, mengapa Ira terlihat sangat ketakutan dan badannya bergetar sangat kuat sehingga terlihat seperti kejang kejang. Ira juga mengatakan "To.. Toolong.. Jangan seperti ini.. Jangan tinggalkan aku.. Tolong.. Tolong.. Kembalilah.. Kumohon," sambil memegang tangan Dimas dengan sangat kuat.
Dimas sangat bingung dan takut sesuatu terjadi pada wanita ini, dan akhirnya ia pontang panting membawanya ke rumah sakit karena takut terjadi apa apa dan ia menjadi tersangka utama penyebabnya kalau sampai terjadi sesuatu pada Ira.
_____2 hari kemudian
"Nak, mama udh pesen taksi online mama gk bisa nganter kamu ke apartemen dulu ya soalnya di rumah ada beberapa pelanggan yg pengen ngambil bunga, kamu tenang aja di apartemen ada tante Laras," ucap Nia yaitu mamanya Ira.
"Iya mah," Ira menjawabnya seakan nurut dengan mamanya."Tuh dia," ucap Nia yang sudah menunggu beberapa menit. Ira dibantu mamanya untuk berdiri dari kursi roda karena ada cedera kecil di kakinya. Setelah itu taksi tersebut berjalan menuju apartemen nya Ira.
Mulai melihat bayangan Laras sedang menunggu Ira di lobby apartemen bertanda bahwa taksi itu sudah sampai tujuan.
"Aduh aduh Raa.. Kamu ini kenapa lagi coba.. Hati hati makanya.." ucap tante Laras yaitu adiknya Nia sambil membantu Ira turun dari taksi."Tan.." panggil Ira.
"Iya Ra," jawab Laras.
"Tante tau sesuatu gak tentang kecelakaan 4 tahun yang lalu?" tanya Ira sangat penasaran.
"Duh tante gak tau apa apa nih, maaf ya Ra, tapi tante ngasih tau aja mending kamu lupain aja yaa.. Yang lalu biarlah berlalu dan kamu harus fokus sama kuliah kamu aja," jawab Laras yang terlihat kebingunan akan memjawabnya.
"hmm," balas Ira mengiyakan.Sesampainya di unit apartemen nomor 18 "Ra kamu istirahat aja dulu, biar tante yg beresin ini semua sama tante masakin makan siang buat kamu," ucap laras sambil menunjuk tas bawaan dari rumah sakit berisi baju baju kotor Ira yg selama ia pakai disana dan menuntun Meira ke kamarnya. Well apartemen nya gk terlalu gede juga, tapi penataan posisi ruangan antara 2 kamar, kamar mandi, dapur, dan ruang tengah pun benar benar luwes untuk ukuran studio yg gak kecil kecil banget.
Ira hanya menatap langit langit atap di atas kasurnya. Ia mengingat ingat kejadian 4 tahun yang lalu, "bagaimana bisa terjadi?"
Bayang bayang saat kecelakaan mulai terlintas dipikirannya membuat kepala Ira sangat pusing hingga ia memijat mijat bagian kepala.
Yang ia ingat hanya 'lampu bersinar sangat terang membuatnya hilang fokus untuk berjalan dan mendekatnya sinar lampu tersebut, dan.. hanya gelap yang ia rasakan' tidak tau apa yang terjadi lagi setelah kecelakaan itu.Dan ya, ia hanya ingat dimana ia terbangun dengan mata yang mengedip ngedip karena pandangannya masih buram.
Seorang suster yang mencari dokter, "dok... Pasien ini sudah siuman.."
Diperiksa dirinya, lalu Nia datang melewati pintu ruang inap dan langsung berada di sampingnya dan berkata, "semua akan baik baik saja Ra.."Drrttt.. drrttt..
"Halo," sapa Ira datar. "Eh Ira lo gak papa kan.. Aduh gw takut banget tau gak sih," sahabatnya yang menelpon langsung mengekuarkan banyak suara.
"iya iya gpp elah, eh lo kemana aja gak jenguk gw," tanya Ira.
"Lo gak baca surat gw Ra?"
"Surat apalagi coba?" Ira tanya balik.
"Kemaren lo tidur trus gw tingglin surat di atas meja lo, lo gak inget, lo gak baca?" jelas Lena.Setelah mengingat ingat dan ternyata benar bahwa ia melihat ada lipatan kertas di atas mejanya.
"Oh ya gw inget, kirain gw itu kertas bekas belajar gw jadi gw tinggal hehehe,""Ish elo gimana sih, nih gw kasih tau, itu kertas isinya gw ingetin lo besok lo bakal kencan buta! Gw udh siapin semua nya eh malemnya lo malah kecelakaan, terus besok nya gw jelasin kebatalan kencan buta lo..." jelas Lena.
"Ngapain gw kencan buta heloh?? Gw bisa cari sendiri sih.." jawab Ira tak mau kalah.
"Abisnya lo gak laku laku sihh hahahaha," tertawa habis sang sahabatnya.
"Apasi lohhh," ucap Ira yang masih mendengar suara tawa di seberang.Hari hari itu terlewatkan begitu saja dengan kejadian yang tidak terduga.
Apa yang akan Ira lakukan selanjutnya?⊱⋅ ─── To Be Continue ─── ⋅⊰
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma Reveals
Teen FictionApa yang terjadi 2 tahun yang lalu? Kenapa bisa terjadi? Wanita ini mengalami trauma berat, ia berusaha melupakannya. Sampai kejadian beberapa hari yang lalu mengingatkannya pada trauma itu, trauma yang ia lupakan hingga membuat dirinya penasaran ap...