Rangga bingung.
Tak habis pikir bagaimana dia bisa melabuhkan hati pada seorang Dilan. Anak Adam yang bahkan setengah tahun lalu masih dihindari serupa pembawa penyakit kulit menular.
Lelaki yang berbeda dengannya. Seratus delapan puluh derajat bagai bumi-langit.
Dilan itu sembrono. Seenaknya. Perayu ulung. Biang masalah. Preman sekolah. Segala hal berkonotasi negatif menempel dengan mantap di punggungnya.Rangga sendiri?
Dia hanya lelaki biasa bermulut tajam dengan pemikiran rumit yang memilih bercinta dengan ratusan sastra daripada bergaul dengan manusia lain.
Singkat kata, Rangga dan Dilan adalah dua entitas yang berbeda jauh. Ibarat dua sisi koin. Hitam putih. Bulan matahari. Yin dan yang.
"Saya tak habis pikir, kenapa mau-maunya saya jatuh sama kamu," jeda "padahal menangkap saya saja belum tentu kamu lakukan." Rangga bergumam suatu hari. Bola mata gelapnya masih sibuk menyusuri baris demi baris syair pujangga lama yang bahkan tidak masuk dalam otaknya.
Telapak tangan naik mengusap dahi. Getir tersirat pada sorot tajam iris gelap.
Pandangan dilayangkan ke luar jendela. Dan Dilan di sana. Dalam balutan jeans biru dan tertawa lepas bersama kawan satu geng.
Dada Rangga terasa nyeri.
Dasar sialan.
"Segala sesuatu tentang kamu ternyata memang berat."
Sudah cukup sulit baginya mencintai perempuan. Dan sekarang? Dunia pasti akan mencemooh. Menguliti dan membakarnya jika mereka tahu pada siapa Rangga melabuhkan perasaan rendahnya ini.
"Kalau dirimu gelas, ingin sekali saya pecahkan biar ramai."
Prequel Dua Adam. Prompt dikasih oleh siroyasa. Maafkan kalo ada salah2 kata dan kalo kalian ga berkenan dengan pair ini :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua
FanfictionKumpulan cerita pendek yang berotasi pada Dilan dan Rangga. Randilan.