Bintang pada malam hari ini tertutupi oleh awan mendung. Angin bertiup dengan kencang. Rintik-rintik air pun ikut turun yang menandakan akan turunnya hujan.
Tess... Tess... Tess...
Tak berselang lama hujan turun membasahi bumi. Terdengar suara tangis seorang cewek di sudut emperan toko yang berada di pinggir jalan. Entah apa yang telah membuatnya menangis, suara tangis itu teredam oleh derasnya hujan. Meskipun air hujan yang sedikit diterpa angin mengenai dirinya, cewek itu seakan tak peduli.
Tak berselang lama, sebuah sepeda fixie berhenti di depan emperan toko tersebut. Terlihat seorang cowok yang turun dari sepeda fixie, ia mendudukkan badannya di kursi emperan toko, tepat di sebelah cewek yang menangis itu. Mungkin cowok itu berniat berteduh.
Karena mendengar suara tangis, cowok yang memakai jaket berwarna abu-abu tersebut menolehkan kepalanya ke sebelah. Awalnya ia tidak perduli, tetapi suara tangis cewek disebelahnya semakin kencang.
"Maaf mbak, kenapa nangis? Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya cowok berjaket abu-abu itu.
Tetapi bukannya menjawab, si cewek tersebut semakin mengencangkan suara tangisannnya. Membuat cowok berjaket abu-abu tersebut menjadi panik dan bingung. "Jangan-jangan ini cewek bukan orang lagi. Hiiiiii kok jadi merinding sih gue, tapi biasanya mbak Kunti kan pakai baju putih, lah ini bajunya biru. Mending gue diem aja lah." Gumamnya pelan.
Beberapa menit kemudian, cewek berbaju biru tersebut berhenti dari tangisnya. Sontak saja membuat cowok berjaket abu-abu menolehkan kepalanya, lagi.
"Akhirnya selesai juga nangisnya mbak, oh ya perkenalkan nama saya Yaksha. Kalau boleh tau kenapa tadi nangis?" Perkenalan dan pertanyaan Yaksha hanya di anggap angin.
Cewek berbaju biru tersebut berlari menerobos derasnya hujan, tak menghiraukan panggilan Yaksha. Yaksha yang melihatnya hanya menggelangkan kepala. Dirasa hujan cukup reda, ia berdiri meninggalkan tempat berteduhnya. Ia terkejut melihat dompet berwarna biru tergeletak di kursi tempat duduk cewek tadi. Segera Yaksha mengambil dompet biru itu dan melihat isinya, bukan bermaksud lancang. Hanya saja ia ingin tau identitas si pemilik dompet biru tersebut. Terdapat sebuah kartu pelajar yang dia kenali gambar logo sekolahnya.
"Wow anak SMA Taruna ternyata. Kok gue gak pernah lihat tuh anak yah, rada' aneh juga sih dianya." Gumam Yaksha.
Yaksha pun membaca nama dari pemilik kartu pelajar tersebut.
"Gisha Angelita Coriere." Bacanya pelan.
"Sampai ketemu besok, Gisha." Ucapnya dengan senyum tipis.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Prince
Teen FictionMungkin, Yaksha memang memiliki banyak kekurangan. Tetapi, bukankah tidak ada manusia yang sempurna? pasti memiliki kekurangan sekecil apapun itu. Bagi Gisha, Yaksha adalah seseorang yang mampu memberikan sebuah sisi lain dalam hidupnya. Yaksha mamp...